"Kamu jadi ke butik hari ini?" Tanya Wingga seraya mengancingkan lengan kemejanya, dia sedang bersiap untuk berangkat ke kantor. Stevany yang sedang bermalas-malasan di ranjang hanya menggumam tidak jelas. "Jadi apa nggak?" Tanya Wingga lagi. "Iya, jadi! Nanya mulu ih." Stevany menghempaskan selimutnya dengan kesal. Dia lalu berjalan ke kamar mandi sambil bersungut-sungut. Wingga menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bingung di mana lagi salahnya. Sejak kemarin wanita itu memang sangat sensitif, dia sangat mudah marah bahkan hanya karena hal sepele, begitu juga sebaliknya, tiba-tiba saja menangis hanya karena dia tidak sengaja menginjak semut di halaman rumah mereka. "Sayang, aku tunggu di bawah, iya!" Seru Wingga dari depan pintu kamar mandi. Tidak ada sahutan dari dalam kamar man