Hari mulai gelap, bahkan roti-roti yang ada di etalase pun berkurang. Namun, Faray sama sekali tidak menunjukan tanda-tanda akan beranjak dari sana. Padahal Atha dan Kalandra pun sudah beranjak dari tadi. Keduanya memang sempat berpamitan karena masih ada urusan lain yang belum terselesaikan, membuat Faray seorang diri di sana sambil memainkan ponselnya. “Kak, lo masih mau di sini?” tanya Kayna dengan nada sedikit tidak enak. Faray yang tersadar dari aktivitasnya mulai menatap sekelilingya. “Lo udah mau pulang, Kay?” Kayna mengangguk sambil mengenakan tas mungil yang berwarna putih itu di punggungnya. Dengan gerakan cepat, Faray pun kembali melihat hoodie serta menyambar kunci motornya, lalu menandaskan minuman yang sempat ia pesan beberapa kali pada Kayna. “Ke rumah gue dulu ya? Mama