Suara gemericik air terdengar dari kamar mandi. Inara tengah menampungnya di dalam ember besar berwarna biru muda. Hari ini adalah tugasnya untuk mencuci baju. Ia bisa mengerjakannya dengan santai karena ujian akhir semester untuk mata kuliah hari ini akan dihelat selepas zuhur nanti. Inara menuangkan deterjen cair, lalu mengaduknya dengan telapak tangan. Setelah itu, ia mengambil keranjang tempat pakaian kotor di depan pintu. “Enak nyuci daripada setrika.” Inara bergidik membayangkan baju yang belum disetrika masih menggunung. Syabil dan dirinya memutuskan untuk menyetrika baju yang akan dikenakan saat itu juga. Istilahnya dadakan. Mereka berdua memang kurang bersemangat dengan tugas rumah tangga satu itu. Inara mulai memasukkan satu per satu baju kotor dalam kerangjang itu. Setelah