“Sayang, sekali lagi!” Teriakan dari Tian terkadang membuat Lenny terkejut, bukan karena tidak suka. Tapi, Tian mengatakan hal tersebut entah untuk ke berapa kali dan pada akhirnya tidak akan pernah berakhir untuk menjadi benar-benar yang terakhir. “Kali ini, benar-benar sekali!” dalih Tian seraya menunjukkan gelas jamu yang sudah kosong. Lenny bahkan tidak tahu sejak kapan Tian bisa berhasil mendapatkan jamu tersebut dan meneguk segelas penuh jamu pahit itu, kemudian langsung kembali pada Lenny untuk mendapatkan keinginannya yang masih saja membara. Setelah nyaris sepanjang malam Tian mencecar tubuh Lenny dengan kejantanannya yang kekar itu, kini Tian malah kembali menganggu Lenny di pagi hari. Begitu ia terbangun dari tidurnya, Tian langsung berlari ke arah dapur, mengambil segela