Wingga kembali dengan menenteng kantong berisi beberapa jenis obat penurun demam. Dia tidak tahu merek yang mana yang cocok dengan Stevany, karena itu dia membeli dengan semua merek. Wingga memasuki kamar Stevany lalu mengernyit ketika tidak mendapati wanita itu di ranjang. "Vany!". Panggilnya seraya meletakkan obat dan air mineral yang dia beli tadi. Tidak ada sahutan sama sekali. Namun dia mendengar suara percikan air dari kamar mandi. Wingga memutuskan untuk menungu, dia duduk ujung ranjang Stevany sambil memainkan ponselnya. Wingga mengangkat kepalanya saat mendengar pintu terbuka. Matanya membulat sempurna ketika melihat Stevany keluar dari kamar mandi hanya dengan sehelai handuk, rambut panjangnya di biarkan tergerai basah bahkann ujungnya masih meneteskan bulir-bulir air. Dan sep