Sesampainya di Bali, aku dan si bolu menaruh koper ke hotel. Kemudian bergegas menuju restoran yang letaknya tak jauh dari tempat kami menginap. Aku dan Manda tak perlu khawatir tidak kebagian tempat karena sudah melakukan reservasi.
Pak Ayang mengirim banyak pesan namun belum sempat aku balas. Awalnya isi pesannya adalah pertanyaan aku sudah sampai Bali atau belum. Kini berubah mengingatkanku agar tak keluar malam. Pasti dia sudah bertanya pada Mas Aiman.
“Wah ... indah sekali. Ngak sia-sia kita bayar mahal.”
“Boros banget, Manda. Tapi worth it lah dengan yang kita dapatkan.”
“Gapapa tabungan habis nanti kita cari lagi.”
“Tenang saja aku hanya bercanda barusan. Soal makan aku yang akan menanggungnya. Tadi, Pak Ayang kasih uang saku banyak banget.”
“Berapa?”
“Lima juta.”
“Wah, baik
