Tigapuluh enam

1170 Kata

Wingga duduk dengan tidak tenang di meja makan di dapurnya. Dia terlanjur berjanji pada istrinya untuk membiarkan Stevany memasak hari ini. Janji yang terucap tanpa di saring karena iming-iming jatah malam tadi. Wingga ingin memutar waktu dan melakukan negosiasi ulang dengan sang istri yang sedang asik memainkan pisau itu. "Hati-hati!" Teriak Wingga tanpa sadar ketika Stevany memotong sosia dengan asal. Sial! jantungnya berdetak kencang karena ketakutan stevany melukai dirinya. "Bagaimana cara memecahkan telur, Yang?" Tanya Stevany sambil menimang dua buah telur di masing-masing tangannya. "Kamu cukup menjelaskan, nggak usah ke sini!" Perintah Stevany dengan tegas ketika Wingga berdiri dan menghampirinya. "Sebenarnya kamu masak apa, sih?" Tanya Wingga penasaran seraya kembali duduk.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN