Amoun-Ra bisa membaca tatapan mata Jasmine penuh isyarat. Dia tahu kalau kedatangan wanita ini pasti untuk membahas kejadian beberapa hari yang lalu. Padahal semua sudah terjadi dan dia sama sekali tidak mengganggu keluarganya. Namun, kedatangan wanita ini ke kantornya dengan nada bicara terdengar emosi, seakan ingin menyampaikan sesuatu yang tidak disukai. “Kau datang ke kampungku bukan tanpa alasan, Tuan! Pria dengan jam kerja tinggi sepertimu tidak akan mungkin menghabiskan waktu untuk hal yang sia-sia!” ketus Jasmine menatapnya tajam. Amoun-Ra masih diam dengan senyuman tipis di wajahnya. “Kenapa kau terus tersenyum?? Kau pikir aku sedang bercanda?? Kau pikir kedatanganku kesini hanya untuk berkeluh kesah saja??” ujar Jasmine teruss melanjutkan ucapannya. Senyuman di wajahnya mula