"Kenapa tiba-tiba aku ngerasa bersalah sama Bisma, ya? Dia dibenci ayah, dibenci sama orang tuanya cuma untuk membelaku. Seharusnya dia bisa hidup dengan jauh lebih baik kalau tidak berurusan denganku." Destina bicara seorang diri. Jarum jam dindingnya sudah berputar jauh, tetapi dia belum bisa memejamkan mata. Bayangan wajah Bisma dan Ivan bergantian membayang di netranya. Jujur, Destina sudah nyaman dengan Bisma layaknya pasangan. Dia bahkan percaya kalau sahabatnya itu sanggup menjadi ayah yang baik untuk bayi yang dia kandung. Tapi di sisi lain Destina juga sadar, kalau sebenarnya tanggung jawab itu milik Ivan. "Bukankah kalau aku mengembalikan Bisma di mana dia seharusnya berada, itu bisa menebus rasa bersalahku? Dia terlalu baik. Rasanya aku tidak pantas mendapatkan lelaki sebaik