Chanyeol membuka matanya perlahan karena rasa pusing yang begitu berdenyut di kepalanya.
"Eughh.. kepalaku sakit" Chanyeol memijit pelan kepalanya dan kembali menutup mata hazel itu.
"Selamat pagi tuan muda"
Suara itu.
DEG
Kedua mata Chanyeol langsung terbuka dengan lebarnya. Dia menatap kearah kanan dan melihat Baekhyun yang berjalan kearah jendela besar kamarnya itu.
Chanyeol menatap Baekhyun tidak percaya. Bagaimana bisa Baekhyun ada disini? Chanyeol melirik jam yang tertempel di dinding kamarnya. Masih jam enam pagi, Baekhyun tidak akan datang menjemputnya–Lebih tepat menyeretnya–ke kantor jika jam belum menunjukkan angka sembilan. Chanyeol menatap Baekhyun dari atas kebawah meneliti penampilan laki-laki mungil itu. Kedua matanya melebar saat sadar jika Baekhyun menggunakan piyama bukan baju formal untuk kekantor–jika memang benar laki-laki mungil itu ingin menyeretnya ke kantor–. Tapi dia berpikir lagi, bukankah ini hari minggu? Bukankah tidak ada yang bekerja di hari minggu. Jadi apa yang laki-laki mungil ini lakukan di apartemennya?!!
"APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?!!!" Teriak Chanyeol sambil menatap Baekhyun yang membuka tirai kamar itu perlahan.
"Menurutmu?" Jawab Baekhyun tidak acuh. Dia melangkah mengambil jaket dan ponselnya yang dia letakkan di sofa dan melangkah keluar dari kamar Chanyeol. Tapi sebelum tubuh mungil itu menghilang di balik pintu, Baekhyun berbalik dan menatap Chanyeol.
"Jangan mabuk jika kau hanya bisa menyusahkan orang lain" Baekhyun menatap Chanyeol sinis lalu pergi meninggalkan laki-laki tinggi yang masih belum sepenuhnya sadar.
"Apa?" Tanya Chanyeol pada dirinya sendiri. Dia hanya ingat dirinya masih club dan menghabiskan beberapa gelas vodka setelah itu dia tidak mengingat apapun. Bagaimana dia bisa ada di apartemennya? Siapa yang membawanya pulang? Baekhyun? Tubuh mungil seperti itu bagaimana bisa membawanya pulang. Sehun dan Kai? Tapi mereka tidak ada disini. Begitu banyak pertanyaan yang terlintas di otak Chanyeol membuatnya kembali merasakan pusing di kepalanya dan haus yang sangat menyiksa karena terlalu banyak meminum alkohol malam tadi.
Laki-laki tinggi itu bangkit dari ranjangnya dan menuju dapur. Tapi langkahnya terhenti saat mata hazel itu menangkap sesuatu yang di letakkan di atas meja makan. Chanyeol mendekati meja makan itu perlahan. Ada note di sana dan tulisan tangan yang sangat di kenalinya.
[Untuk menghilangkan mabukmu]
Chanyeol tersenyum lebar lalu membuka tutup mangkuk itu. Aroma soup yang sangat enak menyapa hidung Chanyeol.
"Byun Baek, Kau selalu tau apa yang ku butuhkan"
Chanyeol duduk di kursi dan langsung menyantap soup penghilang mabuk yang masih mengepul buatan Baekhyun itu.
"Hm.. ini enak"
Tanpa ragu Chanyeol langsung menghabiskan semua makanan yang tersaji di atas meja itu tanpa tersisa.
"Ah.. Aku tidak pernah merasakan makanan senikmat ini"
Setelah meletakkan piring kotor di tempat mencuci piring dengan asal, laki-laki tinggi itu melangkah ke kamarnya dengan semangat. Perasaannya sangat baik setelah menyantap makanan enak tadi, rasa mual dan pusing efek alkohol yang di minumnya hilang seketika.
Langkah Chanyeol berhenti saat satu memori tentang malam tadi terlintas di kepalanya. Tunggu, apa itu dirinya dan Baekhyun yang berdiri di depan pintu apartemen? Laki-laki tinggi itu menatap horror kearah pintu seakan-akan kejadian malam tadi terputar ulang disana. Chanyeol menatap dirinya sedang memeluk Baekhyun dengan posesif disana. Dirinya memeluk posesif Baekhyun? What the hell!!
Matanya langsung melebar seketika saat dirinya menggendong tubuh mungil Baekhyun dan membawanya ke dalam kamar. Chanyeol melangkah dengan gerakan pelan masuk ke dalam kamarnya dan lagi-lagi dia melihat dirinya yang membanting Baekhyun dengan kasar ke ranjang dan menindih laki-laki mungil itu.
Chanyeol menutup mulutnya dengan kedua tangan, dia shock. Chanyeol nyaris terjatuh ke belakang saat dia melihat dirinya mencium kasar Baekhyun.
"Ap.. Apa yang ku lakukan malam tadi?!" Chanyeol masih menatap dirinya yang masih asyik mencumbui Baekhyun.
"Aku menciumnya? Si pendek itu? Bagaimana mungkin?"
Chanyeol membenturkan kepalanya ke lemari. Dia mengusap wajahnya kasar saat memori itu terus berulang terputar di kepalanya.
"Sial! Bagaimana mungkin aku menciumnya!!" Chanyeol menghela nafas kasar sambil menatap horror ranjangnya.
Chanyeol mengingat apa yang Baekhyun katakan padanya pagi tadi sebelum laki-laki mungil itu pergi meninggalkannya.
'Jangan mabuk, jika kau hanya bisa menyusahkan orang lain'
"SIAL! Kenapa aku menciumnya!" Chanyeol mengacak rambutnya frustasi, dia menggelengkan kepalanya kuat menolak dengan keras mengingat memori-memori yang terus berputar di kepalanya.
**
"BYUN BAEKHYUN!" Luhan berteriak kesal saat Baekhyun baru selangkah masuk ke dalam apartemen laki-laki cantik itu.
"Kenapa?" Tanya Baekhyun dengan malas, dia hanya ingin tidur sesampainya di apartemen Luhan. Laki-laki mungil itu tidak mendapat tidur yang cukup karena harus menghadapi kegilaan Chanyeol malam tadi.
"Kau bilang akan pulang! Tapi kau tidak ada di manapun!!" Teriak Luhan kesal tapi Baekhyun hanya menghela nafasnya pelan.
"Lu, please. Bisakah kau biarkan aku untuk istirahat sebentar saja? Aku benar-benar lelah dan mengantuk"
Luhan menatap wajah Baekhyun yang terlihat jelas sedang kelelahan dan mengantuk.
"Ada apa denganmu Baek? Apa terjadi sesuatu?"
"Tidak. Aku hanya ingin tidur" Baekhyun berjalan melewati Luhan dan masuk ke dalam kamar laki-laki cantik itu tidak lupa menutup pintu kamarnya.
"Dimana Baekhyun? Bukankah itu tadi Baekhyun?" Tanya Kyungsoo yang menghampiri Luhan, dia baru selesai memasak sarapan.
"Dia terlihat kelelahan. Mungkin tidur dikamarku"
"Oh baiklah. Ayo kita makan, aku sudah selesai memasak"
"Tentu" Luhan tersenyum semangat sambil mengelus perutnya yang lapar.
"Ah Lu apa kau tau laporan cuaca hari ini?" Tanya Kyungsoo setelah duduk di depan Luhan.
"Laporan cuaca? Kau akan pergi?"
"Mungkin, Kim Jongin mengajakku pergi" Jawab Kyungsoo tanpa beban apapun.
"Apa? Kau serius? Dan kau mau?"
Kyungsoo langsung menggeleng sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
"Aku belum menjawabnya. Aku harus melihat laporan cuaca dulu hari ini. Jika hujan aku tidak mau. Tapi Lu aku sejujurnya bingung, kenapa Jongin mengajakku pergi? Sepertinya aku tidak memiliki urusan apapun padanya"
Luhan menatap Kyungsoo tidak percaya. Sahabatnya itu benar-benar polos! Bagaimana mungkin Kyungsoo tidak sadar jika Jongin sedang mencoba untuk mendekatinya? Bahkan Jongin meminta Kyungsoo memanggilnya Jongin, hanya Jongin tanpa embel-embel tuan muda atau –ssi.
"Kyungsoo-ah" Luhan menatap Kyungsoo lembut dan meraih tangan laki-laki bermata bulat itu.
"Kenapa?" Tanya Kyungsoo bingung.
"Cepatlah sadar" Luhan menepuk-nepuk punggung tangan Kyungsoo pelan dan melanjutkan sarapannya.
Kyungsoo masih menatap Luhan bingung. Apa yang laki-laki cantik itu maksud dengan cepatlah sadar? Kyungsoo benar-benar di buat bingung.
**
Chanyeol membanting tubuh raksasa nya di sofa Sehun setelah laki-laki tinggi itu masuk dengan seenaknya tanpa memperdulikan siapa pemilik dari apartemen itu.
"YAK SIALAN! Apa mau mu datang keapartemen ku sepagi ini?! Aku masih ingin tidur b******k!" Sehun mengumpat dengan kesal karena tidurnya di ganggu oleh kedatangan Chanyeol.
"Ini sudah tidak pagi bodoh! Kau tidak lihat jam? Ini bahkan sudah jam sembilan pagi"
"Itu masih pagi bagiku, for god sake ini weekend sialan! Jangan menggangguku. Aku ingin tidur Yoda!"
"Sehun-ah..."
"Aiiishh jangan bertingkah manja di depanku b******k! Aku akan menghubungi Baekhyun jika kau ingin bertingkah manja! Bermanjalah padanya" Sehun duduk dengan kesal di single sofa. Dia menutup matanya perlahan tapi seketika sadar akan sesuatu.
"Ah apa terjadi sesuatu malam tadi?" Sehun menatap Chanyeol yang masih berbaring di sofa itu dengan pandangan antusias. Dia benar-benar penasaran dengan apa yang terjadi diantara Baekhyun dan Chanyeol berhubung dia sangat mengetahui bagaimana kebiasaan Chanyeol jika sudah mabuk.
"Apa yang ingin kau ketahui?" Jawab Chanyeol dengan malas sambil menghela nafas panjang.
"Semuanya. Aku dan Jongin sangat-sangat tau apa yang akan kau lakukan jika kau sedang mabuk"
"Ini semua karena kalian b******k! Kenapa bisa bisanya kalian meminta Byun pendek itu yang mengantarkanku pulang! Sial!!" Chanyeol memijit pelipis nya pelan sambil memejamkan mata.
"Hahaha jadi benar terjadi sesuatu diantara kalian?" Sehun sepertinya semakin penasaran dengan apa yang terjadi di antara Baekhyun dan Chanyeol.
"b******k! Aku benar-benar ingin menghajar wajah mu itu"
"Hahaha cepat jawab Chanyeol, apa yang terjadi?"
"Aku menciumnya" Chanyeol mengatakannya dengan sangat pelan tapi pendengaran Sehun yang tajam dapat mendengarnya.
"Hanya itu?"
"Hanya itu kau bilang? What the hell! Aku bahkan hampir gila memikirkan bagaimana mungkin aku bisa mencium laki-laki pendek itu!!" Chanyeol menatap Sehun dengan kesal. Dia bahkan rela pergi ke apartemen Sehun sepagi ini karena saat dia masih di apartemen miliknya, bayangan kejadian malam tadi terus terlihat di depan matanya.
"Well Chanyeol kau bahkan pernah hampir menelanjangiku jika Jongin tidak datang waktu kau mabuk satu tahun yang lalu. Apa kau lupa?" Sehun memutar bola matanya malas, dia masih ingat dengan jelas bagaimana mabuk nya Chanyeol dan dia terpaksa membawa Chanyeol pulang.
Waktu itu Chanyeol benar-benar emosi terhadap lawan balap nya yang berbuat curang. Setelah pergi dari arena balap liar itu, Chanyeol masuk ke dalam salah satu club mewah dan langsung memesan minuman dengan kadar alkohol paling tinggi. Sehun dan Kai langsung mengejar Chanyeol, dua laki-laki tampan ini sangat tau jika Chanyeol emosi dia akan langsung melampiaskan nya dengan meminum alkohol dan mabuk.
Chanyeol memang peminum yang cukup baik tapi dia akan menjadi gila dan tidak akan bisa mengendalikan dirinya sendiri saat mabuk. Dia akan menarik orang yang paling dekat darinya dan langsung memeluk, mencium bahkan melakukan hal yang lebih intim lagi tidak peduli siapapun itu.
Dan Jongin serta Sehun sudah menjadi korban Chanyeol berulang kali, itu lah alasan kenapa kedua laki-laki ini lebih memilih kabur dari pada harus menghadapi Chanyeol yang sedang mabuk. Bahkan Sehun dan Jongin pun tidak bisa melawan Chanyeol yang mabuk seorang diri.
"Yeah bisa kita lupakan itu? Aku benar-benar sangat tidak ingin mengingatnya lagi"
"Aku bahkan berharap aku bisa amnesia supaya ingatan sialan itu tidak berputar lagi saat melihat mu mabuk. Jadi kau hanya menciumnya? Kau tidak melakukan hal yang lebih bukan?"
"Tidak kurasa. Ingatanku hanya sampai aku mencium laki-laki pendek itu"
Walaupun Chanyeol tidak bisa di kendalikan saat mabuk tapi pada pagi harinya Chanyeol pasti akan mengingat semua kejadian yang sudah terjadi saat dirinya mabuk. Itulah hal yang menyebabkan Chanyeol sedikit menghindari meminum minuman yang memiliki tingkat alkohol yang tinggi. Dia hanya akan meminum satu atau dua gelas minuman beralkohol dengan kadar alkohol yang rendah dan pastinya tidak akan membuatnya mabuk.
"Ah itu melegakan. Aku tidak tau bagaimana nasibmu di tangan tuan Park jika mengetahui anaknya memperkosa sekretarisnya sendiri" Sehun menyeringai kecil menatap Chanyeol membuat laki-laki tinggi itu melempar bantal sofa kearah Sehun.
"Sialan kau!"
"Aku serius Chan. Byun Baekhyun itu bukan laki-laki biasa yang bisa kau permainkan seperti perempuan-perempuan jalang yang ada di club. Kau harus ingat siapa dia dan siapa yang mendukungnya. Ayahmu!" Sehun mengambil bantal yang di lemparkan Chanyeol padanya dan kembali melemparkannya kearah Chanyeol.
"Aku tau, berhenti membahasnya. Aku kemari bukan untuk mendengar semua ocehan mu b******k. Aku hanya ingin menenangkan pikiran ku. Aku benar-benar gila di apartemen, semua memori kejadian malam tadi terus muncul di pikiran ku. Sial!" Chanyeol mengeram kesal. Sehun hanya menatap temannya itu malas lalu menghela nafas nya jengkel. Chanyeol selalu seperti ini jika mabuk, maka dari itu dia bahkan Jongin selalu melarang laki-laki tinggi itu meminum alkohol.
"Aku akan menghubungi Kkamjong" Sehun bangkit dari sofa dan masuk ke dalam kamarnya untuk kembali tidur setelah mendapat gangguan dari temannya itu.
"Ah iya Chanyeol.." Chanyeol mendudukkan tubuhnya menatap Sehun yang berdiri di depan pintu kamarnya.
"Ku dengar dia kembali" Chanyeol hanya menatap Sehun bingung. Kembali? Siapa yang kembali?
"Siapa?"
"Kim Minah"
**
Senin pagi saatnya bekerja. Baekhyun bangkit dari atas ranjangnya sambil meregangkan otot-ototnya yang kaku.
"Ah kenapa tubuhku masih merasa lelah" Baekhyun menepuk-nepuk pipinya pelan sambil berjalan kearah kamar mandi. Dia sangat heran kenapa tubuhnya masih merasa lelah. Padahal kemarin dia sudah tidur seharian penuh di apartemen Luhan dan dia juga sudah tidur dengan cukup malam tadi.
__
"Selamat pagi tuan muda" Chanyeol yang sedang berdiri di depan lift terlonjak kaget saat menolehkan kepalanya ke kiri sudah ada Baekhyun yang berdiri di sebelahnya sambil membawa beberapa dokumen.
"Baekhyun!" Teriakan tertahan Chanyeol lolos dari mulutnya. Baekhyun membungkukkan kepalanya sebentar lalu kembali menunggu lift untuk terbuka di depan mereka.
"Anda tidak perlu di paksa hari ini"
"Aku tidak di apartemen ku malam kemarin, Sehun sialan itu yang memaksa ku pergi" Chanyeol memutar bola matanya malas saat mengingat wajah laki-laki albino itu. Chanyeol masih tertidur dengan pulas di kamar satunya yang ada di apartemen Sehun ketika tiba-tiba laki-laki albino itu membangunkannya dengan cara terkasar yang bisa dia lakukan dan memaksa Chanyeol untuk berangkat ke kantor bahkan sebelum jam delapan pagi. Chanyeol benar-benar ingin memukul wajah tampan Sehun itu jika saja dia tidak ingat kalau Sehun masih berbaik hati mengizinkannya bermalam ditempat nya kemarin.
Baekhyun hanya diam mendengar cerita Chanyeol. Setelah pintu lift terbuka kedua laki-laki yang berbeda tinggi itu langsung masuk. Keheningan melingkupi suasana di dalam lift itu, Chanyeol sesekali melirik kearah Baekhyun yang sibuk dengan ponsel di tangannya. Mata Chanyeol meneliti penampilan formal Baekhyun, tidak buruk dia memang terlihat manis. Mata Chanyeol kembali melirik Baekhyun menatap wajah manis laki-laki mungil itu. Baekhyun benar-benar manis pikirnya. Tiba-tiba mata Chanyeol terpaku pada satu objek yang sejak kemarin menjadi pusat kegilaannya, bibir Baekhyun. Chanyeol menatap bibir tipis laki-laki manis itu, dia memperhatikan setiap inchi lekukan indah bibir Baekhyun, warna soft pink yang begitu menggoda dan rasa manis yang masih diingat dengan sangat baik oleh Chanyeol.
SIAL! Teriak Chanyeol dalam hati. Kenapa dia memikirkan bagaimana rasa bibir Baekhyun malam itu. Chanyeol mengacak rambutnya frustasi.
Baekhyun melirik Chanyeol yang mengacak rambutnya dan sesekali membenturkan kepalanya ke sisi dinding lift. Baekhyun hanya bisa menatap Chanyeol dengan menautkan kedua alisnya bingung. Apa yang di lakukan laki-laki tinggi ini, bahkan di saat sadar pun Chanyeol gila pikirnya.
"Tuan muda anda bisa menghancurkan kepala anda yang kosong jika terus kau benturkan seperti itu" Chanyeol berhenti melakukan aksinya dan menatap Baekhyun.
"Kepala anda yang kosong?" Tanya Chanyeol sambil menatap Baekhyun tajam. Baekhyun balas menatap Chanyeol dengan wajah datarnya.
"Apa aku salah mengatakan sesuatu?"
"YAK!..."
Pintu lift terbuka membuat Chanyeol menghentikan ucapannya. Baekhyun langsung melangkah pergi meninggalkan Chanyeol yang masih berdiri di dalam lift.
"YAK BYUN BAEKHYUN!" Chanyeol menghela nafas kesal lalu melangkah cepat mengejar Baekhyun.
"Baekhyun!"
DUAKK
Kepala Chanyeol sukses membentur dengan kuat pintu kaca ruangan Baekhyun sesaat setelah laki-laki mungil itu menutupnya. Chanyeol terjerembab ke belakang sambil memegangi kepalanya yang terasa sedikit pusing dan terdapat sedikit goresan disana.
Baekhyun menatap terkejut Chanyeol yang terduduk di lantai sambil memegangi kepalanya. Laki-laki mungil itu meletakkan semua dokumen yang di bawa nya lalu buru-buru menghampiri Chanyeol.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Baekhyun tanpa emosi sedikitpun di wajah datar nya.
"Kau tidak lihat dahi ku ini! Aiishh sialan! Bagaimana bisa kau menutupnya saat aku ingin masuk hah?!" Baekhyun hanya menaikkan satu alis nya sambil melipat kedua tangannya di d**a.
"Ah apa kau sudah lupa dimana letak ruangan mu sendiri tuan muda Park Chanyeol? Kenapa kau ingin masuk ke dalam ruangan ku?" Chanyeol berdecih kesal lalu bangkit dari lantai.
"Ini kantorku! Aku ingin berada dimanapun itu terserah padaku tuan Byun" Chanyeol menatap Baekhyun dengan dahi yang masih berdenyut sakit. Baekhyun mengabaikan Chanyeol lalu masuk ke dalam ruangan nya.
"Yak Byun pendek! Berani sekali kau mengabaikan ku hah?!" Teriak Chanyeol di depan ruangan Baekhyun. Baekhyun kembali keluar ruangan nya setelah mengambil sesuatu dari dalam laci meja kerjanya.
"Mendekat" Perintah Baekhyun kepada Chanyeol.
"Apa?" Tanya Chanyeol tidak mengerti.
"Mendekat padaku" Chanyeol masih tidak mengerti maksud dari laki-laki mungil di depannya tapi tetap mendekatkan tubuhnya kearah Baekhyun. Laki-laki mungil itu langsung memasangkan plester luka pada dahi Chanyeol yang terdapat luka gores walaupun Baekhyun harus berjinjit karena perbedaan tinggi diantara mereka.
"Apa yang kau lakukan.."
"Menurutmu?" Jawab Baekhyun santai mengedikkan bahunya acuh lalu membuka pintu ruangan nya tapi sebelum itu dia mengatakan sesuatu kepada Chanyeol.
"Perhatikan langkah mu. Aku tidak mau di marahi direktur Park melihat anak bodohnya memiliki banyak luka karena kepala kosongnya itu" Setelah itu Baekhyun kedalam ruangan nya dan mengabaikan teriakan Chanyeol.
"Sialan kau Byun!"
Chanyeol menghela nafas kesal lalu pergi dari depan ruangan Baekhyun. Saat duduk di kursinya Chanyeol menyentuh plester luka yang di pasangkan Baekhyun di dahinya. Masih terasa sakit saat laki-laki tinggi itu menyentuhnya. Tanpa sadar Chanyeol tersenyum dan tertawa kecil.
"Byun Baek.. Byun Baek.. Apa yang sebenarnya kau lakukan padaku"
Dengan suasana hati yang membaik, Chanyeol mengambil dokumen yang ada di atas meja lalu dengan iseng membacanya.
**