Kencan pertama setelah resmi menikah adalah Mas Iqbal mengajakku jalan-jalan dan belanja. Awalnya dia menanyakan bagaimana kalau makan malam romatis, tetapi aku menolak karena esensi utama dari makan malam ya makanannya. Suasana romantis hanya bonus, dan aku sedang tidak ingin itu. Mall adalah tempat yang akhirnya menjadi pilihan kami. Di sana kami bisa makan, belanja, juga cuci mata. Selama jalan beriringan, Mas Iqbal terus saja menggenggam tanganku erat. Sesekali dia juga merangkulku, benar-benar terasa seolah aku ini tidak boleh jauh darinya. Aku harap perasaan ini bukan berlebihan. “Mau tas baru, Nay?” tanya Mas Iqbal tepat ketika kami melewati salah satu toko tas branded yang terlihat sangat menyilaukan dari luar. “Enggak, Mas. Tasku udah banyak di rumah. Kapan-kapan aja. Daripad