Dipermalukan

1562 Kata

Pagi yang lumayan cerah setelah hujan berhari-hari membuatku semakin bersemangat melakukan bimbingan di rumah Pak Yafiq. Meski, Pak Ayang tidak mengijinkan aku datang ke rumah sang kakak tapi aku tetap nekat pergi. Ya, mau gimana lagi? Aku tidak memiliki pilihan lain. Pak Yafiq sudah berbaik hati mau memberikan bimbingan disaat hari libur karena minggu depan beliau akan pergi ke luar kota. “Mau di antar sama Papa, Mbak?” “Nggak usah, Pa. Mimi pakai sepeda motor listrik aja. Deket juga rumah Pak Yafiq.” “Hati-hati di jalan ya. Jangan ngebut!” Aku memeluk dan mencium kedua pipi Bapak Yopie sebelum berangkat. Beliau, bertugas menjaga si gembul yang masih bobok ganteng. Sementara Mama pergi bersama teman-teman arisan. Setelah kejadian kecelakaan beberapa hari yang lalu, aku tidak diizink

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN