Part 4 _ start awal

614 Kata
"Tuan apa aku tidur disini?"Chaira mengedarkan pandangannya kesegala arah. Mewah,elegan dan juga menawan. Gila..ini benar-benar gila. Chaira tidak menyangka jika sang tuan menyebalkan memberinya pekerjaan yang begitu nyaman. Kamar berAc. Ruangan luas dan kamar mandinya..uh..jangan ditanya lagi gedenya. Bisa buat mandi sekampung nih. Namun seketika raut wajah Chaira berubah masam saat sang tuan menyebalkan memjawab"tidak...kau tidak tidur disini...tetapi disana.!!" Hanyalan Chaira seketika lenyap saat sang tuang menyebalkan kembali membuatnya down. Kampret kan...bagaimana bisa ia dibawa masuk kekamar semewah ini jika hanya untuk pamer. Sialan. "Dimana tuan?" Nathan mengeryit menlihat raut wajah kecewa dari Chaira. "Kamu ingin tidur disini?" "Em..!!"Chaira mengangguk antusias. Anggap saja Chaira tidak tau diri..!!akan tetapi apa perdulinya Chaira dengan komentar menyebalkan Nathan. Pria itu seakan sudah biasa melempar kata-kata sinis dan mengejek kepada Chaira. Jika saja bukan karena dua milyar Chaira mah ogah berurusan dengan tuan tampan. Eh?maksudnya tuan menyebalkan. Nathan menunjukkan smirknya lalu berjalan mendekati Chaira,dan berbisik"jika aku membutuhkan kehangatan. Kau akan ku ijinkan tidur disini. Ah...bukan tertidur melainkan mendesah sepanjang malam.."Nathan menegakkan kembali badannya lalu tersenyum menyebalkan"untuk sekarang aku hanya ingin kau membersihkan kamarku" "Sialan..."gerutu Chaira lalu menyeret kopernya kembali keluar. Dan sialnya saat berada diluar kamar Chaira bertemu dengan seorang wanita yang dangat anggun cantik dan aduhai. Namun sayang prilakunya tak secantik parasnya. Wanita itu berjalan mendekati Chaira lalu menendang kopet Chaira dengan sengaja. "Ups...sengaja." "Tidak apa..!!"Chaira meraih kembali kopernya. Sialan... Sabar Chaira sabar...ntar kalo ada waktu gelut...gelut aja..jambak sekalian. Chaira lebih memilih mengabaikan wanita menyebalkan itu namun langkahnya kembali tertahan saat kopernya kembali ditarik oleh wanita sialan itu. Chaira menatapnya dengan tatapan tak suka"kau kenapa nona?" "Apa kau benar teman tidur nathan?" "Apa peduli anda noan?apa nona istrinya hingga begitu penasaran dengan saya dan tuan lakukan?"Sebenarnya Chaira tak ingin memancing keributan namun wanita ini benar-benar membuatnya kesal setengah mati. Ya tuhan...ada ya orang kaya sekampret ini.?batin Chaira kesal setengah mati "Ya aku istrinya..!!" Chaira benar-benar terkejut. Ia tidak menyangka jika tuan menyebalkan sudah mempunyai istri. Lalu kenapa ia memperkenalkan Chaira sebagai teman tidurnya jika sidah memiliki istri secantik ini.?wah..wah..sungguh susah ditebak. "Jangan membual..kau bukan istriku...!!lebih tepatnya istri adikku..!!" Seketika chaira dan wanita itu menatap Nathan yang baru saja keluar dari kamarnya. "Chaira...kemarilah...!!" Dengan cepat Chaira menarik kopernya lalu dengan congkaknya Chaira mengibaskan rambut panjangnya tepat didepan wanita itu. Sombong dikit boleh donk?kan jarang-jarang tu tuan menyebalkan bersikap manis. "Ya tu_ Nathan.!"Chaira meralat ucapannya saat melihat tatapan peringatan dari Nathan. Nathan pernah bilang kepadanya. Jika saat berada dirumah keluarganya Nathan melarang keras Chaira untuk memanggil dia dengan sebutan tuan. Awalnya Chaira ragu namun entah kenapa tuan menyebalkan berkali-kali lipat lebih menyebalkan jika sudah melanggar aturan yang ia buat. Meski terkesan tidak masuk akal. Chaira harus menurutinya saja. Lagi-lagi demi uang dua milyar. "Masuklah..!!dan maaf aku membuatmu marah tadi..!!"tanpa menghiraukan tatapan wanita itu Nathan segera merangkul Chaira untuk masuk kedalam.  "Tuan sehat?"tanya Chaira penasaran. "Kamu fikir aku sakit?" Chaira menggelang dan memilih untuk diam. Namun bukan Chaira jika diam melebihi lima menit. Mulutnya terlalu aktif. Otaknya terlalu lemot dan pemikirannya terlalu dangkal. Yang membuat otaknya mudah konek hanya uang-uang dan angel. Lain hanya numpang lewat saja. Hidupnya terlalu sulit untuk dicerna namun Chaira memilihnya dengan memikirkan semua dengan slow dan santuy. "Tuan...apa tuan lagi berubah fikiran?"Chaira segera melangkah mendekati Nathan yang tengah berbaring diatas ranjang. Dengan malas Nathan menatap Chaira"cukup diam dan ikuti arus..kau hanya peran pembantu dalam ceritaku jadi ya...kau hanya cukup mengangguk tanpa boleh menggeleng." Ok fix...ucapan tuan menyebalkan membuat Chaira semakin tidak konek. Otaknya yang dangkal memaksanya untuk kembali berfikir. Jika saja Chaira boleh berucap mungkin ia akan berucap. Tuan bisa kalo ngomong yang jelas-jelas aja?ni otak lagi males buat mikir. Ngomongnya berbelit-belit amat. Lagi'lagi orang kaya mah beda cuy.. Bersambung... Bantu vote dan komen ya..
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN