"Baek bagaimana jika malam ini kita menghabiskan weekend di apartemen Luhan?" Luhan dan Kyungsoo duduk didepan Baekhyun yang masih sibuk dengan laptop di depannya.
"Ide bagus. Tapi mungkin aku akan sedikit terlambat" Jawab Baekhyun tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya dari layar laptop.
"Kenapa? Bukankah jam kerja kantor sudah selesai?" Tanya Kyungsoo, Baekhyun menghela nafasnya lalu menatap kedua sahabatnya itu.
"Aku memiliki banyak pekerjaan saat ini. Park Chanyeol sialan itu benar-benar tidak mengerti apapun"
"Dimana dia?" Luhan melirik ruangan Chanyeol yang sudah kosong.
"Aku tidak tau, dia sudah meninggalkan ruangannya sejak 3 jam yang lalu bersama kedua teman berandalnya itu" Baekhyun mengambil dokumen di depannya lalu fokus membaca dokumen itu.
"Well Baek kau memang harus bersabar menghadapinya"
"Hfftt aku tau itu" Jawab Baekhyun masih fokus membaca isi dokumen itu.
"Baiklah. Tapi kau harus datang. Aku akan membunuhmu jika kau tidak datang Byun Baek" Luhan menunjuk wajah Baekhyun dengan ponselnya. Baekhyun memutar bola matanya malas lalu tersenyum kecil.
"Ya aku pasti akan datang. Aku harus menyelesaikan dokumen ini dulu Lu"
"Baiklah kami tidak akan menganggumu. Bye Baek" Kyungsoo beranjak dari duduknya dan menarik Luhan. Kedua laki-laki itu pergi meninggalkan Baekhyun di ruangannya. Baekhyun kembali berkutat dengan laptop dan dokumen-dokumen dimejanya.
Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Baekhyun menutup layar laptopnya lalu meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku karena dirinya hanya duduk seharian ini.
Baekhyun melirik jam di pergelengan tangannya lalu meregangkan otot lehernya.
"Jam delapan. Arrggh aku tidak tau akan selesai secepat ini"
Tiba-tiba ponselnya berdering. Baekhyun langsung meraihnya dan menerima panggilan itu.
"Halo..."
'Yak Byun Baekhyun!! dimana kau? Apa pekerjaanmu belum selesai?' Baekhyun menjauhkan ponselnya dari telinga sesaat setelah mendengar teriakan Luhan dari seberang sana.
"Aku baru menyelesaikannya Lu" Jawab Baekhyun dengan nada lelah.
'Oke baiklah. Segera ke apartemenku dan jangan lupa belikan beberapa ramyeon. Ramyeonku hanya satu dan aku lupa membelinya tadi. Dan jangan lupa untuk membeli soju'
"Soju? Tidak tidak! Aku tidak bisa meminum alkohol"
'Yak itu bukan untukmu bodoh! Itu untukku dan Kyungsoo aiishh'
"Kau akan mabuk bersama Kyungsoo? Aiishh kalian akan merempotkanku lagi nanti"
'Jangan banyak bertanya dan segera kemari Byun Baek sebelum aku memotongmu menjadi 10 bagian. Cepat!!'
"Arraso"
Luhan memutuskan panggilan itu. Baekhyun membereskan meja kerjanya dan setelah itu pergi meninggalkan ruangan kantornya.
__
"Ramyeon Ramyeon. Ahh ini dia" Baekhyun mengambil beberapa ramyeon dan memasukkanya kedalam keranjang. Dia juga mengambil beberapa cemilan untuk mereka nanti dan tidak lupa soju pesanan Luhan.
"Aiish mereka akan mabuk lagi" Baekhyun mengambil 3 botol soju dan meletakkannya di dalam keranjang.
"Baekhyun? Ah benar Baekhyun!" Baekhyun langsung membalikkan tubuhnya saat seseorang memanggil namanya.
"Changmin hyung? A..Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Baekhyun kepada laki-laki tinggi yang tersenyum manis padanya itu. Baekhyun menggigit bibir bawahnya pelan, kenapa dia bisa selalu bertemu dengan laki-laki ini pikirnya.
"Hanya membeli beberapa keperluan. Kau? Apa yang kau lakukan disini? Ini bukan daerah apartemenmu bukan?"
"Ahh aku akan ke apartemen Luhan. Aku membeli beberapa ramyeon dan lainnya juga" Jawab Baekhyun, dia merasa sangat awkward saat ini. Changmin melirik kedalam keranjang yang di bawa oleh Baekhyun.
"Soju? Bukankah kau tidak bisa meminum alkohol?" Tanyanya sambil menatap Baekhyun dengan pandangan tidak percaya.
"Ini bukan untukku. Luhan dan Kyungsoo yang memintaku membelinya" Changmin menganggukkan kepalanya mengerti.
"Ternyata kau tidak berubah sedikitpun Baek" Changmin mengacak rambut Baekhyun dengan tawa kecilnya.
"Hyung kau merusak rambutku"
"Maaf, apa itu tidak berat? Berikan padaku" Changmin berusaha mengambil keranjang itu dari tangan Baekhyun tapi laki-laki mungil itu menahannya.
"Tidak, aku baik-baik saja hyung" Baekhyun tersenyum kecil meyakinkan Changmin.
"Oppa~" tiba-tiba seorang perempuan muncul dari belakang Changmin dan langsung memeluk lengan laki-laki tinggi itu.
"Kau sudah membeli yang kau butuhkan?"Tanya Changmin pada perempuan itu.
"Iya, aku sudah membeli semuanya. Ini berat ugh" Perempuan itu tersenyum lebar kearah Changmin lalu mengangkat keranjang yang isinya tidak lebih banyak dari keranjang yang di bawa Baekhyun.
"Berikan padaku" Changmin mengambil alih keranjang yang di pegang perempuan . Sedangkan perempuan itu langsung tersenyum lebar lalu mengeratkan pelukannya di lengan Changmin.
"Gomawo oppa"
Tiba-tiba perempuan itu menolehkan kepalanya kearah Baekhyun.
"Siapa? Dia temanmu oppa?"
"Ah ya, dia hm.. ya dia temanku. Baekhyun, Byun Baekhyun" Changmin menatap Baekhyun lalu kembali menatap perempuan itu.
"Ah Baekhyun-ssi. Perkenalkan aku Victoria"
Baekhyun tersenyum kecil lalu menjabat tangan perempuan itu.
"Baekhyun"
"Oppa ayo pulang, aku lelah~"
Baekhyun hanya menatap sepasang kekasih itu dengan pandangan yang sulit diartikan. Entah kenapa bayangan dirinya dan Changmin dulu saat masih menjadi sepasang kekasih berputar di otaknya. Laki-laki mungil itu segera menepis bayangan itu, dia tidak ingin mengingatnya lagi.
"Tunggu sebentar ya. Baek apa ada yang kau perlukan lagi?"
"Tidak ada" Baekhyun melirik jam di pergelangan tangannya lalu kembali menatap sepasang kekasih itu. "Sebaiknya aku pergi. Luhan akan membunuhku jika aku tidak segera tiba di apartemennya"
"Baiklah. Berhati-hatilah Baek"
"Iya hyung. Aku pergi dulu. Bye Victoria-ssi" Baekhyun tersenyum tipis.
"Annyeong~"
Baekhyun segera menuju kasir dan membayar semua belanjaannya. Setelah itu dia memasuki mobilnya lalu membawanya ke apartemen Luhan.
**
Luhan dan Kyungsoo sedang berbaring di atas karpet bulu milik Luhan.
"Aiishh dimana bocah itu! Aku kelaparan" Luhan mengelus perutnya dengan mempoutkan bibirnya. Dia menggulingkan tubuhnya kekiri dan kekanan.
"Tunggulah sebentar lagi Lu" Kyungsoo menatap Luhan jengah.
"Dia sudah mengatakan akan segera tiba satu jam yang lalu Kyungsoo! Aku benar-benar akan membunuhnya jika dalam lima menit dia tidak muncul di hadapanku"
"Kenapa kau tidak memesan makanan saja Lu?"
"Tidak! Aku ingin ramyeon. Aku ingin ramyeon!" Kyungsoo menggelengkan kepalanya dan memutar bola matanya malas. Setelah itu terdengar bel apartemen Luhan, laki-laki bermata bulat itu berdiri meninggalkan Luhan yang masih berguling sambil mengelus perutnya.
"Baek, sini ku bantu" Kyungsoo membuka pintu itu dan langsung membantu Baekhyun yang terlihat kesulitan membawa tiga kantung belanja itu.
"Gomawo. Dimana Luhan?" Tanya Baekhyun setelah dirinya masuk kedalam apartemen itu.
"Dia sedang melakukan kebiasaanya jika sedang lapar"
"Geez dia tidak berubah sama sekali" Baekhyun memutar bola matanya malas, Luhan selalu bertingkah seperti itu jika sedang kelaparan.
"Aku akan memasak ramyeon ini. Kau pasti lelah, mandilah dulu Baek"
"Baiklah" Baekhyun tersenyum kearah Kyungsoo dan mengabaikan Luhan yang masih bertingkah gila di atas karpet bulu miliknya.
Setelah 30 menit laki-laki mungil itu keluar dari kamar Luhan menggunakan piyama biru milik Luhan.
"Baek kau sudah selesai? Ayo makan" Baekhyun melihat Kyungsoo yang sedang mengambil beberapa kimchi dari dalam kulkas Luhan. Sedangkan laki-laki cantik itu, dia sudah duduk dengan manisnya menyantap ramyeon yang di masak Kyungsoo.
"Yaaa Xi Luhan kau bahkan tidak melakukan apapun dan kau langsung memakannya tanpa menungguku atau Kyungsoo"
"Aku kelaparan. Jangan mengangguku sebelum mangkuk ini berakhir di kepalamu Baekhyun"
Baekhyun memutar bola matanya malas dan duduk di depan Luhan. Kyungsoo meletakkan kimchi yang di ambilnya di atas meja dan ketiga laki-laki manis itu larut dengan santapan malam mereka.
__
"Jadi apa yang akan kita lakukan hari ini?" Tanya Baekhyun setelah mereka selesai makan. Saat ini ketiga laki-laki manis itu sedang duduk di atas sofa dan menonton drama di tv.
"Aku punya film horror terbaru, mau menontonnya?" Tanya Luhan, laki-laki cantik itu berlari kearah lemari di ruangan itu dan mengeluarkan seluruh koleksi filmnya.
"Baiklah, aku ingin mendengar kau berteriak sampai menangis lagi Lu" Luhan langsung melempar Baekhyun dengan bantal sofa di depannya.
"Yak! waktu itu aku hanya terkejut. Makhluk mengerikan itu tiba-tiba muncul di layar, dan aku tidak menangis!"
"Well jika mengeluarkan air mata itu tidak dikatakan menangis, berarti kau tertawa" Kyungsoo memutar bola matanya malas, Luhan mempoutkan bibirnya kesal.
"Kyungsoo kau jangan mulai oke"
"Baiklah, berikan padaku Lu"
Kyungsoo mulai memutar film itu di tv Luhan. Baekhyun menyiapkan beberapa cemilan yang di belinya tadi dan Luhan sudah memeluk erat bantal sofa.
"Ayo mulai"
**
"Hey Kkamjong kenapa kau terus menatap ponselmu?" Jongin memasukkan ponsel di saku celananya dengan malas.
"Aku mengirim pesan untuk Kyungsoo. Tapi laki-laki itu tidak kunjung membalas pesan dariku"
Sehun menatap geli Jongin lalu meminum wine di gelasnya.
"Ow lihatlah si playboy Kim Jongin. Apa kau benar-benar jatuh cinta pada laki-laki itu? Apa kau yakin?"
"Entahlah, aku hanya tertarik padanya"
"Yak jangan mencoba untuk menidurinya tapi setelah itu kau akan meninggalkannya begitu saja Jongin" Chanyeol menatap Jongin sambil menyesap pelan winenya.
"Kenapa?"
"Bagaimanapun juga dia itu karyawanku dan sahabat Byun pendek itu. Jika kau menyakitinya, aku yakin si pendek itu akan menghajarku lalu membunuhmu"
"Aku tau, aku tau. Ku kira saat ini kau sudah mulai mengikuti Byun manis itu Chanyeol" Jongin meminum winenya hingga habis.
"Apa? Are you kidding me? Jangan membuatku ingin tertawa Kim Jongin. Aku hanya mengikuti perintah ayahku, aku tidak akan mengikuti perintah Byun pendek itu"
"Well kita lihat saja nanti" Sehun dan Jongin tersenyum miring.
"Aku tidak peduli!" Chanyeol berjalan kearah bar dan memesan vodka.
__
Sudah lebih dari tiga jam ketiga laki-laki tampan itu berada di sana. Jongin sudah asyik menari dan menggoyangkan tubuhnya di dance floor bersama tiga orang perempuan sexy yang terus menempel padanya. Sehun hanya meminum wine dalam diam, beberapa kali perempuan datang menghampirinya tapi Sehun selalu mengacuhkan perempuan-perempuan itu. Karena merasa di acuhkan semua perempuan yang menghampirinya itu pergi meninggalkan Sehun. Chanyeol? dia masih meminum vodka tidak tau sudah berapa gelas yang di minum olehnya.
"Yak Park Chanyeol! Jangan minum terlalu banyak bodoh!" Teriak Sehun tapi Chanyeol seakan tidak mendengar teriakan itu terus mengabiskan vodka di gelasnya hingga kosong. Chanyeol menundukkan kepalanya, entah kenapa kepalanya terasa pusing.
"Hey tampan. Kau sendiri? Ingin aku temani?" tiba-tiba seorang perempuan cantik dan sexy duduk di sebelah Chanyeol. Laki-laki tinggi menolehkan kepalanya lalu menatap penampilan perempuan itu dari atas ke bawah. Entah mengapa bayangan Baekhyun yang selalu memasang wajah dingin terlintas di kepalanya. Chanyeol langsung menggelengkan kepalanya yang pusing dan mengabaikan perempuan itu.
"Pergilah"
"Hey ayolah, bagaimana jika kita minum bersama? Lebih baik dari pada kau minum sendiri" Tangan perempuan itu dengan lancangnya mengelus d**a Chanyeol. Chanyeol berdecih malas lalu menatap tajam perempuan itu.
"Jangan menyentuhku!"
"Kenapa? Apa kau tidak ingin melanjutkan ini?"
Chanyeol menepis tangan perempuan itu dengan kasar lalu memesan segelas vodka lagi.
"Aku juga" Perempuan itu tersenyum menggoda kearah Chanyeol, tangannya kembali dia arahkan kearah paha Chanyeol lalu mengelusnya dengan gerakan s*****l.
Chanyeol menghembuskan nafasnya kasar.
"Jangan berani-beraninya menyentuhku jalang!" Teriak Chanyeol dan menatap tajam perempuan itu. Tapi sepertinya perempuan itu tidak menyerah, dia hanya tersenyum menganggapi teriakan laki-laki tinggi itu.
"Hey kenapa kau marah? Bukankah kau menyukainya?"
Chanyeol meneguk habis vodkanya lalu kembali menatap perempuan itu.
"Pergi dari hadapanku sebelum aku menghancurkan wajah palsumu itu jalang! Kau bahkan tidak lebih cantik dari Baekhyun setelah melakukan operasi di wajahmu itu" Perempuan itu Nampak terkejut lalu memegangi kedua pipinya.
"Kau dengar jalang? Pergi!!" Sehun sudah muncul di sebelah Chanyeol. Perempuan itu menatap kedua laki-laki tampan itu dengan pandangan marah lalu melangkah pergi.
Chanyeol kembali meneguk vodka yang sudah terisi kembali di gelasnya.
"Yak! Berhenti minum bodoh! Kau sudah mabuk!" Sehun menarik gelas Chanyeol. Laki-laki tinggi itu menjatuhkan kepalanya di meja bar dengan mata tertutup. Sehun mengacak rambutnya frustasi, Chanyeol selalu merepotkan jika sudah mabuk.
Laki-laki albino itu menajamkan penglihatannya mencari keberadaan Jongin.
"Aiishhh YAK KKAMJONG! Berhenti menciumi jalang itu dan kemarilah!!"Teriak Sehun kesal, dia mengumpat dalam hati kenapa dirinya memiliki teman seperti kedua orang ini.
Jongin menatap Sehun kesal lalu menjauhi perempuan yang di ciumnya tadi.
"Kenapa? Kau mengganggu kesenanganku!" Protes Jongin setelah berdiri di depan Sehun.
"Kau lihat si i***t ini! Dia mabuk! Kita harus segera membawanya pergi sebelum si b******k ini membuat masalah lagi"
"s**t! Bukankah ku katakan untuk tidak minum terlalu banyak bodoh! Kau selalu saja merepotkan!" Teriak Jongin di telinga Chanyeol yang sudah membaringkan kepalanya di meja bar itu dengan mata terpejam.
"Aku tidak akan membawanya ke apartemenku. Tidak akan pernah!" Sehun menatap Jongin. Laki-laki tan itu juga menolak membawa Chanyeol keapartemennya.
"Jadi bagaimana? Kita tidak mungkin meninggalkan si b******k ini disini. Jika Yoora noona tau aku yakin dia akan di usir dari keluarga Park"
Jongin hanya diam, dia memikirkan siapa yang bisa membawa laki-laki ini pulang.
"Ah Baekhyun! Bagaimana jika kita menghubungi laki-laki manis itu? Bukankah dia yang di minta tuan Park untuk menjaga si i***t ini? dia tidak akan menolak" Sehun menepuk bahu Jongin dan tersenyum kecil merespon ide cemerlang yang jarang sekali keluar dari otak m***m Jongin.
"Ponsel Chanyeol, aku akan menghubunginya" Jongin langsung mengambil ponsel milik Chanyeol dari saku jas nya dan langsung mencari kontak Baekhyun.
**
Film sudah berjalan setengah, Luhan sudah berteriak sejak film ini di mulai. Laki-laki cantik itu bahkan sudah menutup seluruh wajahnya dengan bantal lalu sesekali melirik kearah tv. Lalu kembali menutup wajahnya. Kyungsoo hanya duduk tenang di single sofa sambil memakan cemilan di pangkuannya. Sedangkan Baekhyun dia hanya diam menikmati jalan cerita dari film itu. Sesekali menutup mata jika sesuatu yang mengerikan terlihat di layar lalu kembali menonton film itu dalam diam.
Tiba-tiba ponsel miliknya yang tergeletak di atas meja berdering. Dengan malas dan tanpa mengalihkan pandangannya dari layar tv Baekhyun meraih ponselnya. Setelah berhasil meraih ponselnya laki-laki mungil itu menatap layar yang menunjukkan siapa yang sedang menghubunginya saat ini.
"Chanyeol?" Baekhyun menyatukan kedua alisnya bingung. Untuk apa Chanyeol menghubunginya jam 2 pagi?
"Halo?" Baekhyun akhirnya memilih untuk menerima panggilan itu.
'Baekhyunnie~ ini aku Jongin'
Baekhyun kembali di buat bingung. Chanyeol menghubunginya tapi Jongin yang berbicara padanya. Ada apa ini pikirnya.
"Ya tuan muda"
'Baek bisakah kau menjemput Chanyeol? si i***t ini mabuk dan aku serta Sehun tidak tau password apartemennya'
Baekhyun menatap layar ponselnya lalu mengumpat kesal. What the hell! Ini sudah jam 2 pagi dan dia di minta untuk menjemput laki-laki tinggi itu? Baekhyun ingin sekali terjun dari atas balkon apartemen Luhan.
"Sekarang?"
'Tentu saja. Chanyeol menunggumu Baek'
Baekhyun memutar bola matanya malas lalu menghela nafas pasrah.
"Baiklah aku akan kesana, beri tau aku lokasinya"
'Ne~ annyeong Baek'
Setelah sambungan itu terputus Baekhyun mendapat pesan dari nomor Chanyeol yang berisi dimana lokasi mereka saat ini. Baekhyun mengambil jaket tebal milik Luhan dan kunci mobilnya.
"Kau mau kemana Baek? Ini jam 2 pagi" Tanya Kyungsoo, Luhan menurunkan bantal yang di peluknya dan menatap Baekhyun.
"Kau mau kemana Byun Baek?"
"Park Chanyeol. Bocah sialan itu mabuk dan kedua teman bodohnya itu bahkan terlalu bodoh. Jadi mereka memintaku menjemput bocah sialan itu" Baekhyun memakai sepatunya asal, Luhan dan Kyungsoo mendekati Baekhyun.
"Apa? Tapi ini sudah terlalu larut Baek"
"Aku pergi"
"Yak Baekhyun! Baekhyun!"
Baekhyun mengabaikan teriakan Luhan dan Kyungsoo. Dia berlari menuju lift dan mengambil mobilnya di basement.
__
"Baekhyunnie~" Jongin memanggil Baekhyun saat matanya menangkap sosok laki-laki mungil itu memasuki club dengan piyama biru yang tertutupi jaket coklat tebal itu. Laki-laki mungil itu melangkah malas memasuki tempat yang belum satu kalipun di masuki olehnya. Aroma alkohol yang sangat menyengat menghantam dengan keras indra penciumannya, musik yang berdentum dengan keras membuat telinganya berdenyut nyeri. Baekhyun sangat membenci keramaian dan tempat ini lebih dari keramaian baginya. Baekhyun berdiri di depan laki-laki tinggi itu, matanya menatap Chanyeol yang masih membaringkan kepalanya di meja bar.
"Wow kau memakai piyama ketempat seperti ini Baek?" Jongin mengulum senyumnya saat melihat penampilan Baekhyun.
"Aku tidak peduli" Jawab Baekhyun. Dia memang benar-benar tidak peduli dengan penampilannya, dia hanya menjemput bocah sialan yang sudah menjadi tanggung jawabnya itu.
"Tapi kau tetap terlihat manis Baek" Jongin menggoda Baekhyun. Sehun memukul kepala Jongin kesal, bisa-bisanya laki-laki tan itu menggoda Baekhyun disaat seperti ini.
"Berhentilah bodoh! Cepat bangunkan Chanyeol"
"Chan.. Chanyeol. Yak Park Chanyeol!" Jongin menatap kesal Sehun sambil mengelus kepalanya yang di pukul oleh Sehun tadi. Laki-laki tan itu menggoyangkan tubuh Chanyeol dengan kasar, Chanyeol mengangkat kepalanya dengan berat lalu pandangannya menangkap sosok Baekhyun yang berdiri di hadapannya.
"Baek? Baekhyun? Hey bagaimana bisa kau ada disini?" Chanyeol tersenyum lebar dengan mata setengah tertutup. Sehun menahan tubuh Chanyeol agar tidak terjatuh.
"Dia mabuk?" Tanya Baekhyun, Sehun dan Jongin menghela nafas dan mengangguk.
"Baek sini sini, apa kau tau? Tadi ada perempuan cantik yang menggangguku. Tapi mengapa kau terlihat lebih cantik darinya?" Chanyeol mendekatkan wajahnya kearah Baekhyun. Laki-laki mungil itu menaikkan satu alisnya bingung.
"Chan kau mabuk bodoh!" Sehun kembali menahan tubuh Chanyeol yang hampir jatuh.
"Tidak, aku tidak mabuk. Baekhyun terlihat sangat cantik" Chanyeol ingin memeluk Baekhyun tapi laki-laki mungil itu dengan cepat melangkah mundur menjauhi Chanyeol.
"Baek dia harus segera di bawa pergi. Si i***t ini akan menjadi gila jika mabuk, bahkan bisa lebih parah dari ini" Baekhyun memutar bola matanya malas.
"Aku akan membawanya pulang"
Sehun dan Jongin tersenyum kecil lalu membantu Baekhyun mambawa Chanyeol ke mobil Baekhyun. Setelah Chanyeol sudah terbaring di kursi belakang, Jongin langsung menutup pintu mobil itu dan menatap intens Baekhyun.
"Berhati-hatilah dengannya. Sudah ku bilang bukan jika dia akan menjadi gila jika sedang mabuk"
"Aku akan mengingatnya" Baekhyun masuk kedalam mobilnya dan memacu mobil itu menuju apartemen Chanyeol.
**