"Kau bisa membantuku untuk keluar dari sana?" Tanya Sekar mendekat kearah Hito, tanpa sadar bahkan kepalanya ia munculkan kedepan dengan dagunya di bahu Hito. sekali saja pria itu menengok ia mungkin bisa mencium pipi Sekar.
"Eeehhhmmm.. bisa duduk tenang!" Pintanya gugup, tiba-tiba saja Hito merasa dagdigdug hanya karna berdekatan dengan Sekar.
"Aahkk...maaf!" Sesal wanita itu.
"Aku tetap akan membawamu kerumah itu, sesuai janjiku untuk membawamu kesana" Ucap Hito tegas juga datar, Sekar hanya mendesah kecewa memang apalagi yang ia harapakan dari segerombolan penjahat, berharap mereka tergugah dengan air mata? Hhhaah.. bahkan dalam film yang biasa Sekar tontonpun tak pernah ada yang melakukan hal itu. Sekar hanya bisa mengamati jalan sambil berfikir tentang masa depannya, mungkin saja suatu saat hal itu berguna untuknya. Ia tak lagi terlihat memaksa Hito menolongnya, Sekar hanya mampu berdoa kepada yang maha Kuasa agar dilindungi dari hal yang tak ia inginkan.
sementara Hito sejak tadi terus gelisah melihat Sekar, wajah cantiknya tiba-tiba saja dengan cepat masuk ke sanubarinya, bagaimanapun ia seorang pria yang akan tergugah saat melihat wanita cantik, tapi bersama Sekar getaran itu semakin kuat Hito rasa.
"Turun..." Ucapnya saat mobil mereka telah sampai dirumah orang kaya bergaya Eropa..Sekar hanya menandangi rumah itu dalam diam, karena Hito tak berusaha memaksa Sekar keluar. Ia membiarkan gadis itu berjalan seorang diri.
"Ini dimana?!" Tanya Sekar heran. Hito hanya diam, baginya bukan kapasitas untuknya menjawab.
Tiba-tiba datang dua orang bodyguard lainnya, terlihat lebih berotot dari Hito, mereka tersenyum kearah Hito dan langsung membawa Sekar masuk.
"Tolong.. tolong aku.. aku mohon!!" Jerit Sekar saat dua bodyguard itu menyeretnya. Ia sempat menengok kearah Hito dan mengisyaratkan tatapan sangat memohon.
Hito tidak bergeming, ia masih betah berdiri disana, seolah pemandangan tadi suatu hal yang biasa. dalam hati ia kembali mengenang memorinya ketika kecil dulu.. yah.. Hito pernah sempat mempunyai adik, tapi sayangnya adiknya itu terbawa arus saat menyebrang disungai, Hito teringat lagi akan kejadian naas itu. ketika melihat tatapan Sekar yang begitu persis dengan adiknya dulu. Memohon agar Hito menyelamatkannya. seperti dejavu semua kenangan itu menari-nari diotaknya.
Hito terlihat mengepal tangannya, jika saat itu ia tak mampu menolong adiknya, maka kali ini ia tak akan tinggal diam. Biar jika ia dianggap penghianat ataupun manusia tidak tahu diri. Ia hanya berusaha tak lagi mengulang kesalahannya yang sama.
Hito terlihat mengitari jalan lewat belakang, mengendap-endap demi mengikuti langkah Sekar.
"Ini tuan gadisnya" Ucap salah satu bodyguard itu seraya menyerahkan Sekar ke pria tua yang lebih layak menjadi ayah Sekar.
"Hahhahaaa... cantik juga!" Gumam Fredy seraya tetap menghisap cerutu yang ada di mulutnya setelahnya ia justru menghembuskan asap rokok itu ke arah Sekar.
"Ooohhookkk... ooohhhoookk..." Sekar memang tidak biasa dengan bau asap rokok. Karena itu ia batuk.
"Kita akan bersenang-senang sayang!" Seringainya membelai pipi Sekar, setelahnya ia membopong tubuh Sekar naik keatas kamarnya, Hito yang melihat buru-buru ikut naik lewat balkon, beruntung ia ahli panjat tebing, jadi saat ada cela ia dengan cepat naik keatas sana.
"Tuaan.. ampuni saya.. jangan lakukan apapun pada saya... saya mohon tuan...hilkksss... hikkksss..." Pinta Sekar memelas, tadi Fredy sudah meletakkannya diatas kasur.
Fredy tak peduli, ia malah masuk kedalam walk in closet yang ada disebelah kamarnya. tanpa Fredy tahu jika Hito sudah ada dibelakang pria tua itu. jangan ditanya bagaimana cara ia sampai disana dengan cepat, ia memang mendapat julukan secepat harimau kala sedang beraksi
"Eegggghh... eegggggghhh... hummmmpp..." sekuat tenaga Hito membekap wajah Fredy dengan handuk yang menggantung disana, ia tak ingin teriakan Fredy mengatensi semua penghuni rumah disana, tadi ia sempat lihat bahwa penjagaan dirumah ini begitu ketat, ia memang bisa berkelahi, tapi rasanya terlalu lelah jika menghadapi lawan terlalu banyak seorang diri.
"Buuuugghhh... buuuggghhh..." pria itu memukuli punggung Fredy bahkan ia menendang lututnya agar Fredy tak bisa jalan dalam waktu yang cukup lama.
"Plaaaagghh...." satu tebasan tangan Hito didaerah leher Fredy membuat laki-laki itu ambruk. Setelah yakin jika Fredy pingsan Hito langsung keluar dari sana.
"Tuaan.. ampun tuan...." Sekar masih berusaha memelas, ia bahkan memeluk tubuhnya dan tertunduk dalam, sampai ia tak melihat bahwa yang datang bukanlah Fredy.
"Heeii... ayok cepat pergi kita gak ada waktu" Sahut Hito yang juga naik keatas kasur, ia menangkup wajah Sekar mendekatkan ke wajahnya supaya Sekar tahu ia bukanlah Fredy. Sekar masih heran, mengapa laki-laki itu datang lagi, dan kenapa ia ada dikamar ini?
"Tanyanya nanti ajah, sekarang kita harus cepat pergi, aku takut mereka akan cepat menyadarinya" Sekar terperangah atas sikap Hito padanya, perasaannya menghangat meski dalam keadaan yang sangat kalut. tanpa peduli tatapan Sekar, Hito langsung menuntun wanitanya itu untuk pergi.
"Aahkk.. kamu mau apa!" Pekik Sekar karena Hito sudah mengendongnya dan berusaha menuruni balkon.
"Kita gak mungkin lewat tanggakan" Seringainya seraya tersenyum begitu manis, membuat Sekar salah tingkah, dan ia memilih meletakkan kepalanya dibahu Hito manja.
"Eehhhmmm.. apa yang mau anda lakukan dengan wanita itu?" Tanya seorang penjaga dingin.
"Maaf... tapi sepertinya wanita ini tidak sesuai dengan keinginan tuan Fredy, karena itu saya diminta membawanya kembali" Sahut Hito tenang. Ia memang pandai berakting sampai tak ada rasa kecurigaan sedikitpun dari para penjaga.
Sekar yang mengikuti langkah Hito sedikit kecewa dengan pernyataan laki-laki itu, apa yang ia bilang? Dirinya tidak sesuai? apa seburuk itu Sekar dimatanya? tapi tunggu.. kenapa juga Sekar jadi peduli pandangan Hito padanya? Sekar masih tetap memberengut spontan, sampai ia tak sadar jika Hito sudah membawanya masuk kembali kedalam mobil yang tadi.
"Kita mau kemana?!" Takut Sekar, kini ia sudah duduk disebelah Hito.
"Pertama kita akan jual mobil ini, lalu kita pergi sejauh mungkin!" Sahut laki-laki itu santai.
"Hhhaaah..."
"Kamu pikir kita bisa kembali, setelah aku memukul orang kaya itu dan kabur dari genk mafia paling besar se Asia?" Sarkasnya.
"Tapi kenapa kamu melakukan hal ini?!" Sekar sudah begitu penasaran alasan pria itu, pria yang bahkan belum Sekar kenal namanya, tapi dengan mudahnya ia bisa masuk kedalam lubuk hatinya.
"Karena kamu minta tolong untuk diselamatkan" Jawab Hito tanpa mau menoleh kearah Sekar, entah mengapa jawaban sederhana Hito membuat Sekar semakin berbunga-bunga, ia bahkan memegangi dadanya takut lepas dari tempatnya.
"Kenapa? dadamu sakit?" Tanya Hito, ia sempat melihat gerakkan Sekar dari ekor matanya, langsung saja ia memberhentikan laju mobilnya.
Hito dengan sigap membuka sedikit kerah Sekar memperhatikan tato yang baru dibuat itu, sehingga membuat kulit Sekar sedikit alergi.
"Apa masih sakit?!" Tanyanya begitu dekat, belum juga Sekar mampu menahan degub jantungnya karena pria itu tadi refleks membuka kerah bajunya, kini justru Hito begitu dekat dengannya, membuat Sekar mampu melihat jelas wajah pria itu, hidung mancung, bibir yang merah merekah, dengan sorot mata setajam elang, ahk.. jangan lupakan bulu halus disekitar rahang tegasnya, membuat ia begitu tampan dan menawan.
---