"Kamu berani membantah perintah saya?" Rahang Bram mengeras. Menahan emosi sebab merasa tidak diharga oleh anak muda yang bekerja sebagai sopir di rumahnya. "Maaf, Pak. Bukan maksud saya membantah. Hanya saja, saya bekerja di sini pada Bu Salma dan Non Yuna. Otomatis setiap hari saya akan berinteraksi dengan putri Anda. Kalau saya harus menjauhinya, lantas bagaimana dengan pekerjaan saya?" Sadewa masih bersikap tenang. "Kamu bisa mencari pekerjaan di tempat lain." "Maksud Anda saya dipecat?" "Ya. Demi kebaikan putri saya, saya terpaksa memecat kamu." "Kebaikan yang mana?" Ingin sekali Sadewa bertanya seperti itu, tetapi ia urungkan sebab tidak ingin memancing emosi Bram lebih besar. "Seperti yang saya katakan tadi. Saya bekerja di sini pada Bu Salma dan Non Yuna. Jadi, hanya mereka