51. Praktek Langsung

952 Kata

Tanpa menunggu lama, Kayna pun sudah bertengger manis dengan senyuman lebar yang menghiasi wajahnya. Menatap Faray dengan penuh minat. Sedangkan Faray sendiri malah semakin bingung, mengapa ia harus bertemu dengan gadis sepolos Kayna? “Ulurin tangan lo,” titah Faray lagi. Kayna mengerutkan keningnya bingung, lalu mengulurkan kedua tangannya tepat di hadapan Faray. Sejenak Faray menatap gadis itu, ia ragu akan melakukannya atau tidak. Akan tetapi, setelah melihat tatapan antusias itu akhirnya ia lebih baik mengalah dan menuruti kemauan Kayna daripada gadis itu penasaran. Bisa menjadi petaka untuk dirinya sendiri, bukan? Tanpa pikir panjang, Faray langsung mendaratkan cubitannya di lengan Kayna membuat gadis itu berteriak kesakitan dan menatap dirinya kesal. “Kok dicubit, Kak!” protes

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN