Masih terbelenggu dengan rasa malunya karena menangis di bandara. Kini Indira dan Regar tengah duduk berhadapan di sebuah cafetaria yang memang berada di sekitar bandara. Indira hanya bisa menunduk sembari memainkan sedotan minuman yang dipesankan oleh Regar. Ia sendiri terlanjur malu karena menangis dengan tiba-tiba dan memeluk Regar tanpa izin. Dimana harga dirinya sebagai wanita? Padahal sedari dulu ia selalu menolak-nolak duda beranak satu ini. Untung tadi tidak ada Paula. Bayangkan jika ada? Tambah lagi masalahnya.. Paula yang tidak suka dengan Indira akan semakin memblacklist Indira dari daftar orang yang ia kenal! “Kenapa nunduk terus? Beberapa menit lagi saya take off, Indiraa..” Regar seakan memanjangkan nadanya ketika memanggil nama Indira. Hal tersebut membuat Indira meleleh