Kejailan Inara

1978 Kata

Siang hari, matahari bersinar dengan terik. Udara di dalam rumah pun terasa panas. Inara keluar dari kamar mandi dengan badan yang sangat segar dan harum. Ia mengenakan handuk pada kepalanya. Hari ini dirinya sudah mulai salat lagi. Di rumah, hanya ada dirinya saja. Syabil sudah berangkat ke kantor tempatnya bekerja memberi bimbingan belajar. Pemuda itu tengah mempersiapkan modul untuk semester baru pada siswa sekolah menengah. Inara menggosok rambut dengan handuk. Ia lalu menyisir rambut panjangnya. Gadis itu berdiri di depan cermin. “Kenapa aku jadi semangat nunggu nanti malam?” Inara bertanya pada dirinya sendiri. Ia terus memandangi tubuhnya di depan cermin. “Apa nggak malu nanti?” Pikiran Inara mulai berkelana tentang bayangan apa yang akan terjadi nanti malam. Pengetahuannya mas

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN