Bab 26. Cinta Terpendam

1091 Kata
“Aku gak mengerti kenapa kamu tiba-tiba bicara seperti itu, Grizelle. Apa kamu meragukan kalau Jayden bisa menjadi penerusku?” ujar Anthony bertanya dengan kening mengernyit keheranan. Grizella langsung gugup serta salah tingkah. Sepertinya ia terlalu terburu-buru sampai bicara keceplosan. “B-Bukan, Qin. Maksudku ... ah, aku gak mau kamu jadi memanjakan Jayden.” Anthony mendengus pelan lalu menggelengkan kepalanya. “Jayden itu belum genap satu tahun. Dia masih merangkak dan sedang belajar berjalan. Apa aku harus melatih dia sekecil itu?” sahut Anthony dengan nada menyindir. “Bukan itu maksudku. Ah, uda gak usah dipikirin yang aku katakan. Aku cuma gak mau kamu jadi berat sebelah. Linda kan juga mau dimanja sama kamu.” Grizelle kembali berkilah. Anthony menggelengkan kepalanya mendengar alasan yang dikemukakan oleh Grizelle. Entah apa yang membuat istri pertamanya itu jadi berpikiran sesingkat itu. “Gak mungkin aku hanya menyayangi Jayden. Belinda juga anakku. Jayden itu masih balita. Pantas jika dia mendapatkan perhatian lebih.” Anthony kembali berbalik menatap Tantria dan Jayden yang masih bermain di taman. Ia menarik napas panjang dan tidak lagi tersenyum seperti sebelumnya. “Qin, jangan marah. Aku hanya berpendapat saja. Lagi pula, aku sudah berpikir tentang Tantria juga.” “Yang mana?” “Tantria kan sudah melahirkan. Jadi tujuan kita juga sudah tercapai. Anaknya laki-laki dan akan menjadi penerus kamu di Golden Dragon. Apa gak sebaiknya kamu mulai berpikir untuk melepaskan dia?” Kening Anthony kembali mengernyit saat menoleh pada Grizelle. Kali ini Grizelle benar-benar bertingkah aneh. Tidak cukup ia mengatakan hal aneh soal Jayden, kini juga tentang Tantria. “Apa maksud kamu ingin aku menceraikan Tantria? Lalu siapa yang akan mengurus dan menjaga Jayden?” Anthony mulai meninggikan suaranya. “Aku bisa melakukannya ....” “Tantria itu Ibu kandung Jayden. Sudah pasti harus dia yang menjaga anaknya. Lagi pula ga ada perjanjian di antara kita berdua soal itu!” Anthony mulai kesal. “Memang sih. Tapi kan gak ada salahnya dipertimbangkan. Qin, tugas Tantria adalah melahirkan anak dan dia sudah melakukannya.” “Kamu adalah seorang Ibu, Grizelle. Apa kamu tega memisahkan anak dari ibunya? Gak mungkin aku melakukan itu. Kalau aku hanya ingin seorang anak, untuk apa aku sampai menikahi? Tinggal tidur saja sama gundik, sudah? Bereskan?” sindir Anthony membungkam Grizelle. Grizelle hanya bisa terdiam dan tidak bicara. Kali ini dia memang kalah argumen dan itu juga membuat Anthony kesal. “Kenapa kamu bisa berpikir seperti ini? Siapa yang mempengaruhi kamu?” selidik Anthony mulai curiga. “Gak ada. Aku hanya ingin kamu berlaku adil pada pernikahan kita dan Belinda. Belinda gak mungkin menjadi penerus kamu karena dia adalah perempuan. Tapi bukan berarti kamu akan membiarkan Jayden tumbuh menjadi anak manja karena dia dekat dengan Ibunya dan juga menjadi anak kesayangan kamu. Aku gak mau melihat hal itu di masa depan,” ungkap Grizelle menggambarkan kegelisahannya. Anthony yang masih menatap tajam lalu mengangguk perlahan. Sekilas, ia menoleh ke arah taman luar lalu menatap Grizelle lagi. “Jika kamu takut aku tidak bisa berlaku adil, kamu bisa lihat seperti apa sikapku pada Tantria. Aku gak pernah mengobrol sama dia. Bahkan saat dia melahirkan pun, aku gak masuk ke dalam kamarnya. Apa itu belum cukup?” Giliran Grizelle yang terdiam. Keduanya saling menatap tajam satu sama lain. Akan tetapi, Anthony tidak memilih memperpanjang masalah. Ia mendekat lalu memeluk Grizelle agar ia tenang dan tidak lagi berpikiran buruk. “Jangan sering berpikiran jelek. Gak baik bagi tubuh kita. Sebaiknya kamu singkirkan jauh-jauh prasangka di pikiran kamu. Aku gak seperti yang kamu pikirkan Grizelle,” ujar Anthony lembut dengan suara beratnya lalu menunduk dan mengecup ujung kepala Grizelle. Grizelle ikut melingkarkan kedua lengannya di pinggang Anthony dan tersenyum didekap prianya. Dari arah taman, Tantria menoleh ke arah pintu kaca yang memisahkannya dengan bagian dalam rumah. Tantria bisa menyaksikan kala Anthony sedang mendekap mesra Grizelle lalu mengecup bagian atas kepalanya. “Mama ....” Jayden menyebut lalu memberikan kelopak bunga bugenville untuk Tantria. Tantria tersenyum lembut dan mencium jemari Jayden yang sedang menggenggam bunga lalu menerimanya. “Terima kasih, Sayang. Kemari, Nak.” Tantria membawa Jayden ke pangkuannya sambil terus mengajarinya mengenal lingkungan sekitar. Ia berusaha tidak melihat dan mengingat adegan mesra yang baru saja ia saksikan. Apa itu cinta? Rasanya hanya menyakitkan. Keesokan harinya, Anthony berlatih Wing Chun dj sasana khusus di belakang rumahnya. Golden Dragon juga terkenal sebagai salah satu tempat yang ikut melestarikan sekaligus menyebarkan ilmu bela diri asal Tiongkok tersebut. Hari ini, dirinya dan Hendri berlatih menjadi sparing partner. Dengan peluh dan tidak mengenakan atasan, Anthony terlihat garang dan kuat. Tato naganya membuat dirinya begitu digdaya di mata seluruh anggota Golden Dragon. Hendri yang merupakan mantan karateka bisa mengimbangi Anthony dengan sangat baik. Ia berhasil merepotkan bosnya tersebut sampai akhirnya Anthony bisa mengunci dan membantingnya di matras. “Bos Lin pemenang!” ucap anggota yang bertugas menjadi wasit. “Ayo, Hen! Jangan lembek!” Anthony kembali memasang kuda-kuda untuk melawan Hendri. Pintu masuk terbuka dan beberapa pelayan masuk. Mereka akan menyajikan makanan dan minuman bagi para anggota yang sedang berlatih termasuk untuk Anthony. Tantria adalah salah satunya yang masuk karena ia mulai diberikan tanggung jawab mengurus dapur bersama Halim. Dengan langkah polos tanpa dosa, Tantria masuk lalu tersenyum pada semua orang. Saat ia melihat Anthony keluar dari matras latihan, langkah Tantria sontak berhenti. “Taruh saja di sana!” perintah Anthony dingin tanpa senyuman. Tantria yang merona hebat langsung mengangguk cepat. Buru-buru ia meletakkan nampan minuman tersebut di atas meja. sedangkan Anthony yang terengah serta basah mulai mengelap keringatnya sambil berbicara dengan Hendri. “Coba cari tahu siapa yang sering mengobrol dengan Grizelle belakangan ini. Takutnya ada yang mempengaruhi dia soal Tantria,” ujar Anthony memberikan perintah pada Hendri. Hendri melirik pada Tantria yang sedang menghidangkan minuman. Anggota Golden Dragon ikut memberikan salam pada Tantria karena mengetahui posisinya. “Apa benar Bos akan menceraikan Nyonya Tantria?” tanya Hendri kemudian. Anthony menoleh pada Tantria. Ia berjalan ke arah Tantria dan berhenti di depannya. Tantria yang kaget serta merona langsung menundukkan kepalanya. “Aku ingin air putih.” Tantria mengangguk tanpa menaikkan pandangan sama sekali. Tantria berjalan mengambil segelas air putih pada nampan yang dibawa oleh pelayan lain lalu menyerahkannya pada Anthony. Hanya sekilas saja Tantria menaikkan pandangan dan melihat tubuh seksi Anthony. Garis-garis ototnya terlihat begitu sempurna. Wajah Tantria seketika memanas dan merona semerah-merahnya. “Jangan banyak melamun. Ini gelasnya!” ucap Anthony menyerahkan kembali gelas yang sudah ia habiskan airnya pada Tantria. Tantria langsung mengambilnya dan memejamkan mata karena tidak tahu harus berbuat apa. Ketika Tantria membuka matanya Anthony sudah kembali bicara dengan Hendri tanpa peduli padanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN