Destina duduk di sofa yang ada di ruang tamunya. Setelah sekian lama tidak bertemu dengan Ivan, ternyata dia masih belum bisa menghapus perasaan cinta yang pernah dia rasakan sepenuhnya. Tidak bisa dipungkiri, Destina merindukan lelaki yang merupakan ayah kandung dari anaknya itu. Bisma yang menyusul masuk ke dalam ruangan itu langsung menuju ke dapur untuk mengambilkan segelas air putih. Setelahnya, lelaki itu meminta Destina meminum air yang dia bawa dengan lembut. Dengan tangan sedikit gemetar, wanita itu menerima gelas yang diberikan oleh Bisma. "Aku tahu, walaupun kamu tegas, sebenarnya kamu ingin menangis di dalam pelukan Ivan, kan?" tanya Bisma lembut. Tangannya sibuk membelai rambut panjang calon istrinya. "Maaf," ucap Destina lirih. Dia berpikir kalau tidak ada gunanya ber