Anggia tidak dapat melupakan apa yang telah Langit katakan waktu itu. Rasanya tidak percaya kalau Langit benar-benar melakukan hal gila itu, pada Calysta sampai mempunyai seorang anak. Tapi yang ia dengar adalah sebuah pengakuan. Karena Langit sendirilah yang mengatakannya. Anak gue juga! Senyum miris tercetak perih di kedua bibirnya. Lalu tetesan airmata perlahan membanjiri kedua pipinya. Langit itu sudah seperti Malaikat dimatanya. Dia penolongnya, dia juga penjaganya, harusnya jika laki-laki itu tidak pernah mempunyai hati yang utuh untuk Anggia. Untuk apa sampai susah-susah membawa Anggia masuk ke dalam kehidupannya. Untuk apa ia harus mengeluarkan uang jutaan rupiah hanya untuk membiayai Ayahnya Anggia yang saat ini dalam keadaan koma. Untuk apa ia sampai mau membayar rentener ag