Di sisi lain aku coba mengingat dengan mimpiku akhir-akhir ini. Beberapa hari sebelumnya aku pernah di mimpi kan oleh sosok yang ada di arena festival. Sosok yang menyeramkan itu ingin memperistri diriku dan saat itu suami hanya diam, tidak menolak dan juga tidak melawan. Aku coba berontak dan setelah itu kembali tersadar. Pernah juga bermimpi bertemu seorang wanita, dengan berpakaian seperti seorang putri raja. Pakaiannya lengkap seperti dari kerajaan Jawa.
Dalam mimpi itu, putri tersebut meminta suamiku untuk menjadi pasangannya. Tapi aku menolak keras dan putri itu marah. Wajahnya langsung berubah menyeramkan tidak secantik waktu awal muncul. Mungkin itu wajah aslinya pikirku. Sementara suamiku hanya terdiam pasrah. Bisa jadi ini ada hubungan dengan mimpi-mimpi itu. Aku coba khusnudzon, mungkin karena sedang banyaknya pikiran, tidurku pun kurang nyenyak dan aku sering dimimpikan yang aneh-aneh.
Hari selanjutnya ku coba lagi menghubungi suamiku. Kali ini jawabannya sama dan dia malah tambah marah. Akupun tak mau kalah, yang ada saat itu kami malah ribut di telpon, padahal yang di ributkan adalah masalah kecil. Tanpa kusadari aku telah membuat takut anak-anakku dengan kemarahanku tadi. Ada sedikit perasaan menyesal kenapa harus menunjukkan amarahku tadi. Langsung ku peluk mereka, tanpa terasa air mataku perlahan mulai menetes. Kenapa ia bisa berubah begitu, padahal selama ini ia tak pernah marah. Meski ada masalah biasanya selalu kalem bicaranya.
Banyak pertanyaan yang timbul dan berkecamuk dalam hatiku. Mengapa suamiku berubah? Ada apa dengan suamiku? Aku tetap berpikiran positif. Seandainya aku disana mungkin aku bisa sedikit membantunya, paling tidak memberi dia support. Setiap sholat dan doa, selalu ku selipkan nama suamiku. Berharap agar Allah menunjukkan jalan dan petunjuk yang terbaik buat sang suami. Aku yakin SEBAIK-BAIKNYA PETUNJUK adalah PETUNJUK ALLAH SWT.
Entah ini kebetulan atau tidak, selang beberapa saat doaku sepertinya langsung dijawab. Aku berbicara melalui hp dengan seorang teman dekatku. Awalnya dia hanya basa basi, hingga akhirnya dengan nada yang agak berat, dia menceritakan sesuatu yang membuat aku shock, antara percaya atau tidak, karena sebelumnya teman-teman yang lainpun mengatakan hal yang sama, namun tak pernah ku ambil pusing. Tapi kali ini sahabat karibku, yang sangat ku kenal dan sudah ku anggap seperti saudaraku sendiri. Tidak mungkin dia berdusta.
Ada gossip yang mengatakan jika suamiku memiliki selingkuhan di luar sana. Aku yang mendengar hal tersebut hanya tertawa kecil, karena ku yakin dengan cinta suamiku, tak mungkin ia mau mendua. Tapi berita seliweran sang pelakor yang begitu viral sedikit banyak membuat diriku khawatir. Apalagi karir suamiku sedang menanjak naik. Rasa cemas semakin menghantui. Khawatir suami mendapat godaan dari wanita lain. Apalagi zaman sekarang orang bisa nekat untuk meraih sesuatu meski itu bukan hak nya.
Seminggu telah berlalu. Anakku yang pertama sakit. Suhu tubuhnya panas. Sudah ku beri obat penurun panas tetap tidak ada perubahan. Ke dokter spesialis anak pun sudah ku coba. Tetap tak ada perubahan. Panasnya makin bertambah tinggi.
Ku coba lagi hubungi Hp suamiku, mengabari keadaan si kecil namun sama sekali tidak bisa dihubungi. Tidak aktif sama sekali. Bertambahlah kalutnya diriku. Apa yang harus kulakukan ya Allah? doaku dalam hati. Adikku yang menemaniku mencoba memberi saran. “Mba coba kita ke alternatif ya, kita ke Ustad JH, siapa tau beliau bisa bantu, kebetulan rumahnya juga ga jauh kok” kata adikku. Beliau adalah seorang tokoh agama yang cukup terpandang.
Tanpa pikir panjang langsung kami bergegas, kebetulan rumah ustad tersebut tidak jauh dari rumah. Untung saja beliau juga ada di tempat. Orangnya begitu ramah menyambut kami. Aku ceritakan kondisi anakku. Bla … bla … bla. Dan si ustad hanya tersenyum. “Mba lagi ada masalahkah? Terutama dengan orang terdekat” ku tersentak kaget. “Kok ustad bisa tau?” tanyaku. Lalu sang ustad mengatakan banyak hal.
Mulai dari gangguan yang aneh-aneh, di rumahku, arena di festival sampai dengan soal suamiku. Singkat cerita ustad tersebut mengetahui semua permasalahanku. Semua ku iyakan, kecuali soal suamiku. Aku masih ragu-ragu karena ku yakin kami tak pernah ada selisih dengan orang lain. Apalagi Ridho yang selalu ramah dan baik pada orang. Akhirnya anakku hanya di beri sebotol air yang telah beliau bacakan. Setiba dirumah langsung ku minumkan ke anakku.
Alhamdulillah ada perubahan dari panasnya yang sebelumnya begitu tinggi berangsur-angsur mulai normal. Kembali pikiranku kalut setelah mendengar ucapan ustad tadi, mungkin ada benarnya apa yang dikatakan si ustad. Semua sumber masalah akhir-akhir ini yang menimpaku, sumbernya hanya satu. Dan itu orang yang paling dekat dalam hidupku. Malam itu juga aku langsung mencari info mengenai ‘orang pintar’ yang bisa membantuku, mencari tahu keberadaan suamiku.
Hampir semua sahabat dan relasi suamiku kuhubungi. Akhirnya aku mendapat beberapa nama. Dan ku seleksi lagi nama yang terdekat dengan tempat tinggalku, agar aku tidak terlalu jauh bepergian.Sekitar 2 sampai 3 ‘orang pintar’ dan ustad yang kudatangi. Hasilnya masih nihil. Yang kudapat malah gangguan dirumah yang lebih intens. Tak pernah ku putus asa, terus ku berusaha mencari jalan. Melihat kedua malaikatku, semangatku kembali tumbuh. Semua untuk mereka. Aku harus bisa! Itu tekadku.
Bingo.
Kudapat satu nama, dan alamatnya tidak jauh dari rumahku. Nama beliau adalah Mas Rey. Saat bertemu beliau ini ada perasaan yang beda dengan orang-orang pintar dan ustad-ustad sebelumnya yang pernah ku temui. Entah kenapa aku merasa gelisah, kepanasan, dan agak ketakutan. Apa yang dikatakan mas Rey, semuanya sama dengan Ustad JH yang pernah mengobati anakku. Dan memang benar apa yang dikatakannya. Aku, suami dan kedua buah hatiku serta rumahku ternyata semuanya ada sesuatu yang ganjil.
Mas Rey mengatakan bahwa suamiku akan pulang ke rumah pada hari jum’at minggu ini. Entah itu hanya tebakan mas Rey saja agar aku terhibur atau memang benar adanya, entahlah. Jika memang benar hari jumat, itu berarti hari esok suamiku sudah pulang. Ternyata keesokan harinya suamiku benar-benar pulang. Tapi tidak dalam keadaan normal. Ridho terlihat ling lung dengan situasi sekitarnya. Tidak tahu menahu denganku dan anak-anak. Hanya terkadang saja bisa mengingat kami. Memory ingatannya seperti timbul tenggelam.
Semenjak hari itu suamiku selalu melamun. Kerjapun turun hanya sebentar. Kurang lebih seminggu, ku coba hubungi mas Rey. Aku minta bantuan beliau untuk mengobati suamiku. Hari itu juga rencananya mau ku bawa suamiku ke rumah mas Rey, kebetulan suamiku lagi libur kerjanya. Sebelumnya sudah kubicarakan dengan suamiku, kalau aku mau ajak dia ke mas Rey.
Yang anehnya belum sempat ku utarakan niatku, dia sudah tahu duluan. Malah menghardikku. “BUAT APA KAU BAWA AKU KESITU?! (rumah mas Rey) … AKU SEHAT KOK!!!” dengan mata melotot ke arahku. Aku yakin sekali yang ngomong itu bukan suamiku. Jadilah hari itu ku pending acara ke rumah mas Rey guna menghindari perdebatan panjang. Aku coba terus hari-hari membujuk suamiku, walau dia terus menghardikku. Tetap ku berusaha. Tidak putus-putus juga ku memohon petunjuk Allah SWT agar memberi jalan yang terbaik.