Part 5

2743 Kata
Chanyeol masih bergelung dengan nikmatnya diatas tempat tidur menikmati mimpi indahnya.   BYUURR   Tiba-tiba tubuh Chanyeol basah oleh sesuatu, membuat laki-laki tinggi itu langsung membuka matanya dan bangkit dari tempat tidur.   "Selamat pagi tuan muda" Sapa Baekhyun dengan nada datar dan ekspresi yang datar juga menatap Chanyeol yang mengelap wajahnya yang basah karena ulah Baekhyun.   "YAK! APA YANG KAU LAKUKAN PENDEK!!" Teriak Chanyeol dengan kesal karena seluruh wajah dan bajunya basah oleh air yang baru saja di siram ke tubuhnya.   "Membangunkan bocah pemalas" Jawab Baekhyun dengan tangan yang dia lipat di d**a.   "Sialan kau Byun! Bagaimana bisa kau masuk ke dalam apartemenku!" Chanyeol membuka bajunya yang basah dengan kasar dan melempar dengan seenaknya ke lantai. Baekhyun yang melihatnya hanya menghela nafas kesal.   "Aku memintanya dari petugas"   "Bagaimana bisa kau mendapatkannya?" Tanya Chanyeol tidak percaya. Bukankah apartemen mewahnya ini mengutamakan privasi setiap pemilik apartemen nya. Sehingga setiap apartemen kedap suara dan tingkat keamanan yang super untuk mencegah orang asing masuk kedalam apartemen.   "Itu mudah. Aku hanya mengatakan jika kau kekasihku dan berencana ingin bunuh diri karena aku memutuskanmu. Jadi dia memberikan kunci cadangan padaku" Baekhyun masih melipat kedua tangan sambil menatap jengah Chanyeol.   Tidak seperti hari ini, kemarin-kemarin apartemen Chanyeol tidak perlu di bobol oleh laki-laki manis itu karena Chanyeol membukanya walaupun dengan penampilan berantakan khas orang bangun tidur. Tapi hari ini Baekhyun sudah berkali-kali bahkan berpuluh kali menekan bel apartemen Chanyeol, laki-laki tinggi itu tidak juga membuka pintu apartemen nya. Jadilah Baekhyun berbohong kepada petugas apartemen untuk mendapatkan kunci cadangan.   "SIALAN KAU BYUN!" Chanyeol benar-benar ingin menghajar Baekhyun yang seenaknya masuk kedalam apartemen nya dan lagi dia menyiram tubuh Chanyeol yang masih tertidur. Tidak ada seorangpun yang berani membangunkan anak berandal ini kecuali Baekhyun dan tentu saja keluarganya.   "Well tuan muda. Sebaiknya kau mandi dan kita segera berangkat ke kantor sebelum bodyguardku menyeretmu seperti kemarin-kemarin"   "Cih! Apa kau akan melaporkanku lagi kali ini tuan Byun?"   "Maafkan aku tuan Park. Tapi aku tidak mengetahui hal itu. Jadi cepat bersihkan tubuhmu itu dan kita akan segera berangkat ke kantor"   "Kau pikir aku bodoh!" Chanyeol mendekati laki-laki mungil itu. Dia benar-benar kesal dan ingin sekali menghajar wajah manis yang selalu terlihat datar jika berhadapan dengannya. Tapi sebelum tubuh Chanyeol mendekati Baekhyun dua orang bodyguard Baekhyun menahan tubuh Chanyeol.   "Ck kau selalu saja memanfaatkan bodyguard sialanmu itu"   Chanyeol benar-benar ingin menghajar Baekhyun. Tapi keinginan itu hanyalah keinginan semata karena Baekhyun adalah bocah kesayangan direktur Park. Sehari setelah kepergian tuan Park dan Ibu Park ke Paris, Chanyeol dengan kasarnya memukul wajah Baekhyun karena laki-laki mungil itu memaksa Chanyeol untuk menemui salah satu kolega Park Corp. Chanyeol yang saat itu baru terbangun dari tidurnya merasa sangat terganggu karena Baekhyun terus saja menghujaninya dengan terus memberitahukannya seluruh pekerjaan yang harus Chanyeol lakukan hari itu. Chanyeol bangun dari tidurnya dan langsung melayangkan pukulan kearah Baekhyun. Baekhyun terjatuh dan sudut bibirnya mengeluarkan darah. Sebelum Chanyeol memukul Baekhyun lagi dua orang Bodyguard yang ditugaskan untuk menjaga Baekhyun langsung menarik paksa Chanyeol untuk masuk ke dalam kamar mandi.   Setelah kejadian itu salah satu bodyguard Baekhyun melaporkan perbuatan Chanyeol pada ayahnya tanpa sepengetahuan Baekhyun. Dan akhirnya Chanyeol terpaksa harus merelakan mobil sport mewah kesayangannya menjadi milik Baekhyun.   "Cepatlah! Aku muak menunggu. Seret dia ke kamar mandi" Kedua bodyguard itu menuruti perintah Baekhyun dan langsung menarik paksa tubuh Chanyeol.   "Sialan kau Byun! Kau selalu saja memanfaatkan Ayah dan bodyguard sialan ini!"   "Aku selalu bisa memanfaatkan apapun tuan Park. Cepatlah mandi atau aku akan menyuruh bodyguard ku memandikanmu" Ucap Baekhyun dengan seringai kecil diwajahnya. Chanyeol berdecih kecil lalu masuk kedalam kamar mandinya.   **   "Apa ini?" Chanyeol menatap setumpuk dokumen yang baru saja di letakkan Baekhyun di atas mejanya.   "Dokumen yang perlu kau tanda tangani" Jawab Baekhyun dengan masih mempertahankan wajah datarnya.   "Hanya perlu ku tanda tangani? Apa tidak perlu ku periksa terlebih dulu?"   Baekhyun menaikkan satu alisnya dengan pandangan mengejek menatap Chanyeol.   "Silahkan, jika kau mengerti" Baekhyun pergi meninggalkan Chanyeol yang terlihat kesal. Dengan kasar Chanyeol mengambil satu dokumen dan mulai membacanya.   2 menit kemudian Chanyeol langsung menutup dokumen itu dan mengacak rambutnya frustasi.   "Aku tidak mengerti! Sial!!"   Laki-laki tinggi itu akhirnya hanya menandatangin semua dokumen itu tanpa ingin membacanya terlebih dahulu. Kepalanya sudah pusing hanya karena membaca satu dokumen yang tidak di mengerti olehnya.   "Baekhyun aku sudah menyelesaikannya!"Teriak Chanyeol dari dalam ruangannya. Tapi sudah menunggu lima menit Baekhyun tidak kunjung masuk kedalam ruangannya.   "Dimana si pendek itu?" Akhirnya dengan langkah malas Chanyeol menuju keruangan Baekhyun membuka ruangan Baekhyun tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Selalu seperti itu, biasanya Baekhyun akan langsung mengomelinya tapi saat ini Chanyeol tidak mendengar suara apapun.   "Baek.." Chanyeol menghentikan ucapannya saat melihat Baekhyun dengan kepala yang terbaring diatas kedua lengannya yang dia lipat di atas meja. Nafasnya teratur dengan wajah manis yang menutup matanya.   "Dia tidur?" Chanyeol melangkah mendekati Baekhyun dengan langkah pelan.   "Well dia memang terlihat kelelahan" Chanyeol menatap wajah manis Baekhyun menelusuri pahatan sempurna laki-laki mungil itu. Tanpa sadar Chanyeol berjongkok di sebelah Baekhyun dan tangannya menopang dagunya. Mata Chanyeol tidak lepas menatap keindahan di depannya itu. Wajah manis milik Baekhyun, hidung bangirnya, bibir tipis berwarna soft pink itu, surai halusnya. Chanyeol tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari wajah Baekhyun yang tertidur kelelahan.   "Dia manis jika diam seperti ini. Tidak seperti biasa dengan ekspresi datar menyebalkannya itu"   Sudah 15 menit Chanyeol menatap Baekhyun. Dia tidak akan bosan jika di perintahkan untuk menatap wajah manis Baekhyun seumur hidupnya karena jujur wajah Baekhyun benar-benar manis dan menggemaskan.   Chanyeol langsung berdiri dengan wajah bingung.   "Apa yang baru saja ku pikirkan. Aiiishh" Chanyeol mengacak rambutnya frustasi. Baekhyun mengerjapkan matanya karena mendengar suara berat Chanyeol.   "Apa yang kau lakukan disini tuan muda?" Chanyeol yang mendengar suara Baekhyun langsung membalikkan tubuhnya menatap laki-laki mungil itu.   "A.. Aku yang seharusnya bertanya, kenapa kau tidur disaat bekerja tuan Byun?" Chanyeol menutupi kegugupannya dengan kembali bertanya pada laki-laki mungil itu. Baekhyun merapikan rambutnya seraya menundukkan kepalanya sebentar.   "Maafkan aku tuan muda" Chanyeol menatap Baekhyun dan heran melihat kantung mata di bawah mata sipit Baekhyun itu. Dia tidak menyadarinya saat menatap wajah itu tadi.   "Apa kau tidak tidur tuan Byun?"   "Aku hanya harus menyelesaikan laporan yang di minta perusahaan Tuan Kim Jongin" Jawab Baekhyun sembari menepuk kedua pipinya pelan untuk mengatasi kantuknya.   "Hanya karena itu kau tidak tidur? Cih! Si b******k hitam itu" Chanyeol keluar ruangan Baekhyun dan mengeluarkan ponselnya. Baekhyun hanya mengernyit bingung melihat sikap Chanyeol yang menurutnya sangat aneh itu.   "Aneh sekali" __   "Yak Kkamjong apa yang kau lakukan pada sekretaris ku?" Teriak Chanyeol sesaat setelah Jongin menerima panggilannya.   'Wow.. Chanyeol apa maksudmu?'   "Jawab saja bodoh!"   'Aku tidak melakukan apapun Yoda! Aku hanya meminta laporan pemasaran produk kita bulan ini. Well, aku memintanya malam tadi dan pagi ini laporan itu sudah dikirim di email perusahaan. Wah sekretarismu itu sangat hebat Chanyeol'   "Kau membuatnya tidak tidur bodoh!" Chanyeol duduk di kursi nya dengan kasar. Entah kenapa dirinya sangat kesal saat melihat kantung mata di wajah manis milik Baekhyun tadi.   'Aku tidak memintanya saat itu juga Chanyeol! Tapi Baekhyun langsung mengerjakan apa yang ku minta. Wah bolehkah aku memilikinya di perusahaan ku? Semua sekretarisku tidak berguna dan sangat mengganggu'   "Cih! Sialan!" Chanyeol memutuskan panggilan itu dengan kesal.   TOK TOK   "Masuk" Teriak Chanyeol masih dengan emosi nya. Sejujurnya dia sendiri bingung kenapa dirinya sangat kesal saat ini.   "Tuan muda anda ada janji makan siang dengan perusahaan tuan Choi" Baekhyun masuk kedalam ruangan Chanyeol.   "Batalkan. Aku tidak ingin menerima janji makan siang oleh siapapun itu" Chanyeol tidak menatap Baekhyun sama sekali. Dia sibuk dengan ponsel di tangannya.   "Baiklah" Jawab Baekhyun sebelum keluar dari ruangan Chanyeol   "Tunggu.."   Baekhyun menolehkan kepalanya kearah Chanyeol. Laki-laki tinggi itu meletakkan ponselnya dan menatap Baekhyun.   "Bagaimana jika kau menemaniku makan siang tuan Byun?" Chanyeol menaik turunkan kedua alisnya menggoda Baekhyun. Tapi laki-laki mungil itu hanya menyatukan kedua alisnya bingung lalu menggelengkan kepalanya sekali.   "Tidak terima kasih" Jawabnya lalu menutup pintu ruangan Chanyeol.   "Heol! Apa aku baru saja di tolak?" Tanya Chanyeol pada dirinya sendiri dengan nada tidak percaya "Bagaimana bisa dia menolak laki-laki tampan sepertiku? Ck sialan kau Byun!"   **   "Baek makanlah dengan perlahan" Luhan menatap malas Baekhyun yang sedang memakan makan siangnya.   "Aku kelaparan Lu. Kau tau Kim Jongin sialan itu memintaku mengirimkan laporan pemasaran jam 2 pagi?! Aku benar-benar ingin mematahkan lehernya saat itu juga. Aku bahkan tidak tidur atau sarapan dan langsung berangkat ke kantor"   "Kim Jongin? Ah teman tuan Park itu" Baekhyun dan Luhan langsung menatap Kyungsoo yang kembali asyik menyantap makanannya.   "Kyungsoo, aku sejujurnya ingin menanyakan hal ini dari kemarin kepadamu. Apa sebenarnya hubungan mu dengan Kim Jongin itu?"   "Aku? Aku tidak memiliki hubungan apapun. Bukankah dia teman Tuan Park?" Kyungsoo menatap kedua temannya dengan wajah polos membuat kedua laki-laki cantik lainnya hanya menghela nafas.   "Tapi bagaimana bisa kau dan Kim Jongin itu duduk bersama disini seminggu yang lalu?" Tanya Luhan. Kyungsoo menatap Luhan dan Baekhyun bergantian.   "Hanya kebetulan. Awalnya ku kira dia ingin menemui tuan Park. Tapi dia mengatakan jika dia ingin menemuiku, aku juga tidak mengerti dia ingin menemuiku karena hal apa. Bukankah kerja sama perusahaan kita sudah deal?"   Baekhyun dan Luhan menatap Kyungsoo tidak percaya. Jangan katakan jika laki-laki tan itu sedang mendekati laki-laki bermata bulat ini.   "Kyungsoo sebaiknya kau berhati-hati" Baekhyun menatap lurus kearah Kyungsoo. Kyungsoo mengerjap dua kali dan membalas tatapan Baekhyun dengan bingung.   "Berhati-hati apa?"   "Berhati-hati dari laki-laki bernama Kim Jongin itu" Tambah Luhan. Kyungsoo belum sepenuhnya mengerti kenapa kedua temannya meminta dirinya untuk berhati-hati dengan laki-laki tan itu. Tapi dia hanya menganggukkan kepalanya pelan.   Setelah menyelesaikan makan siang mereka. Ketiga laki-laki cantik itu beranjak menuju ruangan masing-masing tapi saat melewati lobi, seseorang tiba-tiba merangkul bahu Baekhyun dengan tangan kekarnya.   "Baekhyunnie~ sudah lama kita tidak bertemu"   "Tuan muda Oh Sehun" Baekhyun dan kedua temannya terkejut melihat laki-laki bertubuh tinggi dan berkulit putih itu merangkul tubuh mungil Baekhyun.   "Annyeong*" Balasnya dengan senyum di wajah tampannya itu. Luhan dan Baekhyun menatap horror kearah tangan yang melingkar dengan indah di bahu laki-laki mungil itu.   "Maafkan aku tuan muda. Bisa kau singkirkan tanganmu itu?"   "Kau masih dingin seperti biasa Byun." Sehun mengalihkan pandangannya kearah dua laki-laki yang masih terdiam di sebelah Baekhyun itu tanpa melepaskan rangkulannya dari bahu Baekhyun. Laki-laki mungil itu sudah berusaha untuk melepaskan dirinya tapi tangan kekar itu masih betah untuk berlama-lama melingkari bahu mungil Baekhyun.   Karena Sehun menatap mereka, Luhan dan Kyungsoo menundukkan tubuhnya mereka sebentar.   "Hey tidak perlu seperti itu. Siapa namamu?"   "Luhan, Xi Luhan"   "Kyungsoo, Do Kyungsoo"   "Oh kau yang bernama Kyungsoo?" Sehun meneliti wajah Kyungsoo dan seringai kecil di bibirnya. "Tidak buruk. Selera Kkamjong itu boleh juga"Gumamnya kecil tapi masih dapat di dengar Baekhyun. Sial! Jadi benar Jongin mengincar Kyungsoo? Pikir Baekhyun menatap Kyungsoo dan Sehun bergantian.   "Tuan muda singkirkan tanganmu" Baekhyun sudah jengah dengan sikap seenaknya Sehun tidak jauh berbeda dengan kedua laki-laki lainnya itu.   "Kenapa? Bukankah kita terlihat seperti sepasang kekasih saat ini?" Sehun mendekatkan wajahnya kearah Baekhyun. Baekhyun menjauhkan wajahnya dengan ekspresi kesal.   "Tuan muda. Tidak kah kau lihat jika Baekhyun tidak menyukainya?" Akhirnya Luhan mengeluarkan suaranya. Dia tidak tega melihat wajah Baekhyun, dia tentu saja tau bagaimana ketiga laki-laki b******k ini selalu membully Baekhyun.   Sehun mengalihkan pandangannya dari Baekhyun dan menatap tajam Luhan.   "Ow siapa namamu tadi? Xi Luhan benar? Apa yang aku lakukan itu bukan urusanmu manis" Sehun tersenyum miring membuat Luhan memutar bola matanya kesal.   "Jangan panggil aku manis! Aku laki-laki bodoh! Dan Baekhyun adalah urusanku karena dia sahabatku!"   Sehun cukup terkejut saat Luhan berteriak kepadanya tapi setelah itu Sehun menyeringai kecil kearah laki-laki cantik itu.   "Kau tidak terlihat seperti laki-laki, manis. Bagaimana jika berkencan denganku malam ini?"   "Sialan! Kau ingin ku hajar?" Luhan mengepalkan kedua tangannya ingin memukul Sehun tapi Kyungsoo yang mendapat kode dari Baekhyun untuk segera menarik laki-laki cantik itu pergi.   "Jangan membuat masalah disini tuan Oh. Jadi apa yang ingin kau lakukan di perusahaan tuan Park?"   "Well dimana Chanyeol? Laki-laki b******k itu benar-benar membuatku kesal. Ayo Baek" Sehun langsung menyeret Baekhyun menuju lift. Baekhyun hanya pasrah dan Sehun tidak melepaskan rangkulannya di bahu Baekhyun.   **   "YAK siapa yang berani-berani nya memasuki ruangan ku!" Teriak Chanyeol. Sehun masuk dengan santai nya bersama Baekhyun yang masih dalam rangkulan laki-laki albino itu.   "Aku. Sialan kau Park! Bagaimana bisa kau menolak ajakan tuan Choi untuk makan siang bersama? Dia itu investor penting perusahaan ku! Dan tadi itu adalah makan siang penting antara perusahaan ku , perusahaan tuan Choi dan perusahaan mu b******k!"   "Aku tidak peduli dan bisa kau lepaskan Baekhyun, tuan Oh?" Chanyeol menatap jengah tangan Sehun yang masih melingkari bahu Baekhyun. Sehun melepaskan rangkulan nya dan Baekhyun langsung menundukkan kepalanya untuk pamit pergi menuju ruangan nya.   Setelah kepergian Baekhyun kedua laki-laki tampan itu duduk berhadapan di sofa ruangan itu.   "Jadi apa yang ingin kau permasalahkan tuan Oh?"   "Cih! Kau benar-benar membuatku ingin menghajar mu i***t! Kau dengan seenaknya membatalkan janji itu. Kau tidak tau jika tuan Choi itu salah satu investor yang sangat penting untuk perusahaan ku!"   "Oh Sehun kecilku, Kau tidak perlu panik seperti itu. Santai saja dude, kau masih memiliki aku dan Jongin bukan? Dan juga perusahaan mu tanpa si b******k tuan Choi yang kau banggakan itu aku yakin masih akan sukses besar. Bukankah kau akan mengeluarkan produk IT terbaru"   "Sialan! Jangan memanggilku seperti itu b******k!"   "Hahaha" Sehun hanya memutar bola matanya malas menghadapi sahabat idiotnya itu.   "Tuan Park. Direktur Park menghubungi anda" Baekhyun muncul dari luar ruangan dan langsung menyerahkan ponsel miliknya kepada Chanyeol   "Ya ayah, ada apa? Aku datang ke kantor hari ini ayah. Jadi untuk apa kau menghubungi Baekhyun?"   'Kau hampir saja menghancurkan kerja sama kita dengan perusahaan Choi anak bodoh!'   "Lagi-lagi perusahaan itu. Apa hebatnya perusahaan sialan itu ayah. Tanpa si b******k itu aku yakin perusahaan ini akan tetap sukses" Chanyeol memutar bola matanya malas karena lagi-lagi membahas tuan Choi dan tuan Choi.   'Aku tau anak bodoh! Ini hanya soal kerja sama dan kepercayaan antar perusahaan! Jika kau mengacaukannya lagi aku akan mengambil apartemen mu itu tuan Park. Dan jangan anggap ini hanya ancaman karena aku tidak main-main dengan perkataanku. Kau tau itu bukan?'   Sambungan telepon itu terputus membuat Chanyeol ingin membanting ponsel itu lantaran kesal.   "Maaf tuan Park. Bisa kembalikan ponsel saya?" Chanyeol memutar bola matanya malas lalu melemparkan ponsel Baekhyun yang di tangkap dengan baik oleh laki-laki mungil itu.   "Saya permisi"   Baekhyun langsung melangkah pergi meninggalkan kedua laki-laki tinggi itu. Sehun tersenyum miring kearah Chanyeol yang masih terlihat kesal.   "Kau seharusnya mendengarkan apa yang ku katakan Chanyeol. Apa yang akan ayahmu lakukan jika kau mengacau lagi kali ini?"   "Apartemen ku"   "HAHAHA kau pantas mendapatkannya" Sehun tertawa keras sambil mengejek Chanyeol yang masih menekuk wajahnya kesal setelah mendengar ancaman dari ayahnya tadi..   "Diamlah. Dimana Kkamjong? Dia tidak mungkin tersesat di perusahaan ku bukan?"   "Coba ku tebak. Aku yakin dia pasti mengunjungi salah satu karyawan mu itu Chan. Kyungsoo, Do Kyungsoo" Sehun kembali mengingat wajah laki-laki cantik yang tadi berteriak padanya. Dia menghela nafas kesal, kenapa dia bisa bertemu laki-laki itu disaat mood nya sedang buruk karena ulah si i***t Park Chanyeol ini.   "Ck dia masih ingin mengejar karyawanku itu?"   "Sepertinya, malam tadi dia terus saja mengoceh tentang laki-laki itu membuat telingaku sakit saja"   "Well sejujurnya aku tidak peduli dengan itu"   "Yo! Kau sudah lama Oh Sehun?" Jongin masuk kedalam ruangan Chanyeol dengan senyum lebar diwajahnya.   "Hell Kkamjong! Kenapa kau tersenyum seperti itu? Kau berhasil meniduri salah satu karyawan mu lagi?" Jongin memutar bola matanya malas lalu menatap kesal Chanyeol.   "Sial! Bukan itu bodoh. Aku berhasil mendapatkan nomor Kyungsoo, karyawanmu itu" Jongin menggoyangkan ponsel nya di depan wajah kedua temannya dengan senyuman yang tidak hilang dari wajahnya.   "Cih! Kau sebahagia ini hanya karena sebuah nomor? Well itu seperti bukan dirimu"   "Aku tidak peduli. Hey bagaimana jika kita ke club malam ini? Aku yang traktir" Sehun dan Chanyeol saling berpandangan dan tersenyum.   "Bukan ide buruk"   "Baiklah. Jam tujuh di tempat biasa. Aku harus pergi, Kkamjong kau ikut denganku" Sehun menarik kerah baju belakang Jongin dan membawanya pergi dari ruangan Chanyeol.   "Yak! Aku baru saja tiba disini Oh Sehun!" Protes Jongin tapi Sehun mengabaikan protes laki-laki tan itu.   "Yak! Oh Sehun" Chanyeol hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap bodoh kedua temannya itu.   TOK TOK TOK   "Masuk"   Chanyeol menatap Baekhyun yang langsung mendekati mejanya. Baekhyun meletakkan sekotak bekal di depan Chanyeol membuat laki-laki itu mengernyitkan dahinya bingung.   "Makanlah" Baekhyun langsung melangkah keluar tanpa memperdulikan teriakan dan pertanyaan Chanyeol.   "Apa ini?" Chanyeol membuka bekal itu dan tersenyum kecil saat melihat banyak potongan kimbab di dalamnya. Sejujurnya laki-laki tinggi sudah kelaparan sedari tadi, tapi dirinya sangat malas hanya untuk pergi turun menuju ke cafe perusahaan atau pergi keluar untuk mencari makan siangnya.   "Well Byun, kau selalu tau apa yang ku inginkan" Chanyeol tersenyum kecil dan menyantap kimbab itu dalam diam.   **  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN