28. Berdamai

1828 Kata

“A-apa, Nay? Kamu ngomong apa barusan?” Air mataku semakin membanjir. Tanganku yang semula menangkup wajah Mas Iqbal kini mulai memukuli dadanya. Aku menangis tanpa suara. “Nay—“ “A-aku udah suka M-mas Iqbal jauh sebelum k-kita menikah. S-saat-saat Mas Iqbal tahunya c-cuma Mbak Ara, Mbak Ara, dan M-mbak Ara aja!” Aku menjeda kalimatku sebentar. Napasku mulai naik turun. “A-apa Mas enggak ngerasin c-cintaku sama sekali? D-dasar enggak peka! Nyebelin!” Mas Iqbal akhirnya menahan tanganku. Dia Menarikku sampai aku menabrak badannya. “Kamu enggak bohong, kan? Kamu serius?” “A-apa lucu aku bohong di s-saat kaya gini?” suaraku masih terbata-bata. “Beneran, M-mas! Sejak Mas Iqbal kenal aku sebagai Ainaya Nishfi, Si Adik Tingkat yang tukang nanya, d-dari sana aku udah suka Mas Iqbal. Buka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN