“Baiklah. Kabari saya terus jika ada perkembangannya.” Klik …. Sambungan telpon itu terputus. Dewa kembali masuk ke dalam kamarnya dan menatap Tania yang sedang memeluk Rena. Beberapa bulan lagi balitanya akan berusia satu tahun. Ada perasaan haru sekaligus rasa bersalah karena Tania lah yang berperan lebih banyak atas perkembangan anaknya. Sementara hubungan mereka sepertinya masih jauh dari kata sempurna. Tak pernah terlintas dalam benak Dewa kalau kisah cintanya yang baru akan secepat ini. Tapi, apa yang salah memangnya dengan jatuh cinta begitu saja? Mungkin, awalnya karena Dewa membutuhkan Tania untuk Rena. Namun, waktu membuat pria itu menyadari kalau dirinya juga membutuhkan seseorang di sampingnya. Bukan berarti dia tidak setia dengan Friska. Perasaan itu tidak akan pernah h