8. Japan, Ninja dan Yakuza°

1878 Kata
SISILIA suka sekali Negeri Jepang. Negeri Sakura yang indah. Negeri impian para otaku dan penggemar manga/anime, juga para cosplay. Dia punya angan-angan jika di Jepang dia akan bertemu dan jatuh cinta dengan seorang ninja, atau seorang samurai. Menjadi ninja, dan berkelahi dengan pedang samurai pasti seru. Namun angan-angannya bertemu ninja harus pupus. Tak ada ninja seliweran di kegelapan seperti di film-film. Dia malah tidak bisa bersantai karena mengikuti jadwal pelatihan yang padat. Setahun pertama di Jepang, Sisilia berpacaran dengan 4 orang laki-laki. Yang pertama adalah Kento Saibara yang baru sehari pacaran, besoknya pergi karena mendapatkan pekerjaan di kota lain. Sisilia tidak mempercayai long distance relationship. Jadi dia dan Kento putus begitu saja. Kedua, anggaplah namanya Sasuke Uchiha yang seminggu setelah pacaran, kedapatan berselingkuh dengan wanita bernama Sakura Haruno. Ketiga adalah Mamoru Chiba, juga sempat berpacaran selama seminggu, kedapatan berselingkuh dengan Usagi Susano. Terakhir adalah Hiro Stefano Yamazaki-kun, lumayan lama kira-kira setengah tahun dia pacaran dengan Yamazaki-kun. Hiro Stefano Yamazaki-kun adalah keturunan Jepang 75%, Itali 25%. Darah Itali didapat dari neneknya. Karena itu Hiro punya perawakan yang cukup tinggi, wajahnya tirus, tampan, dengan rambut hitam pekat dan sorot mata hitam yang ramah. Ia suka tersenyum dan ramah pada siapa saja, karena itulah banyak wanita yang naksir padanya, termasuk Sisilia. Desas-desus mengatakan, keluarga Yamazaki-kun adalah keluarga Yakuza. Tampaknya itu benar, karena selama kencan dengan Yamazaki, Sisilia selalu di bawa ke tempat-tempat mewah dan eksklusif, dan orang-orang memperlakukannya dengan hormat, mengikuti perlakuan mereka terhadap Yamazaki. “Suki da.” Aku suka padamu, kata Yamazaki-kun saat mereka makan malam di sebuah restoran tradisional Jepang. Tempat yang menenangkan, diiringi musik dari koto. “Maukah kau jadi pacarku?" katanya lagi. Sisilia tersenyum mendengarnya, pipinya bersemu merah. "Ah, aku jadi deg-degan." Dia tak percaya Yamazaki yang terkenal playboy suka padanya dan memintanya menjadi pacarnya. Ah, ini seperti cerita manga. Ah, romantisnya! “Orang yang bisa melihat senyum itu setiap hari pasti laki-laki paling bahagia di dunia,” puji Yamazaki-kun. Senyum Sisilia semakin merekah. Hangat menjalar di pipinya. Yamazaki menunduk menyesap sake juga untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah. * Juli 2016. * “Pesta Kembang api musim panas ini, aku ingin mengajakmu ke hot spring keluargaku. Apa kau bersedia?” tanya Yamazaki suatu hari setelah mereka resmi berpacaran. “Apakah jauh dari sini?” “Lumayan, tetapi kau tidak perlu khawatir. Semua keperluanmu akan disiapkan di sana, kau hanya perlu membawa barang-barang penting saja.” “Uhm ... baiklah kalau begitu,” sahut Sisilia. Tempat pemandian air panas keluarga Yamazaki terletak di kaki pegunungan, sekitar 5 jam dari kota. Di sana terdapat kamar-kamar cottage untuk anggota keluarga atau tamu yang ingin privasi. Karena ingin menikmati pesta kembang api, maka Sisilia bermalam di cottage itu. Yamazaki menyediakan sebuah kamar yang mewah untuknya. Hari mulai senja. Matahari sudah terbenam, berganti bulan yang bulat sempurna seperti koin perak. Setelah berendam di kolam air panas, seluruh tubuh dan wajah Sisilia bersemu kemerahan, dia mengenakan yukata berwarna pastel merah muda dengan motif bunga sakura putih kecil-kecil. Setelah ini, Yamazaki akan mengajaknya melihat pesta kembang api di lapangan. Dia memasang topeng kelinci separuh wajahnya di puncak kepala lalu pergi ke luar kamar untuk menemui Yamazaki di halaman depan. Dia melihat sesosok laki-laki dalam yukata berwarna biru malam bermotif garis-garis putih halus, tengah menyalakan kembang api kecil. Laki-laki itu bertopeng perak separuh wajah, melambai padanya. Itu Yamazaki-kun. Segera dia berlari kecil mendatangi Yamazaki-kun. Pria itu terlihat memesona dalam yukata-nya, menampilkan bahunya yang bidang dan tubuhnya yang tinggi semampai. Dengan topengnya, menampilkan rahang mulus dan bibir tipisnya yang tersenyum indah. “Kita bertemu lagi, Mr.Silver!” sapa Sisilia. Dia menurunkan topeng kelincinya sehingga menutupi wajah. “Hm??” Yamazaki terheran-heran mendengarnya. Ia membuang sisa kembang api di tangannya. Sisilia tertawa lepas. “Ah, bukan apa-apa. Hanya terkenang seseorang,” ujarnya. Mata Yamazaki menyeret tajam padanya, dingin dan sinis. Pria itu memutar tubuh membelakanginya. “Mari, kita berangkat. Aku akan membawamu ke tempat di mana pemandangan kembang apinya paling indah,” katanya. Sisilia mangut-mangut saja. Yamazaki menggenggam tangannya dan menuntun jalannya. Suara petasan dan kembang api biasa terdengar bersahutan. Langit gelap menjadi sangat indah dipenuhi taburan kembang api warna-warni. Sisilia mengira Yamazaki akan membawanya ke tanah lapang untuk berkumpul bersama warga lain. Ternyata dia dibawa ke sebuah cottage di atas bukit. Cottage yang terisolasi, tampak romantis dan tenang. Angin semilir berembus, menyejukkan malam musim panas itu. “Yamazaki-kun, kenapa di sini?” tanya Sisilia heran. “Kau akan lihat nanti, begitu pesta kembang apinya dimulai” sahutnya. Yamazaki lalu menuntunnya duduk di teras cottage dan menyiapkan sake dan beberapa kue tradisional untuk menemani mereka menonton kembang api. Mereka duduk berdempetan sambil berpegangan tangan, kaki menjuntai di teras. Benar kata Yamazaki. Dari ketinggian posisi cottage itu, kembang api di langit terlihat lebih indah dan jelas. Karena mulai mabuk Sisilia menyandarkan kepalanya di da.da Yamazaki. Suara ledakan kembang api ramai bersahutan. “Ini menyenangkan sekali!” seru Sisilia gembira. Dia memainkan tangan Yamazaki yang digenggamnya. “Kau itu pacarku yang paling lama bisa bertahan,” katanya lagi. “Oh, ya?” “Ya, biasanya paling lama dua minggu.” “Oh?” Tak dapat ditahannya, yamazaki-kun menjadi penasaran. “Memangnya berapa banyak mantan pacar yang kau punya?” Sisilia tampak menghitung dengan jarinya. “Entahlah, mungkin sekitar 10. Itu belum terhitung yang cuma 1 hari jadian ....” Sisilia lalu terkekeh sendiri. Sisilia menyombong rupanya. Kening Yamazaki bertaut, tetapi tidak terlihat oleh karena tertutup topengnya. “Kenapa bisa begitu? Apa kau senang gonta ganti pacar?” Sisilia tertawa kecil mendengarnya. Dia lalu menatap ke dalam mata kelam Yamazaki dan membuka topeng kelincinya. “Memilki saudara kandung yang lebih cantik darimu adalah suatu prahara tersendiri dalam hidup ini, Yamazaki-kun,” katanya. “Lihat wajahku ini! Kau boleh terpesona padaku saat ini, tetapi jika kau melihat kakakku, kau akan berpaling dariku ....” “Itu ... tidak akan terjadi!” sanggah Yamazaki. “Aku sudah pernah melihat kakakmu, Sisilia, dan harus kukatakan, dia bukan tipeku.” “Hmm, yeah ....” Sisilia mendengkus meremehkan. Dia memalingkan wajahnya, menatap pemandangan sekitar. “Wait till you spend time with her, no one can deny the birth of a beauty,” gumamnya tak jelas. “Apa?” Yamazaki tak memahami maksudnya karena tertutup suara dentuman kembang api besar. Sisilia menoleh lagi padanya dan menatapnya lekat ke dalam bola matanya. "Matamu ... tampak akrab. Aku ingin mata itu hanya menatapku seorang. Hanya aku, cuma aku, aku saja!" Yamazaki hendak melepaskan topengnya, tetapi Sisilia menahannya. "Tidak, jangan lakukan itu! Mari kita jadi misteri bagi masing-masing ... untuk membuktikan seberapa besar rasa kepercayaan yang kita miliki," katanya. Lalu Sisilia memejamkan mata dan mencium bibir Yamazaki. Ciuman Sisilia yang dalam dan mendamba, seperti rasa haus yang harus segera dipenuhi, membuat Yamazaki mengerang dan menginginkan lebih. Ia mendesah berat dan dalam. Tangannya merangkul pinggang Sisilia dan mendekapnya erat. Pandangan Sisilia yang mulai kabur oleh kabut berahi, menatap ke dalam mata hitam orang di balik topeng itu. “Mr. Silver ...,” desahnya. Tangannya membelai rahang halus Yamazaki. “Hai, Aka-chan ...,” Ya, Merah-ku, sahut Yamazaki. “Huh?” “Karena sekarang wajahmu bersemu merah, seperti stroberi,” desah Yamazaki, lalu melumat bibir Sisilia, sebelum wanita itu bicara lagi. Tangan Yamazaki bergerak membuka ikatan yukata Sisilia dan menemukan tubuh wanita itu tanpa penyangga buah da.da dan area di bawah perutnya hanya mengenakan celana seamless tipis warna nude, hampir transparan. Menatap buah dara Sisilia yang langsung terekspose, mata Yamazaki menggelap. Lihat, betapa menggodanya dia, betapa mudahnya dia dibuka dan dinikmati. Panas langsung menyeruak hingga ke wajah Yamazaki. Ia pun membungkukkan tubuhnya untuk menyematkan bibirnya. Bibir Yamazaki menelusuri lekukan leher wanita di tangannya yang setiap jengkal tubuhnya sekarang bersemu merah. Tangannya sebelah merangkul pinggang Sisilia, sebelah lagi merancap gundukan dara dengan belaian, lengan yukata Sisilia sudah lepas dari tubuhnya, Yamazaki menggunakannya untuk alas merebahkan tubuh Sisilia. “Kamisama, Sisi ... anata wa totemo utsukushī….” Ya Tuhan, Sisi, kamu sangat cantik, desah Yamazaki penuh kekaguman menatap Sisilia. Ia berdiri bertumpu dengan kedua lututnya di hadapan Sisilia. Yamazaki membuka yukatanya sendiri dan melempar benda itu ke belakangnya. Ia menurunkan celana kain lapisan dalam yukata menampilkan perkakas lelakinya yang berdiri tegak mencari perhatian. Celana kain itu lolos melewati kaki Yamazaki. Ia membuka kaki Sisilia dengan tangannya dan memposisikan dirinya di antara paha mulus wanita itu. Sisilia menyentuh keperkasaannya dengan penuh pemujaan. “Yamazaki-kun ...,” desahnya lembut. “Amano!” seru Yamazaki. “Panggil aku Amano, karena aku ingin hanya kau yang memanggilku begitu.” Sisislia tersenyum mendengarnya. “Baiklah, Amano ...-san ... hmmh ....” Yamazaki segera mendaratkan ciumannya di bibir Sisilia, membuat bibir itu merah merekah dan bergetar tipis. Yamazaki tidak melepas topengnya, karena mengetahui ternyata topeng bisa menjadi pembangkit gairah seksual. Dan si wanita tidak mengenakan topeng, menampilkan wajahnya apa adanya, menunjukkan penyerahan dirinya kepada si dominan. Keinginan agar si dominan melihat setiap ekspresi yang dibuat akibat sentuhannya. Sisilia menyerahkan diri seutuhnya padanya, tanpa ada yang disembunyikannya. “Sisi ...,” desah Yamazaki ketika ia mendorong masuk miliknya ke dalam celah di antara paha Sisilia, mendesah karena pekatnya Sisilia. "Amano-san...,” erang Sisilia ketika menerimanya dengan agak kesakitan. Yamzaki menahan diri sebentar agar tidak terlalu menyakiti Sisilia. Ia menekan miliknya ke dalam perlahan-lahan, sangat perlahan, seolah Sisilia serapuh lapisan tipis sayap kupu-kupu. Perjalanan perlahan yang sangat indah dan patut dinantikan, karena begitu di dalamnya, ia melihat surga dan merasakan keindahan. Kaki mulus Sisilia melingkar di punggung Yamazaki. Rambut hitam panjangnya tergerai menggantung di tepian teras, kepalanya terdongak ketika Yamazaki mulai bergerak perlahan di dalamnya. Dan ketika pria itu semakin cepat bergerak, ratusan kembang api yang meledak di langit malam itu menggambarkan ledakan dahsyat dalam dirinya. “Hhhahh!!” erang suara berat Yamazaki, ketika ia merasakan genggaman erat otot dalam Sisilia, selanjutnya tubuhnya sendiri melengkung seolah melesat ke langit seperti kembang api. Hentakan terakhir, ia membenamkan wajahnya di belahan da.da Sisilia yang turun naik karena terengah-engah. “Kau milikku, Sisilia, dan hanya milikku," desahnya lalu mengecup rahang Sisilia yang hanya bisa tertawa kecil mendengarnya. Percintaan mereka laksana hewan malam di bawah terpaan sinar kembang api. Saling memburu dalam lengkungan penuh kasih dan hasrat. Sementara itu, dalam sebuah kamar di cottage keluarga Yamazaki. Hiro Stefano Yamazaki, mengusap rahangnya yang memar karena ditinju. Tadinya, setelah mandi dan mengenakan yukata ia akan menemui Sisilia, ternyata seseorang menunggu di depan pintunya. “O-oni-isan....!!” serunya terperangah. “Otouto-san ...,” sahut Ambrosio geram, lalu ia meninju wajah Hiro. Hiro adalah adik laki-laki Ambrosio. Mereka saudara seayah, lain ibu. Selama Sisilia di Jepang, Ia meminta (terpaksa) pada Hiro agar mengawasi Sisilia dan mengatur agar siapapun yang menjadi pacar Sisilia, harus mengakhiri hubungan dengan Sisilia, bagaimanapun caranya. Ada yang diberinya pekerjaan di luar kota, ada juga yang diiming-iminginya wanita cantik. Mudah saja bagi keluarganya mendapatkan wanita cantik untuk menjebak laki-laki. Rupanya karena sering mengawasi Sisilia, adiknya jadi punya perhatian khusus pada Sisilia, entah kerena penasaran, atau karena mengetahui Sisilia adalah perempuan yang punya arti khusus baginya, makanya Hiro nekat memacari Sisilia. Adiknya ini, belum apa-apa sudah berani melawannya. Tak sadarkah adiknya bahwa kakaknya ini, Ambrosio Marc-Olivier atau Amano Marco Yamazaki adalah calon pewaris dinasti Yakuza terbesar di Jepang. Jika Hiro bukan adiknya, Ambrosio mungkin akan menguliti Hiro hidup-hidup dan menjemurnya di terik matahari. Jika ia datang terlambat sedikit saja, Sisilia mungkin berakhir dipelukan Hiro. Dasar bocah tengik!! Berani-beraninya menyentuh wanitanya! *** Bersambung ....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN