Matahari mulai menunjukkan atensinya melalui sinarnya yang terang, alarm ponsel juga berdering memekakan telinga, Wingga yang sudah terjaga sejak pukul Lima tadi mengulurkan tangannya untuk mematikan alarm agar tidak mengganggu tidur istrinya, dia masih ingin memandangi wanita yang terlelap di sisinya. Dengan Stevany yang terlelap seperti ini, Wingga bisa dengan leluasa memandangi wajah Stevany. Mulai dari mata hingga bibir tipis milik Stevany, semuanya membuat dia tidak bisa mengalihkan matanya bahkan sedetik pun. Wingga akui kalau dia sudah mulai menaruh hati pada wanita yang berstatus istrinya itu. "Maaf." Bisik Wingga pelan tepat di telinga istrinya. Sungguh Wingga sangat menyesal karena tidak mempercayai istrinya. Wingga juga kecewa pada sahabatnya, Randy yang berniat membuat hub