Stevany terus merengek pada Wingga. "Wingga, panas" Dia menarik gaunnya ke atas, memperlihatkan pahanya yang putih mulus bahkan ujung celana dalamnya yang berwarna hitam berenda. Stevany mendekat dan menggesekkan tubuhnya ke tangan Wingga. "Wingga," rengeknya lagi. Stevany semakin tidak mengerti dengan tubuhnya, rasanya panas dan gatal. Dia ingin di dentub, tapi tidak tahu bagian tubuhnya yang mana. Namun saat d**a nya mengenai tangan kekar Wingga, Stevany merasa enak dan ketagihan. Dia semakin mendekatkan dirinya kepada Wingga mengikis jarak diantara mereka. "Stevany Raharja," geram Wingga, memperingati Stevany. Dia sedang berusaha keras untuk berkonsentrasi menyetir. Dia yakin ada yang salah dengan Stevany, sejak wanita itu meminum, minuman yang seharusnya untuk Wingga. Stevany tida