Alfi terbangun, ia menoleh ke arah ranjang. Alia berbaring miring dengan menghadap ke arahnya. Alfi memiringkan tubuhnya, agar ia bisa puas menatap wajah istrinya. Wajah cantik, dan lembut, yang hanya dipersembahkan untuknya, tidak diperlihatkan di depan pria lain, selain keluarga. Lampu di langit-langit kamar tidak dimatikan. Alfi tahu alasannya, karena kedua anak mereka tidak suka tidur di dalam gelap. Alfi menatap lekat wajah Alia. Selama mereka berumah tangga, tidak pernah ada pertengkaran. Sekarang Alfi tahu kenapa mereka tidak pernah bertengkar. Bukan karena dirinya suami yang hebat. Tapi, karena Alia tak pernah mengeluh sedikitpun. Alia tidak pernah meminta apa-apa. Dan, baru sekarang Alfi memikirkan itu. Baru sekarang ia sadar kalau istrinya istimewa. Baru sekarang ia sadar, Alia