“Nyonya, pelan-pelan ya,” ujar Erna dan Meilan menuntun Tantria yang sedang ditutup matanya. Tantria jadi kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa dia jadi dibawa keluar kamar dengan mata tertutup seperti ini? “Ini ada apa, Erna? Mei? Kok Tantri ditutup matanya? Kalian mau apa?” Tantria balik mempertanyakan. Erna dan Meilan jadi cekikikan berdua. Mereka tetap menuntun dan memegang lengan Tantria dengan lembut menuruni beberapa anak tangga ke bawah. “Gak apa-apa kok, Nyonya. Nanti Nyonya bakalan senang pastinya,” celetuk Meilan. Tantria hanya bisa pasrah. Perlahan ia di dudukkan di sebuah sofa masih dengan mata tertutup. “Sebentar ya, Nyonya.” Tantria masih sabar menunggu. Ia duduk dengan tenang. Sementara seluruh pelayan dan tukang kebun sedang mempersiapkan sesuatu di de