“Kamu bilang, saya tidak tahu siapa kamu. Sekarang, tolong jelaskan pada saya siapa kamu agar saya mengenal kamu lebih banyak,” tantang Fattan. Azkia menelan ludah dengan susah payah. Dia ingin sekali memberi tahu Fattan tentang statusnya. Namun, berat baginya untuk mengatakan. Dia hanya membiarkan mulutnya tersumpal kebingungan. Melihat Azkia terdiam seribu bahasa dan tampak tertekan, Fattan melembut kembali. “Saya butuh jawaban pasti, Kia.” Azkia mengembus napas lalu menunduk selama beberapa detik. Kepalanya dipenuhi rasa gundah dan juga sesal karena telah memberi harapan pada Fattan. Dia berusaha keras mengumpulkan amunisi untuk bisa kembali mengangkat wajah dan menatap Fattan. “Saya tidak bisa mengatakannya sekarang,” tutur Azkia sesaat setelah menatap wajah Fattan. “Apakah sesu