Malam ini adalah jatah merealisasikan kencan yang tertunda. Saking niatnya, pukul setengah tujuh aku dan Mas Iqbal sudah berangkat dari rumah. Tempat yang kami kunjungi malam ini adalah Malioboro dan sekitarnya. Mas Iqbal bilang, dia sedang ingin kencan dalam keramaian. Beberapa orang mungkin sudah bosan dengan lokasi yang satu ini, tak terkecuali aku kadang-kadang. Namun, malam ini aku ikut saja apa kata Mas Iqbal karena dia yang mengajakku keluar. “Mas, duduk sana, yuk! Mumpung kosong!” Aku menujuk sebuah bangku kayu dan Mas Iqbal langsung mengangguk. “Kesempatan langka, loh, weekend begini bisa dapat kursi. Biasanya full terus.” “Iya, bener. Aku dan temen sering duduk di emper, Nay.” Aku tertawa. “Sama, sih. Daripada makan sambil berdiri mending ngemper.” Aku membuka kresek