“Nyonya kenapa? Kok mukanya merah? Nyonya sakit ya?” tegur Erna saat melihat Tantria masuk ke dapur membawa nampan. Tantria menoleh lalu menggeleng. Halim yang ikut mendengar jadi menghampiri untuk mengecek. “Nyonya sakit?” tanya Halim memperhatikan dengan seksama. “Enggak kok. Memangnya muka Tantri merah?” Tantria balik bertanya. Halim dan Erna mengangguk serempak. Tantria langsung memegang kedua pipinya lalu menatap keduanya dengan raut bingung. “Maaf, Nyonya.” Halim meminta izin untuk meraba kening Tantria. “Badan Nyonya sepertinya agak hangat. Coba duduk dulu ....” “Tapi Tantri merasa baik-baik saja kok, Halim,” sanggah Tantria. Halim masih sedikit memaksa Tantria untuk duduk lalu meminta Erna untuk membawakan termometer. “Ambilkan termometer untuk Nyonya Tantria,” perintah