"Kenapa anak muda selalu ingin berbelit- belit." Horison menggerutu dan meninggalkan Sofia dengan wajah merah, jantungnya berdebar kencang bahkan rasanya seperti ingin melompat saja. Sebenarnya bukan Sofia suka berbelit- belit, tapi Horison yang tak bisa mengungkapkannya secara tegas. Sofia mengikuti Horison dengan senyuman yang terkulum di bibirnya. "Kau berkata kejujuran?" Sofia memiringkan wajahnya menatap Horison. "Untuk apa aku berbohong," ucapnya, Horison berjalan memasuki rumah dengan Sofia yang masih mengikutinya. Sofia mengangguk pelan, "Baiklah jadi kau juga tidak akan menuntutku jika kelak anak ini bukan anakmu?" Horison menghentikan langkahnya lalu memicingkan mata menatap Sofia. "Kenapa kau terus berkata, 'anak ini bukan anakku' Apa itu yang sebenarnya?" Sofia mencebik,