3 : Informasi Mengejutkan

1291 Kata
Setelah seharian penuh berdiam diri dikamar merenungi nasibnya, kini pagi hari telah datang menyambut. Hangnim sudah mulai menerima nasibnya, toh ia tidak akan bisa kembali ke zaman modern jika tubuh aslinya telah dimakamkan dengan protokol covid-19, mengingat itu lagi-lagi membuat Hangnim kesal. Kini seorang gadis manis sedang duduk didepan cermin yang menampilkan bayangan wajah cantik dan anggun, hanya saja ada beberapa bekas luka yang membiru. "Putri Hangnim, anda telah ditunggu untuk sarapan bersama anggota keluarga." Suara Faizu terdengar, sesaat setelah membuka pintu kamar junjungannya. Ya, orang yang sedang bercermin adalah Hangnim. Ia melihat sampingnya yang sudah berdiri Faizu dan Maizu, keningnya berkerut samar. "Apa aku selalu diajak untuk makan bersama?" Hangnim bertanya, ia sangat geram karena selama tubuh Jia meringkuk di ranjang pesakitan, Huosheng tak pernah menjenguknya sama sekali. Bahkan pria itu tidak tahu bahwa anaknya kemungkinan sudah meninggal dan digantikan oleh roh dirinya. Ck, ayah macam apa itu. "Tidak selalu, Putri. Hanya jika ada acara tertentu maka anda akan diundang, dan saya merasa bahwa Menteri Huo akan membicarakan hal penting saat dimeja makan nantinya." Hangnim mengangguk pelan. "Baiklah, antar aku ke meja makan." Hangnim berjalan dengan anggun, meski huanfu yang ia pakai terlihat sederhana, namun kali ini penampilannya sangat memukau. Hangnim yang dulu sangat payah dalam berpenampilan, karena gadis itu suka sekali memakai hiasan rambut yang sangat banyak dan terkesan berlebihan. Kini ia hanya mengikat rambutnya dengan kuat-kuat, hanfu yang dipakai pun memudahkan dirinya untuk melangkah. Ekspresi datar dan kepala yang sedikit mendongak membuat beberapa orang menatap sinis kearahnya, mereka merasa aneh dengan sikap Hangnim yang sekarang. Meja makan terlihat mulai penuh, Hangnim memasuki ruangan itu, setelah kasim mengumumkan kedatangannya. Saat itu juga bising suara yang tadinya ramai berubah menjadi senyap, mereka melihat kedatangan Hangnim yang nampak berbeda dari biasanya. Sedangkan Hangnim tak melirik mereka sama sekali, bahkan mengucap salam terhadap Ayah dan Ibu tirinya pun tidak. Mereka menatap Hangnim dengan sinis, benci, kesal dan lainnya. Menteri Huosheng berdehem mencairkan suasana, ia masih menatap lekat putrinya. Dulu Hangnim akan tersenyum bahagia jika dirinya diundang untuk ikut makan bersama keluarga, tapi kini ia hanya menampilkan wajah tanpa ekspresi dan langsung duduk tanpa mau menyapa orang-orang sekitarnya. Aneh. Menteri Huosheng mengernyitkan dahinya. "Sangat tidak sopan sekali, datang-datang langsung duduk tanpa mau memberi salam." Suara ular mendesis mulai terdengar. Hangnim mendongakkan kepala, tangannya yang sudah memegang garpu ia tancapkan pada meja makan hingga terdengar bunyi nyaring. "Ayahanda bahkan tidak mempermasalahkan hal itu, kenapa kau cerewet sekali?" Hangnim tersenyum samar. Orang-orang yang mendengar perkataan Hangnim pun membelalakkan mata tak percaya, sejak kapan Hangnim yang lemah lembut nan polos berubah menjadi seperti ini. Tak terkecuali Menteri Huosheng yang sedari tadi tak mengalihkan pandangan, ia merasa jika Hangnim yang sekarang telah berubah. Sangat berbeda dari yang sebelumnya. "Kau--" "Aku diundang kesini untuk makan, diam lah dan jangan membuat nafsu makanku hilang, Selir Yuen." Sedikit demi sedikit Hangnim mendapatkan ingatan tentang pemilik tubuh ini, ia sudah mulai mengetahui siapa saja para anggota kediaman. Ia tahu betul bahwa semua orang yang ada dimeja makan adalah orang-orang yang membenci dirinya. Jongyu dan Riuyu adalah putra putri Yuen. Ayahnya memiliki dua istri, yaitu Ibu kandung dari Hangnim dan juga Selir Yuen. Hangnim adalah anak tunggal, sedangkan Yuen memiliki dua anak. Riuyu sangat membenci Hangnim karena merasa tertandingi, memang bahwa Hangnim memiliki paras cantik alami dan mampu membius siapapun yang menatapnya. Riuyu juga iri karena gelar Hangnim sebagai Putri bangsawan murni, tidak seperti dirinya yang hanya merupakan anak Selir yang bahkan berasal dari keluarga miskin sebelumnya. Selir Yuen awalnya adalah seorang perempuan penggoda yang merangkak naik ke ranjang junjungannya, dengan tipu muslihat ia akhirnya menduduki gelar Selir oleh Menteri Huosheng. Sedangkan Ibu kandung dari Hangnim adalah bangsawan yang menduduki jabatan sebagai kepala pengawas kemasyarakatan di kekaisaran Dongyin. "Sudahlah, mari kita makan dengan tenang. Setelahnya, aku akan mengatakan sebuah informasi pada kalian." Ujar Housheng menengahi, apalagi ketika ia melihat tatapan kesal dari putrinya. Selir Yuen dan Riuyu saling melirik dan mengepalkan tangan, mereka sudah tak sabar ingin membalasnya. 'Tunggu saja pembalasanku, anak sialan.' Batin Selir Yuen dengan kejam. Akhirnya acara sarapan dilaksanakan dengan tenang, Hangnim memakan makanannya dengan anggun dan tenang. Itu semua tak luput dari pandangan semua orang yang ada dimeja makan, perubahan Hangnim mengejutkan mereka. Sedangkan yang ditatap hanya diam dan menikmati makanannya, padahal ia sendiri juga merasakan tatapan-tatapan durjana dari sekitarnya, Hangnim tak mau mengambil pusing hal itu. Meraih sepotong kain, Hangnim mengusap bibirnya dengan pelan. "Aku sudah selesai, aku permisi." Hanginim hendak berdiri dari duduknya, tapi Huosheng menghentikan kegiatan gadis itu. "Tunggu, Ayah memiliki informasi yang perlu kalian dengar." Hangnim menautkan alisnya. "Aku? Biasanya aku tidak diperlukan." Perkataan menohok dari Hangnim lagi-lagi membuat mereka terkejut, kenapa gadis itu berubah menjadi sangat cuek dan masa bodo. Selir Yuen dan Riuyu saling bertatapan, entah apa yang sedang dipikirkan oleh ibu dan putrinya itu. Huosheng menarik napas dalam-dalam, jujur saja ia merasa sakit saat mendengar ucapan anaknya yang sangat-sangat benar. Ia hanya akan mengundang Hangnim makan bersama jika ada keperluan saja, jika tidak, maka Huosheng akan memerintahkan dayang untuk mengantar makanan ke kamar anaknya. Itu semua sudah menjadi kode, kode agar Hangnim tidak perlu ikut makan bersama anggota keluarga. "Karena ini menyangkut dirimu," tukas Huosheng, mau tak mau akhirnya Hangnim kembali duduk dengan pandangan menelisik tajam ke arah sang ayah. Putri Riuyu mengukir senyum sinis, ia berharap bahwa Hangnim akan segera ditendang dari kediaman hingga hanya akan ada dirinya seorang yang menjadi Putri dari Menteri Huosheng. Mendapat tatapan menusuk dari putrinya, itu membuat Huosheng sedikit gugup, Hangnim mengibarkan aura membunuhnya. "Mengingat dekrit dari Kaisar Dongyin, bahwa Putri Hangnim dan Putra Mahkota Lizhuo sudah lama dijodohkan sejak dari mereka berusia lima tahun, acara pernikahan akan segera dilangsungkan beberapa bulan dari sekarang." ujar Huosheng. Selir Yuen dan Putri Riuyu tersedak ludah sendiri, sedangkan Putra Jongyu hanya menanggapi dengan biasa-biasa saja. Hangnim mendongak menatap tajam tepat dimata sang ayah, hatinya terasa kesal. "Aku menolak!" Tukas Hangnim. Perkataan Hangnim mampu membuat Huosheng amat sangat terkejut, dulunya Hangnim sangat mencintai Putra Mahkuota Lizhuo bahkan sampai tahap tergila-gila. Saat berusia sepuluh tahun, Hangnim selalu mengekori Lizhuo kapanpun dan dimanapun. Putra Mahkota Lizhuo, seorang pria dingin yang tak tersentuh. Bahkan ia tidak berniat melirik gadis-gadis yang suka rela menawarkan tubuh padanya, Lizhuo terkenal akan wajah datar dan suka untuk pergi berperang melawan musuh dengan kejam. Lizhuo tidak ingin dipusingkan dengan jenis kaum wanita, baginya wanita itu merepotkan. Lea Hangnim berpikir, betapa bodohnya Jia Hangnim yang menyukai Putra Mahkota itu?! "Kenapa tiba-tiba menolak dekrit ini, bukankah selama ini kau menyukai Putra Mahkota Lizhuo?" Tanya Huosheng dengan amat penasaran. "Aku berubah pikiran, aku sudah tidak lagi menyukainya. Lebih baik batalkan saja pernikahan ini." Selir Yuen dan Riuyu saling menatap dan melempar seringai, dengan ini maka Riuyu bisa menggantikan posisi Hangnim untuk menjadi calon permaisuri dari putra mahkota. Memang sebelumnya mereka telah mengancam Jia Hangnim agar menolak perjodohan ini. "Suamiku, Hangnim telah menolaknya. Lebih baik kau membatalkan pernikahan mereka, atau Riuyu bisa menggantikan Hangnim sebagai calon istri Putra Mahkota Lizhuo." Selir Yuen mengusap pelan punggung tangan suaminya. "Tidak bisa! Dekrit perjodohan sudah atas nama Lizhuo dan Hangnim, dan Kaisar Dongyin pun hanya mau Hangnim lah yang menjadi menantunya." Tukas Huosheng. Riuyu menekuk muka dengan kesal, lagi-lagi Hangnim. Kenapa selalu Hangnim yang mendapat keberuntungan? 'Hangnim sialan!' Riuyu sangat membenci Hangnim. "Kau tidak bisa menolak perjodohan ini, Jia Hangnim. Dan seminggu lagi kau diharuskan berkunjung ke istana untuk lebih mengenal calon suamimu." Sial! Hangnim mati kutu, dengan terpaksa ia menganggukkan kepala. Namun, dibalik itu semua Hangnim sedang merencanakan cara untuk membatalkan perjodohan ini. Ia tidak siap jika harus menikah, dirinya masih ingin bebas melajang selama mungkin. Tak ingin terikat peraturan suami, juga tak ingin pergerakannya dibatasi. Bahkan pada zamannya, ia memiliki rencana untuk tidak pernah menikah sama sekali. Tapi sekarang.. dirinya terlempar ke zaman antah berantah, dan dipaksa menerima dekrit perjodohan. Huh. Sial!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN