Seminggu telah berlalu, sejak pembicaraan mereka di meja makan. Wingga bersyukur Stevany tidak mengungkit masalah mereka lagi. Tapi dia juga meradang pasalnya selama seminggu itu tidak sekali pun dia mendapatkan jatahnya. Mau minta tapi malu, mengingat dia masih belum mendapatkan maaf dari Stevany. Wingga mengerang dalam hati kala Stevany melewatinya dengan pakaian tidur yang tipis berwarna hitam. Bukan hanya sekali tapi tiap malam Stevany memakai gaun tidur tipis yang menggoda. Wingga memijit pelan keningnya yang terasa berdenyut, kepalanya terasa pusing sekarang. "Sialan!" Makinya pelan lalu dengan cepat memasuki kamar mandi. Stevany terkejut saat mendengar pintu kamar mandi yang di tutup dengan kencang hingga menimbulkan suara berdebum. Stevany lalu terkikik saat mendengar makian W