4. Rapat Keluarga Besar Bumi

1547 Kata
Bumi kembali ke tempat kosnya dan segera membersihkan diri. Setelah bersih dan berpakaian santai, tapi tetap tampan paripurna, Bumi menghidupkan laptopnya dan bersiap menghubungi keluarganya melalui panggilan video. Tentu saja untuk memberitahu pernikahannya. Kini di layar tampak sepasang suami istri yang paling ia sayangi di dunia ini. Papa dan mamanya sudah duduk sejajar di sofa. "Ada apa, Sayang? Mama jadi deg-degan karena Bumi bilang ada hal penting yang mau dibicarakan," ucap Starla, mama Bumi. Bagaimana pun belum lama Bumi juga menghubungi dan dia berkata pekerjaannya diganti menjadi office boy. Starla sebenarnya tidak rela, anak yang ia besarkan seperti putra mahkota, menyamar menjadi office boy. Walau dia sendiri memang pernah menjadi ART, tapi dia tidak mau putra-putrinya menjadi sepertinya. "Apa yang mau Bumi katakan mungkin akan membuat Mama dan Papa sangat terkejut. Lebih baik sedia minum dulu." Bumi menghirup napas dalam, agak berat mengatakannya. "Tenang, Mama sudah sedia air segalon di dekat Mama. Cepat beri tahu, Nak." Bumi tersenyum geli mendengarnya. “Ma, Pa, Bumi akan menikah dan kemungkinan minggu depan.” Wajah Aries serta Starla berubah serius. “Kenapa? Kamu ada masalah apa di sana?” tanya Aries. Dia pikir mungkin putranya terlibat masalah. “Sebenarnya ….” Bumi awalnya tidak menceritakan kalau dia seminggu lalu hampir ditabrak mobil kepada orang tuanya karena takut membuat mereka cemas, tapi sekarang dia menceritakan dengan rinci dan memberi tahu siapa calon istrinya. “Begitu. Jadinya Bumi memutuskan menikahi Moza.” Bumi sedikit khawatir dengan tanggapan orang tuanya. Bisa dilihat kini keduanya masih diam mencerna ceritanya. Mamanya yang sangat cerewet juga seketika menjadi pendiam. Di tengah kediaman kedua orang tuanya. Ariel kecil muncul di layar tersebut menatap Bumi, lalu berkata, “Kak Bumi, selamat atas pernikahannya. Semoga bahagia dan cepat dapat momongan.” Bumi tertegun mendengar ucapan sang adik, dari mana Ariel belajar kata-kata itu. Bukan hanya Bumi, tapi Aries dan Starla sampai tak bisa berkata-kata, mereka bahkan belum merestui, tapi si kecil Ariel sudah mendoakan semoga cepat dapat momongan. “Ariel, kamu besarnya kayaknya jadi pelawak.” Starla memegang keningnya pusing. Begitu pula Ariel langsung mengikuti gaya sang mama dengan polosnya. *** “Bagaimana, Ma, Pa?” tanya Bumi beberapa saat setelah mendapat ucapan selamat dari adik bungsunya. Orang tua Bumi kini saling lirik. “Mama tipe perempuan mengalah dan kalem. Jadi, silakan Papa lebih dulu berpendapat,” lontar Starla meminta suaminya. Mengalah dan kalem? Aries menatap istrinya tak percaya. Benar saja, baru ingin bersuara, sang istri sudah mendahului. "Bumi, sebaiknya kamu pulang. Lebih nyaman langsung dibicarakan di rumah. Kalau jadi menikah harus menyiapkan berkas-berkas juga, kan?" Bumi belum mendapat kepastian kedua orang tuanya hari ini. Namun, apa yang dikatakan sang mama benar. Dia sendiri juga sangat ingin pulang. Hidup di Singapura sendiri hingga dua tahun dirinya tidak ada masalah, tapi di Bandung baru seminggu sudah banyak masalah yang terjadi. Dari mulai menjadi office boy, hampir ditabrak mobil, sampai pernikahan dadakan seperti ini. Bumi membuka galeri di laptopnya. Dia melihat-lihat isi di dalamnya. Ini bukan miliknya, tapi dia menyadap ponsel milik Moza saat gadis itu tidur karena efek obat penenang. Moza masih menyimpan foto sang calon suami bernama Kelana. Kelana adalah pria yang Bumi pergoki menjemput Nancy di perusahaan. Bumi langsung berpikir bahwa memang ada yang tidak beres dengan mereka karena jelas saat itu dia dapat melihat binar bahagia dari keduanya. Nancy terpaksa menikahi calon kakak iparnya? Itu terdengar omong kosong bagi Bumi. Dia kembali melihat foto-foto lain dan terkejut mendapati foto Moza mengenakan bikini di tepi kolam renang. Bumi segera menutup galeri, takut ingin melihat lagi. Ini tidak baik untuk mata dan jantung. Tak sampai di sana, Bumi pun membuka pesan chat Moza. Pesan teratas adalah ruang obrolan bersama Vega. Kalau tidak salah, Vega ini sahabat sekaligus bos dari Moza. Bumi tahu karena sebelumnya dia telah menyelidiki seluruh keluarga Pramana sekaligus dengan pekerjaan mereka. Moza adalah desainer perhiasan. Vega membuka toko perhiasan sendiri dan beberapa perhiasan di sana adalah desain dari Moza. Di bawahnya adalah ruang obrolan dengan Kelana. Gadis itu sempat mencurahkan rasa sakit hatinya kepada Kelana yang akan menikahi Nancy, tapi pria itu berkata omong kosong kembali. Kelana meminta maaf karena ini adalah keinginan kedua orang tuanya. Bumi tidak tertarik dengan pesan Moza dan Kelana. Dia melihat-lihat tak ada pesan Moza dengan Tommy dan akhirnya balik kembali pada ruang obrolan Moza dan Vega. "Gadis ini bermaksud menjadikanku pesuruh dan melampiaskan amarahnya kepadaku setelah menikah. Coba saja kalau bisa!" Moza ternyata menceritakannya pada Vega. Sedari kecil Bumi tidak pernah ditindas. Dia putra mahkota di keluarganya. Dia tak yakin Moza akan berhasil menindasnya. Bumi mengernyit ketika mencari nama Tommy di ruang obrolan Moza dan Vega. Ada membahas Tommy tiga bulan lalu, waktunya sama ketika Venus menghilang. Vega menanyakan di mana keberadaan Moza dan gadis itu menjawab masih di rumah karena pacar Tommy dari Jakarta datang membawa koper. Moza penasaran dengan kelanjutan hubungan Tommy dan pacarnya. Namun, hanya sampai di situ tak ada bahasan lain. "Mantan pacar Tommy dari Jakarta sudah pasti Kak Venus, tapi kenapa mereka justru berbohong bahwa tidak bertemu dengan Kak Venus?" Wajah Bumi berubah muram, ternyata firasatnya benar, Venus mencari Tommy setelah kabur dari rumah. *** Bumi kembali ke Jakarta setelah diberi izin oleh perusahaan iklan tempatnya bekerja. Tentu saja izin dia dapatkan langsung dari Bram, dia berkata akan kembali ke desa untuk membawa berkas-berkas penting. Bram tidak ingin Bumi kabur dan meminta pria itu menandatangani sebuah perjanjian, jika ia kabur, keluarganya di desa akan di denda. Bram sudah mempunyai catatan di mana alamat Bumi di desa. Padahal alamat itu palsu. Karena tidak berniat kabur, Bumi menandatangani perjanjian dan langsung kembali ke Jakarta. Setelah sampai, Bumi sudah tahu akan terjadi keributan di rumahnya. "Kak Bumi benaran mau nikah?" "Kak Mars harusnya mencontoh Kak Bumi. Jangan wajah doang kayak aktor Turki, tapi jadi jomblo sampai 30 tahun." "Takutnya jodoh Kak Mars belum lahir." Siapa lagi yang paling ribut kalau bukan trio KKO. Keiyona, Kejora, dan Orion tidak menyadari jika Bumi pulang beriringan dengan Mars. Ketiganya menatap horor saat Mars menghampiri mereka dengan wajah garang, tentu pria itu mendengarnya. "Ampun, Kak Mars!" Ketiganya pun berlari karena takut terkena pukulan sayang sang kakak. Bumi terkekeh geli melihatnya. "Putra mahkota mama!" Starla yang tadi berada di dapur segera keluar karena mengetahui Bumi telah datang. Dia memeluk sang putra dan Ariel si bungsu juga tidak mau kalah memeluk kakaknya itu. Malamnya di kediaman itu semakin ramai dengan anggota keluarga besar. Selain membahas pernikahan, Bumi juga memberitahu pada keluarganya, jika memang Venus pergi ke rumah Tommy setelah kabur dari rumah. Aries tampak marah karena Tommy dan keluarganya telah berbohong kepadanya. "Bagaimana tentang pernikahan, apa semua setuju?" tanya Bumi agak waswas. "Sebenarnya Papa kurang rela kamu menjadi menantu keluarga itu, tapi kamu telah berjanji akan menikahi Moza. Tentu kamu harus menepati janji." Aries hanya mempermasalahkan keluarga Moza, tapi untuk gadis itu sendiri Aries belum mau menilai, walau menurut informasi perempuan itu kasar dan angkuh. "Kalau Mama pikir, kasihan sekali Moza." Starla merasa simpati dengan gadis itu. Kecelakaan, lumpuh, gagal menikah, belum lagi calonnya memilih menikahi adiknya. Hidup gadis itu benar-benar dijungkirbalikkan. Starla beralih memegang telapak tangan Bumi. "Walaupun kalian nantinya menikah dadakan tanpa dasar saling cinta, tapi Mama berharap Bumi belajar mencintainya, menganggapnya sebagai istri dan rawatlah ia dengan baik. Mama tidak bisa membayangkan jika Bumi yang tertabrak waktu itu." Menyebutnya saja Starla merinding. "Pernikahan dadakan dan belum saling cinta sangat mungkin memiliki akhir bahagia," lanjutnya. "Seperti Mama dan Papa?" Bumi tahu maksud sang mama. "Benar sekali." Bumi tersenyum, tapi dalam hati meragu. Kalau calonnya seperti sang mama yang begitu humoris, dia yakin akhirnya akan baik, tapi ini Moza! Jika mamanya tahu perempuan itu menyebutnya pesuruh, rendahan, simpanan tante-tante, dan masih banyak lagi, reaksi sang mama mungkin tidak akan seperti ini. Para tetua yaitu kakek dan neneknya juga akhirnya setuju. Walau tidak menyukai keluarga itu. Namun, mereka memberi kesempatan pada Moza menjadi bagian keluarga mereka. "Baiklah, sekarang siapa yang akan datang ke pernikahan Bumi? Pastikan tidak pernah bertemu Tommy dan tampak seperti orang desa," lontar Starla. Semua mata justru tertuju ke arah mama dari Bumi itu. "Cuma kamu yang terlihat kampungan, Starla," ucap Danu, ayah mertua Starla. Pria tua itu sudah biasa berkata pedas, jarang berkata manis. Starla menoleh pada suaminya. "Memang, iya?" Aries mengangguk dan mengusap pundak istrinya berusaha menguatkan. "Yang sabar." "Baiklah, Pa." Wanita itu berekspresi kuat berlebihan. Starla beralih pada Bumi. "Tentu saja Mama akan datang." Siapa yang tidak ingin datang ke pernikahan putranya. Mumpung dia belum bertemu dengan Tommy, tentu dia harus datang. Semoga Venus tidak pernah memperlihatkan fotonya pada Tommy, tapi dia tidak perlu khawatir karena fotonya sering kali memakai keajaiban filter agar lebih cantik. "Ma, jangan sampai ketahuan." Bumi sedikit waswas, sang mama sering sekali apes. "Percayakan pada Mama. Bumi jangan berkecil hati, walau hanya Mama yang datang, tapi setelah Venus kembali, kami akan buat resepsi meriah di Jakarta untukmu dan dihadiri seluruh keluarga besar." Starla ingin resepsi yang indah untuk Bumi dan Moza kelak. Bumi tersenyum dan mengangguk mendengarnya. "Ariel mau ikut!" Gadis kecil itu segera menghampiri dan merengek ingin ikut ke Bandung. "Jangan!" Seluruh keluarga melarang. Karena jika ada Ariel, semua akan terbongkar. Gadis kecil itu senang sekali menceritakan keluarganya di depan orang baru dikenal. Butuh waktu cukup lama membujuk Ariel, tapi akhirnya berhasil. Rapat keluarga besar itu pun berakhir dengan keputusan merestui pernikahan Bumi dan yang akan datang hanya Starla selaku mama dari Bumi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN