bc

Wife Or b***h ?

book_age18+
4.1K
IKUTI
23.1K
BACA
possessive
sex
family
fated
badboy
goodgirl
powerful
mafia
sweet
first love
like
intro-logo
Uraian

Hanya untuk DEWASA, yang sudah bisa menyingkapi cerita dengan bijak!

"Aku hanya ingin cinta yang tulus & saat ada pria yang meminangku. Ku pikir inilah awal kisah cinta yang selama ini aku harapkan, nyatanya ia justru tega menjualku sebagai gundik" 

-Sekarani-

"Aku bisa terbebas dari hutang hanya dengan menjual tubuh istri suciku." 

- Evan - 

"Aku memang berengsek, tapi saat seorang gadis menangis karena tak rela dijual. membuatku tak bisa tinggal diam, aku membawanya pergi bersamaku & lihat seberapa bajingannya aku.

- Hito - 

Jika diminta memilih semua wanita pasti ingin status "istri" ketimbang "perempuan gundik", tapi bagaimana jika seorang istri dijadikan Gundik oleh suaminya sendiri?

apa lebih baik Sekar memilih bersama laki-laki yang baru ia kenal dengan status gundik tapi diperlakukan sebagai seorang istri.

Gundik Pria Posesif

----

Season 2 - Naughty Girl

Ladea gadis tomboy yang kabur dari rumah karena tak rela di jual.

pertemuannya dengan Hito membuat Dea bisa merasakan kepahitan hidup yang Hito jalani.

Akankah Dea bisa membantu mengembalikan kebahagian lelaki itu?

Cover Lanamedia

chap-preview
Pratinjau gratis
Wife 1
Sekarani, gadis berusia 24 tahun, seharusnya diusianya yang sekarang, ia sudah memiliki calon pendamping hidup. Tapi nyatanya gadis berhijab itu bahkan belum pernah sekalipun terlibat hubungan serius dengan seorang pria. Sikapnya yang introvert membawanya ke dalam lingkaran jombloers akut. Biasanya ia hanya akan berkutat dengan buku-buku tebal dan malam hari ia akan bermimpi bertemu dengan pangeran berkuda putih yang akan selalu setia padanya sampai maut memisahkan. "Tunggu Sekar. Memang masih ada pangeran berkuda putih?" protes Bunga teman satu kost Sekar. "Ya anggap aja masih ada, lagi kamu Bunga, namanya juga lagi nghayal!" kesal Sekar. "Kamu mah enak! udah dipinang sama Mas Ilham," tambahnya seraya bergerutu. Bunga hanya tersenyum sambil membelai hijab Sekar yang kini masih terduduk di meja riasnya. Bunga membawa temannya itu untuk keluar Kost demi melanjutkan aktivitas harian mereka. Karena nyatanya khayalan kedua anak gadis itu telah sampai pada subuh hari. Dan mereka harus ikhlas melanjutkan rutinitas harian sebagai seorang mahasiswi. Triitt! triitt! "Tunggu Bunga ponselku bunyi, kamu jalan duluan aja!" titah Sekar, dan Bunga hanya mengangguk maksum. "Walaikumsallam, Bu." "Sekar... kamu pulang,ya ke Surabaya. Kamu ingatkan dengan anaknya bapak Sebastian, juragan ternak di kampung kita. Ituloh yang namanya Nak Evan. Dia udah berhasil menyelesaikan S2 nya, dan kabar baiknya dia mau datang melamar kamu," ucap Bu Rosa, Ibu Sekar bangga. Sekar sesaat mematung ia memang sedikit mengenal Evan saat mereka masih sama-sama tinggal di Surabaya, tapi itu sudah lama sekali, seingatnya terakhir Sekar melihat Evan saat dirinya kelas 4 SD. "Tapi, Bu." Ada perasaan gundah, ia takut Evan tak sesuai dengan pria yang selama ini ia idamkan. Karena Sekar yakin manusia bisa berubah seiring berjalannya waktu. "Dduuh! Apa, sih tapi, tapi. Kmu tuh beruntung, Ndok. Kebetulan ada yang mau sama kamu, orangnya berpendidikan dan kaya, kamu cari apa lagi?" sungut ibunya. Baiklah kalau sudah seperti itu, Sekar hanya bisa terdiam. Mungkin benar apa kata ibunya apalagi yang Sekar cari? bukankah pendidikan yang tinggi serta harta yang melimpah sudah cukup menjamin jika kelak nantinya ia akan bahagia. Tapi apa benar hidup hanya soal harta ataupun tahta? *** Sampai di kampusnya Sekar hanya termanggu. Entah mengapa hatinya merasa tidak nyaman dengan perjodohan ini. Tapi ia harus tetap mengikuti keinginan bu Rosa, Sekar sekalipun tak ingin mengecewakan ibunya yang sudah sakit-sakitan itu. Dan minggu ini Sekar akan pulang ke Surabaya. Mungkin juga ia tak akan kembali jika Evan memintanya untuk menetap disana. Sebagai Istri yang baik ia harus mengikuti keinginan suaminya, bukan? "Sekar. Gue bakal kangen sama Lo, hu hu... ." tangis Bunga seraya memeluk teman satu kamarnya erat. "Gue pasti balik, kok ke Jakarta. Kuliah Gue,kan belum selesai," sahut Sekar seraya membelai pucak kepala Bunga. "Janji Lo, ya Lagi Lo mah! Gue yang dilamar, Lo duluan yang mau nikah." Bunga sedikit memajukan bibirnya cemberut. "Jodoh di tangan Tuhan, Bunga. Gue sendiri juga gak tahu bakal dateng secepet ini," jawab Sekar sumbringah. Baru kali ini ia merasa sedikit lega telah menanggalkan status jomblo high class yang selama ini ia sandang. *** Sekar sudah ada di stasiun kereta. Dengan diantar Bunga juga Ilham--calonnya Bunga. "Lo hati-hatinya Sekar. Nanti kalau udah sampe telepon Gue. Kalo udah tahu tanggal nikahnya kasih tahu Gue. Lo mau minta bantuan apa juga bilang aja,ya," ucap Bunga semangat ia sampai mengguncangkan tangan Sekar antusias. "Iyah, iyah, Sayang! Mas Ilham bawel banget sih ini calonnya?" goda Sekar. Ilham hanya tersenyum. Laki-laki berkaca mata itu memang sangat jarang bicara. Tapi bukan berarti ia tak peduli dengan sesama. "Bunga benar Sekar. Bantuan apapun yang kamu butuhkan Insha Allah kami siap membantu." Mendengarnya membuat Bunga menjulurkan lidahnya ke arah Sekar. Ia tahu Ilham akan selalu membelanya sekeras apapun Sekar mengompori Ilham. Sekar hanya tersenyum melihat interaksi Ilham dan Bunga. Ada perasaan tak sabar bertemu dengan calonnya Sekar sudah membayangkan, ia akan sebahagia Bunga saat bersama Ilham. Ahk... membayangkannya saja sudah membuat Sekar berbunga-bunga. --- Flashback On. Byurrr! "Bangun Lo! baru dipukulin gitu doang udah loyo Lo. Pas pinjem duit aja getol banget!" teriak seorang bodyguard bernama Baim. Ia terlihat menjambak rambut Evan yang sudah kepayahan setelah berkali-kali dipukuli. "Capek juga Gue mukulin dia. Gantian dong To..." kesal Baim melirik ke temannyan Hito yang dipanggil hanya menyingullkan senyum miring. Pria berusia 27 tahun itu terlalu malas menghadapi cecunguk receh macam Evan. "Udah biarin aja! ntar juga mampus sendiri," sahut Hito asal. Mendengarnya membuat Evan bergetar mau sampai kapan ia dipukuli seperti ini? "Tolong. T--tolong Gue. Lepasin Gue. Gue bakal bayar Lo tiga kali lipat kalo Lo bisa lepasin Gue!" desis Evan ke arah Hito. Hito berjongkok demi mendekatkan dirinya dengan Evan yang sudah terperosok. "Kalo Lo bisa bayar Gue tiga kali lipat, ngapain juga Lo ngutang sama bos! Lo bayar aja sana," balasnya dingin. Evan hanya mengenggam tangannya erat. 'Sialan kacung doang tapi susah banget diajak kompromi,' batinnya berucap. Karena terlalu kesal ia melempar sebuah kaleng yang ada di dekatnya kenarah tubuh Hito yang sudah berbalik badan. Klontang! Jelas kaleng itu tak akan menyakiti tubuh berotot Hito. Bahkan jika seribu kaleng pun Evan lempar. "Ha ha ha. Lo ngelawan?!" Hito tak percaya tapi dia suka dengan cara Evan. Didekatkan lagi Evan. "Sebaiknya Lo cari cara secepatnya untuk Lo menyelesaikan hutang-hutang Lo. Kalo gak mau tulang Lo, Gue remukin kayak gini." Ia mengatakan sambil mengenggam kaleng tadi dengan keras hingga reyot tak berbentuk. Evan termanggu, ia tahu jika Hito bukan bodyguard sembarangan. Ia punya kekuatan setara Mike tyson, dilihat dari kerasnya otot tangan yang ia miliki. Samuel masuk sambil tersenyum miring, ia tahu Hito sedang kesal dengan perlakuan Evan tadi dan beruntung Hito masih bisa mengendalikan emosinya jika tidak, hahh mungkin Evan sudah tidak bernyawa. "Hito silahkan kamu pergi. Kamu tak perlu mengurusi semut macam dia," seringai Samuel, Hito menurut. Ia pergi dari sana baginya hal ini bukan lagi urusannya. Samuel berjongkok, mengangkat dagu Evan yang sudah terlihat babak belur. Matanya beralih menatap Baim yang tersenyum puas. 'Baru Baim, lelaki itu sudah tak berbentuk', pikir Samuel. "Beruntung kau tadi tidak sampai membangunkan serigala didiri Hito. Jika iya... hm!" Samuel menghentikan ucapannya, ia tahu Evan sudah mengerti melihat bagaimana ia menelan ludahnya kasar. "Jika kau mau selamat, cepat selesaikan hutangmu yang senilai 700 juta itu." "Apa tunggu! aku hanya meminjam 500 juta," sahut Evan tidak terima. "Ha ha... itulah mengapa aku benci meminjamkan uang kepada pecundang miskin seperti kau."

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

I Love You Dad

read
287.3K
bc

Brother In Law

read
514.6K
bc

Bercumbu dengan Bayangan

read
22.0K
bc

Sugar Baby (Bahasa Indonesia)

read
85.2K
bc

Papah Mertua

read
533.6K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
61.5K
bc

OBSESSED

read
90.8K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook