64-KURSI KAYU

1632 Kata

Gue melangkah kembali, membuka kunci. “Ngga ada ke sini kok. Puri kabur pas perawatan?” tanya gue begitu pintu terbuka. Kaivan menggeleng, lalu mendengus frustasi. “Masuk, Van?” “Ngga usah, Mas,” jawabnya. Ia lalu beringsut ke ayunan kayu di teras rumah gue, duduk di sana dengan kedua mata yang nampak kosong. Gue menyusulnya, duduk bersama. “Karena ngga ada gejala yang mengkhawatirkan, dokter ngizinin pulang, Mas. Keluar dari rumah sakit, dia bilang mau makan. Kita ke kafe, ternyata Puri beneran lapar. Baru tadi gue lihat dia makan semaruk itu.” “Terus?” “Gue tanya, kok tumben makan banyak banget? Dia bilang kali aja sebentar lagi dia mati.” Suara Kaivan berubah sengau di kalimat terakhir. Ia lalu terkekeh, membuat perasaan khawatir terbit di hati gue. Inilah akibatnya kala

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN