Luhan dan Kyungsoo berdiri di depan gedung apartemen Luhan sejak 20 menit yang lalu. Kedua laki-laki cantik itu sangat khawatir dengan keadaan Baekhyun. Mereka ingin menyusul Baekhyun tapi Kyungsoo ataupun Luhan tidak ada yang mengetahui kemana laki-laki mungil itu pergi.
"Aisshh dimana bocah itu! kenapa belum pulang juga" Luhan memeriksa ponselnya jika saja Baekhyun menghubunginya tapi nihil. Luhan tidak menerima pesan atau panggilan apapun dari Baekhyun.
Kyungsoo menggosok-gosokan telapak tangannya karena udara dingin yang berhembus. Sesekali dia menguap kecil dan menggelengkan kepalanya agar tidak jatuh tertidur. Kyungsoo sudah sangat mengantuk sejak menonton film tadi tapi karena Luhan yang memaksanya untuk menunggu Baekhyun pulang akhirnya dia berakhir disini bersama Luhan.
"Kau mengantuk Kyung?" Tanya Luhan yang sedikit tidak tega melihat Kyungsoo yang terus mengucek matanya dan sesekali menguap kecil.
"Ya sedikit. Apa tidak sebaiknya kau menghubungi Baekhyun?"
"Bocah itu tidak mengangkat panggilanku"
Kyungsoo hanya menepuk kedua pipinya. Luhan kembali memeriksa ponselnya.
"Maafkan aku Lu, aku tidak bisa menahan kantuk ini" Kyungsoo menatap Luhan dengan mata memerah. Luhan tidak akan tega membiarkan Kyungsoo menahan kantuknya lebih lama lagi akhirnya membiarkan Kyungsoo untuk lebih dahulu kembali ke apartemennya.
"Baiklah kau tidur duluan saja. Aku akan menunggu Baekhyun sebentar lagi"
"Baiklah. Dan berhati-hatilah"
Luhan hanya menganggukkan kepalanya, Kyungsoo berlari masuk kedalam gedung apartemen Luhan. Laki-laki cantik itu kembali memeriksa ponselnya dan mengirimkan pesan dimana Baekhyun berada saat ini.
Luhan melangkah kecil mendekati tepi jalan yang sudah sepi. Dia melirik ke kanan dan kekiri mencari mobil yang mungkin saja di kendarai oleh Baekhyun.
"Hffttt dingin" Luhan mengeratkan jaket yang dikenakannya.
Dia terus melangkah kearah jalan sampai tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan penuh muncul dan hampir menabrak tubuh mungilnya.
"KYAAAA~" Teriak Luhan kaget sambil menutup kedua matanya tapi dia tidak merasakan apapun. Dia hanya terkejut karena tiba-tiba sebuah mobil muncul di jalanan yang sepi itu.
Si pengendara mobil langsung memberhentikan mobilnya dan keluar menghampiri Luhan.
"Kau tak apa?" Luhan yang menundukkan kepala sambil memegangi d**a kirinya yang berdetak dengan sangat kencang itu langsung mengangkat wajahnya saat mendengar suara yang sedikit familiar di telinganya.
"Oh Sehun" Mata Luhan langsung melebar saat melihat sosok laki-laki tinggi itu. Sehun tidak berbeda dengan Luhan, dia juga terkejut saat tau salah satu teman Baekhyun hampir di tabrak olehnya.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Sehun sekali lagi karena laki-laki cantik itu tidak menjawab pertanyaannya tadi.
"Baik. Tapi sebaiknya kau meminta maaf padaku" Sehun menaikkan satu alisnya saat menatap Luhan.
"Kenapa? Bukankah kau baik-baik saja"
"Ya aku baik-baik saja tapi jantungku seakan ingin meledak karena mu!" Sehun menatap acuh Luhan membuat laki-laki cantik itu semakin kesal.
"Itu salahmu sendiri. Apa yang kau lakukan di tengah jalan selarut ini? Untung saja aku tidak terlalu mabuk untuk mengendalikan mobilku. Jika tidak sudah pasti kau akan berakhir di rumah sakit"
Luhan memutar bola matanya jengah. Sehun boleh saja tampan, tapi sifatnya sangat menyebalkan!
"Aku menunggu Baekhyun. Dia mengatakan jika teman bodohmu itu mabuk. Apa yang kalian lakukan padanya?"
"Sebaiknya kau masuk kedalam apartemenmu setelah itu cuci tangan dan kakimu lalu tidur. Baekhyun tidak akan pulang malam ini" Jawab Sehun disertai seringai kecil di wajahnya. Luhan mengernyit bingung saat melihat seringai kecil di wajah tampan itu.
"Apa maksudmu dengan tidak pulang malam ini? Apa yang kalian lakukan padanya?!"
"Dia membawa Chanyeol yang mabuk. Jadi aku yakin dia tidak akan pulang malam ini cantik. Segera masuk dan tidur. Laki-laki secantik dirimu tidak baik berkeliaran sendirian selarut ini" Sehun langsung melangkah pergi meninggalkan Luhan dan masuk kedalam mobilnya.
"YAK! AKU LAKI-LAKI!! AKU TIDAK CANTIK!!!!!" Teriak Luhan dengan kesalnya. Sehun hanya terkekeh geli di balik kemudi lalu meninggalkan Luhan yang masih berteriak kesal itu.
"GEEZ! Kenapa dulu aku bisa menyukai laki-laki menyebalkan itu! Aiissh jinjja!! Dia benar-benar membuatku kesal!!" Luhan berjalan dengan menghentak-hentakkan kaki lalu masuk kedalam gedung apartemen itu.
**
Baekhyun sampai di apartemen Chanyeol 30 menit kemudian. Dengan susah payah dia membawa tubuh raksasa itu ke dalam lift.
"s**t! Dia sangat berat" Baekhyun merebahkan Chanyeol di atas ranjang kamarnya. Laki-laki mungil itu menghela nafasnya berulang kali karena kelelahan memapah Chanyeol.
Baekhyun melepas sepatu yang di kenakan Chanyeol serta jas formal yang masih di kenakan laki-laki tinggi itu.
"Aku tidak seharusnya melakukan ini"
Walaupun seperti itu laki-laki mungil itu tetap melakukannya dan memposisikan tubuh Chanyeol senyaman mungkin di ranjang king size itu. Baekhyun mengambil selimut Chnayeol dan menutupi tubuh Chanyeol dengan selimut itu. Ugh betapa baiknya dirimu Byun Baek.
Baekhyun melangkah keluar kamar Chanyeol dan memeriksa ponselnya. Sudah banyak pesan dan panggilan dari Luhan dan Kyungsoo. Baekhyun mencari kontak Luhan dan langsung menghubungi laki-laki cantik itu.
'Halo, Baek kau ada dimana?' Tanya Luhan setelah panggilan itu tersambung. Baekhyun mendudukkan tubuh lelahnya di sofa.
"Apartemen Chanyeol"
'Kau akan pulang? Aku bertemu dengan Oh Sehun tadi dan mengatakan jika kau tidak akan pulang malam ini'
"Aku akan pulang Lu. Aku sudah membawa bocah sialan itu pulang dengan selamat. Tugasku sudah selesai"
'Baiklah. Kau mengetahui password apartemenku bukan? Aku mengantuk sekali. Aku tidur duluan ya? Kyungsoo sudah tidur sejak tadi'
"Oke baiklah"
Panggilan itu terputus. Baekhyun menghela nafasnya dan mengambil kunci mobil yang dia letakkan secara sembarang di atas meja tadi. Setelah itu dia melangkah menuju pintu apartemen Chanyeol.
Tapi tiba-tiba langkah terhenti saat sepasang lengan kekar melingkari pinggangnya dan memeluknya dengan erat. Baekhyun tertegun sejenak merespon apa yang terjadi.
"C..Chanyeol?"
Baekhyun tidak mendapat respon apapun. Laki-laki tinggi yang memeluknya itu menidurkan kepalanya di bahu Baekhyun dengan nafas teratur. Dia tidur? Tapi bagaimana bisa dia berada disini jika dia tertidur? Pikiran Baekhyun berkecamuk di dalam kepalanya.
"Chanyeol?" Baekhyun mengguncang bahunya pelan tapi Chanyeol seperti tidak terganggu sedikitpun.
"Park Chanyeol!" Baekhyun berusaha melepaskan pelukan Chanyeol di pinggangnya tapi hasilnya nihil. Pelukan Chanyeol terlalu kuat.
"Chanyeol!! Bangun dan lepaskan aku!" Baekhyun mengerakkan bahunya dengan kasar membuat laki-laki tinggi itu mengeram kesal.
"Jangan menggangguku!!" Suara Chanyeol terdengar kesal. Baekhyun hanya bisa menghela nafasnya.
"Kau yang menggangguku! Cepat lepaskan aku!" Baekhyun kembali mengoyangkan bahunya dengan brutal membuat Chanyeol mengangkat kepalanya dan dengan gerakan kasar membalikkan tubuh Baekhyun.
"Apa yang kau lakukan?! Ku bilang jangan menggangguku!!"
"Aku tidak akan menggangumu jika kau melepaskanku!" Baekhyun meronta dalam kungkungan tubuh Chanyeol. Tapi usahanya lepas tidak akan semudah itu, Chanyeol belum ingin melepaskannya.
"Tidak!" Dengan gerakan tiba-tiba Chanyeol langsung menggendong tubuh Baekhyun di pundaknya dan membawa laki-laki mungil itu masuk ke dalam kamarnya.
"Yak! Apa yang kau lakukan! Turunkan aku b******k!" Baekhyun terus meronta tapi Chanyeol seperti tidak mendengar sedikitpun teriakan Baekhyun yang memekakkan telinga itu. Apakah ini yang di maksud Jongin dan Sehun jika Chanyeol mabuk dia akan menjadi gila?
Berhati-hatilah dengannya Baek.. Berhati-hatilah dengannya Baek.. Berhati-hatilah dengannya Baek..
Kata-kata Jongin seakan berbisik secara berulang kali di telinga Baekhyun yang tanpa sadar sudah dibanting Chanyeol keatas ranjang.
"YAK!" Baekhyun merasa sakit di punggungnya saat Chanyeol yang tiba-tiba membanting tubuh mungil itu. Baekhyun seketika reflek menendang perut Chanyeol saat laki-laki tinggi itu ingin menindih tubuhnya.
"APA YANG KAU LAKUKAN b******k!!" Baekhyun bangkit dengan mata tajam menatap Chanyeol yang masih merintih kesakitan sehabis menerima tendangan Baekhyun tadi.
Chanyeol menatap Baekhyun yang berdiri tidak jauh dari jangkauannya. Chanyeol melangkah mendekat dan Baekhyun reflek melangkah mundur.
"Aissh aku harus kabur. Dia benar-benar mabuk!" Baekhyun langsung berlari menuju pintu kamar tapi tubuhnya langsung tersentak kebelakang saat Chanyeol menariknya masuk kedalam pelukan Chanyeol.
"Kau mau kemana baby?" Chanyeol mendekatkan wajahnya ketelinga Baekhyun dan berbisik disana. Baekhyun mendorong dengan kuat tubuh Chanyeol tapi semakin laki-laki mungil itu mendorongnya, semakin erat pula Chanyeol memeluk tubuh mungil itu.
"Kau harus menemaniku malam ini" Baekhyun menghela nafas kesal. Tubuhnya sudah sangat lelah hari ini. Dia harus menyelesaikan pekerjaannya hingga malam, bertemu Changmin dan calon istrinya, menemani Luhan dan Kyungsoo menonton film, menjemput dan membawa bocah sialan ini kembali ke apartemen dan sekarang apa? Chanyeol yang menginginkan dia menemaninya malam ini? Oh tuhan Baekhyun hanya ingin beristirahat sekarang. Dia hanya ingin membaringkan tubuhnya di atas ranjang kamarnya dan tertidur hingga besok siang. Tapi keinginannya sepertinya hanya keinginan karena lagi-lagi Chanyeol membanting tubuh Baekhyun keatas ranjang dan langsung menindih tubuh mungil itu sebelum Baekhyun sempat bangkit lagi.
"Apa yang ingin kau lakukan b******k. Aku akan menghajarmu jika kau berani menyentuhku!"
Chanyeol menyeringai kecil sambil menatap Baekhyun dengan mata sayunya. Sangat jelas terlihat jika Chanyeol mabuk dan dia di pengaruhi alkohol saat ini. Hembusan nafas Chanyeol yang berbau alkohol itu bahkan membuat Baekhyun merasa pusing.
"Baekhyun~" Chanyeol mendekatkan wajahnya ke leher Baekhyun dan menenggelamkan wajah tampannya di sana.
"Menyingkir dariku sialan!" Arrghh Baekhyun bersumpah dalam hati jika Chanyeol berani berbuat macam-macam padanya dia akan menghancurkan wajah tampan laki-laki tinggi itu tanpa ampun.
"Baekhyunnie~" Chanyeol berbisik pelan di telinga Baekhyun membuat tubuh Baekhyun merasa perasaan aneh yang belum pernah dirasakannya.
Park Chanyeol sialan! Jangan menyentuh titik sensitifku! Teriak Baekhyun dalam hati.
Chanyeol menarik wajahnya dari leher Baekhyun dan menatap tajam laki-laki manis itu. Tangan Baekhyun bergerak untuk memukul wajah Chanyeol tapi dengan sigapnya laki-laki tinggi itu mengunci kedua tangan Baekhyun di atas kepala laki-laki mungil itu.
"b******k! Lepaskan aku!"
"Kau tidak akan bisa lari dari ku Byun Baekhyun" Tanpa aba-aba Chanyeol langsung mencium dengan kasar bibir mungil Baekhyun. Laki-laki mungil itu melebarkan matanya dan meronta lebih kuat dalam kungkungan Chanyeol itu.
Chanyeol menggigit bibir Baekhyun memaksa laki-laki mungil itu untuk membuka mulutnya tapi sepertinya Baekhyun mati-matian menahan mulutnya untuk tidak terbuka.
"Aasshhhh Baek" Chanyeol melumat bibir Baekhyun dengan kasar. Menekan bibirnya dengan bibir Baekhyun, menyedot dan tidak ragu untuk menggigit bibir laki-laki mungil itu.
Baekhyun tidak menyerah, dia terus meronta walaupun hasilnya nihil. Baekhyun merasakan sensasi aneh yang baru pertama kali dirasakannya. Walaupun dia tidak membalas ciuman kasar dan dalam Chanyeol tapi dia tetap merasakan gejolak aneh di tubuhnya. Chanyeol benar-benar melecehkan bibirnya dengan sangat baik. Baekhyun hampir saja tenggelam oleh ciuman Chanyeol sebelum otak jeniusnya mengatakan jika dia dalam bahaya saat ini.
Dengan usaha terakhir Baekhyun mengarahkan lututnya dan memposisikan lututnya itu ke benda diantara s**********n Chanyeol. Baekhyun menghantam dengan keras benda tersebut membuat Chanyeol melepaskan cumbuan ganasnya dan terjatuh ke lantai.
"AKKHHH" Chanyeol menjerit kesakitan dengan tubuh yang terjerembab ke lantai.
"b******k!" Baekhyun mengusap bibirnya yang penuh dengan saliva Chanyeol.
"KAU PANTAS MENDAPATKANNYA!!" Teriak Baekhyun sambil menatap tajam Chanyeol yang merintih kesakitan sambil memegangi benda kebanggaannya itu.
"Ba..Baek..Baekhyun" Chanyeol berusaha menggapai Baekhyun dengan sesekali meringis sakit.
"Jangan menyentuhku sialan!"
"Baekhyun!" Chanyeol menangkap tubuh Baekhyun dan terjatuh ke ranjang untuk yang kesekian kalinya Baekhyun mengumpat kesal karena tubuhnya di banting dengan kasar ke ranjang. Chanyeol menyembunyikan wajahnya di perut Baekhyun memeluk erat pinggang laki-laki mungil itu.
"Baekhyun" Baekhyun melirik kearah Chanyeol yang menenggelamkan wajah di perutnya. Laki-laki mungil itu menghela nafas kasar. Keinginannya hanya ingin pergi dari tempat ini dan beristirahat. Tidak bisa kah dia mendapatkannya?
Setelah beberapa menit membiarkan laki-laki tinggi itu dengan posisinya, Baekhyun tidak merasakan ada pergerakan dari Chanyeol. Dia hanya mendengar nafas teratur yang terasa berhembus di piyama yang di kenakannya.
"Aaahhh aku lelah" Baekhyun merentangkan tangannya. Dia benar-benar sangat lelah saat ini. menghadapi Chanyeol yang mabuk benar-benar menghabiskan sisa energinya saat ini.
"Dia benar-benar berbahaya jika mabuk" Baekhyun menutup matanya dan mengatur nafasnya. Selang beberapa detik tanpa sadar laki-laki mungil itu ikut tertidur masih dengan posisi Chanyeol yang menenggelamkan wajahnya di perut Baekhyun dan memeluk erat pinggangnya.
**
Kyungsoo terbangun setelah ponselnya berdering berulang kali. Siapa yang menghubunginya di pagi hari minggu?
Dengan mata setengah terpejam laki-laki bermata bulat itu meraih ponselnya dan tanpa melihat ID pemanggil dia langsung menggeser tombol hijau dan mendekatkan ponsel itu ketelinganya.
"Halo~"
'Kyungsoo! Akhirnya kau mengangkat penggilanku!' Kyungsoo masih memejamkan matanya. Dia baru tertidur beberapa jam dan tiba-tiba seseorang berteriak padanya.
"Siapa ya?" Tanya Kyungsoo karena merasa asing dengan suara yang di dengarnya.
'Kau tidak mengingat suaraku? Ini aku Jongin. Kim Jongin'
Seketika mata bulat Kyungsoo terbuka, laki-laki mungil itu bangkit dari tidurnya dan duduk di atas ranjang.
"Ah maafkan saya tuan Kim Jongin. Saya tidak tau jika anda yang menghubungi saya"
'Hey tidak perlu seformal itu. Bukankah aku sudah mengatakannya padamu Kyungsoo-ah?'
"Ah ya Jongin"
'Apa kau punya waktu hari ini?'
"Hari ini?" Kyungsoo mengernyit bingung. Hari ini? ada apa dengan hari ini?
'Ya Kyungsoo hari ini. Kau punya waktu?'
"Ah sepertinya tidak ada Jongin. Aku hanya harus memasak pagi ini untuk sarapan Luhan dan Baekhyun karena mereka selalu saja telat bangun dan akhirnya aku yang harus memasak untuk mereka. Setelah itu mandi dan setelahnya aku mungkin akan menonton film yang malam tadi belum selesai ku tonton bersama Luhan dan Baekhyun. Ada apa? Apa kau ingin membicarakan pekerjaan? Apa penting? Tapi ini kan hari minggu Jongin. Kita tidak bekerja di hari minggu"
Kyungsoo dapat mendengar Jongin menghela nafasnya. Sedangkan di seberang sana Jongin memijit pelipisnya pelan mendengar ocehan panjang laki-laki polos itu.
‘Tidak Kyungsoo tidak. ini tidak ada kaitannya dengan pekerjaan’
"Jadi apa? Hm..?" Kyungsoo semakin bingung. Jika bukan karena pekerjaan, kenapa laki-laki tan itu menanyakan dirinya ada waktu atau tidak.
‘Mau pergi denganku?’
"Pergi? Kemana? Laporan cuaca hari ini apa? Jika hujan aku tidak mau" Kyungsoo melirik jendelanya yang sedikit terbuka tirainya. Dia tidak tau laporan cuaca hari ini, jika ingin pergi sebaiknya laporan cuaca mengatakan jika hari ini akan cerah karena dia tidak suka hujan.
‘Kita akan menggunakan mobil Kyungsoo. Kau tidak akan terkena hujan!’
"Tetap saja akan dingin Jongin. Aku tidak mau pergi jika hujan"
‘Oke fine. Kau lihat laporan cuaca hari ini, jika cerah hubungi aku’
Jongin langsung memutuskan panggilan itu. kepalanya berdenyut sakit saat beradu argument dengan Kyungsoo tadi.
"Oh s**t!! aku benar-benar tidak terbiasa menghadapi bocah polos" Heol! tentu saja Kim Jongin. Kau biasanya kan bermain dengan perempuan-perempuan jalang yang kau temui di club.
**