Perjalanan Menuju Silenluna

2658 Kata
ASAEL Endoria, 1012 ''Apakah kamu serius akan mencarinya?''seru Gaspar tidak percaya. ''Ini satu-satunya cara untuk mendapatkan bunga itu.'' ''Apa tidak ada cara lain untuk mendapatkan bunga itu? Leprechaun adalah makhluk yang paling licik dan makhluk itu juga berbahaya. Dia bisa memperdayaimu.'' ''Aku tahu, tapi tidak ada cara lain hanya Leprechaun yang mengetahui di mana bunga itu.'' Aku menoleh ke samping di mana Rose sedang tertidur.''Aku harus mencarinya demi kesembuhan Rose.'' Gaspar menghela napas panjang. ''Baiklah. Kapan kamu akan pergi mencarinya?'' ''Sekarang juga. '' ''Baiklah. Aku akan menemanimu pergi mencarinya.'' Aku mengangguk menyetujui usulnya. ''Aku akan bersiap-siap.'' Gaspar dan istrinya keluar kamar Rose dan menghilang di balik pintu. Aku menatap Rose dan mengenggam tangannya yang putih dan kurus. ''Aku pasti akan menyembuhkanmu dan menyelamatkanmu dari kematian. Jadi bertahanlah!'' Tak lama kemudian, Gaspar mamasuki kamar Rose dengan membawa tas ransel dan di belakangnya Emma, istri Gaspar terlihat sesegukan menangis. ''Sudahlah jangan menangis lagi. Aku pergi tidak akan lama. Aku akan segera kembali.'' Gaspar berusaha menenangkan istrinya. Emma menubruk tubuh suaminya dan memeluknya dengan erat. ''Cepatlah kembali! Kami semua membutuhkanmu.'' ''Aku tahu. Aku akan segera kembali membawa bunga itu untuk menyembuhkan putri kita.'' Gaspar bersiap-siap membuka pintu portal menuju kota Morvia, tapi beberapa kali pun Gaspar mencobanya, pintu portal menuju Morvia tidak terbuka. ''Apa yang terjadi?''tanya Gaspar kebingungan.''Apa mantra yang aku ucapkan ada yang salah?''tanyanya lagi. ''Aku rasa tidak ada yang salah. Mungkin pintu menuju ke sana sekarang tertutup, karena suatu alasan. Terpakasa kita pergi ke sana dengan jalan kaki,''kataku. ''Apaaa? Tapi itu akan memakan waktu banyak, sedangkan Rose tidak dapat menunggu lagi.'' Aku kemudian memberikan sebotol ramuan berwarna cairan hijau pekat kepada Emma untuk diberikan kepada Rose. ''Berikan itu sehari dua kali . Ramuan itu akan memperlambat proses matinya sel darah merah,''kataku.''Semoga kita kembali tepat waktu.'' Emma mengenggam erat botol itu seolah botol itu adalah bagian nyawa dari putrinya.''Kalian cepatlah kembali!'' ''Kami akan segera kembali. Ayo kita pergi, Mr. Merrywheater!" Sebelum pergi Gaspar memeluk istri dan anak-anaknya lain. *** Dalam perjalanan kami mencari Leprechaun, Gaspar bercerita tentang keluarganya yang selama ini tidak banyak diketahui orang . Ia bercerita sebenarnya ia salah satu anggota keluarga Rosewheater, karena kesalahan kakeknya Clementine yang mencoba membunuh raja , para penduduk Endoria jadi membenci keluarganya. Sejak kecil ia dan keluarganya terpaksa harus pergi dari Endoria, berpindah-pindah tempat dari desa ke desa menjauh dari pusat keramaian. Setelah bertahun-tahun kemudian ia yang telah menikah dan memiliki anak memilih menetap di Ravenwood, kota yang paling dekat dengan Endoria. Gaspar juga mengubah nama keluarganya menjadi Merrywheater dan ternyata itu berhasil. Tak seorang penyihir pun yang mengenali Gaspar sebagai anggota klan Rosewheater. Aku cukup terkejut dengan ceritanya. Gaspar menoleh ke arahku dan bertanya,''Jadi apa pendapatmu tentangku dan keluargaku setelah kamu mengetahui siapa keluarga kami?'' ''Kalian keluarga yang baik dan suka membantu para penduduk Ravenwood lainnya. Tidak seperti kakek Anda yang jahat.'' ''Jadi itu pendapatmu?'' ''Ya. Tapi kenapa Anda mengatakan siapa kalian kepadaku?'' Gaspar kembali menoleh kepadaku yang berjalan di sampingnya dan dia tersenyum.''Karena kamu orang baik, Asael. Aku percaya kepadamu.'' ''Terima kasih atas kepercayaan Anda kepadaku, Mr. Merrywheater.'' Aku tidak mengatakan apa pun lagi selama perjalanan kami melewati perkebunan dan bukit-bukit rendah. Setelah dua jam perjalanan tanpa henti, kami memutuskan untuk beristirahat dan makan siang. Gaspar memasak sup kentang untuk makan siang kami. Sup buatan Gaspar ternyata sangat enak sekali bahkan lebih enak dari masakan ibuku sendiri. Bayangan ibuku dengan wajah yang sangat galak membuatku merinding ketakutan bahkan hanya membayangkannya bulu romaku langsung berdiri semua, ketika aku mengatakan sup kentang buatannya tidak enak dan rasanya hambar. Setelah makan siang , pikiran yang sempat mengangguku kembali muncul dan aku memutuskan untuk bertanya kepada Gaspar yang sedang membereskan peralatan masaknya. '' Mr.Merrywheater, siapa penyihir yang menyerang keluarga Anda itu? Sepertinya dia tahu Anda salah satu anggota keluarga Rosewheather.'' Gaspar berhenti membersekan semua peralatan masaknya dan menghela napas panjang.''Entahlah. Aku sama sekali tidak tahu siapa dia dan kenapa dia bisa tahu siapa keluargaku.'' ''Sebaiknya Anda harus lebih berhati-hati dari sekarang. Mungkin penyihir itu akan datang lagi.'' ''Aku tahu.'' Setelah selesai membereskan peralatan masak, Gaspar kembali bertanya kepadaku.'' Di mana kita akan menemukan Leprechaun? Pasti Morvia itu luas sekali.'' ''Di Silentluna. Itu yang aku dengar tentang keberadaan mereka. Setidaknya itu yang tertulis dibuku di mana kita bisa menemukan para makhluk sihir.'' ''Oh begitu. Apa kamu tahu tempatnya?''tanyanya lagi. ''Aku tidak tahu. Kita akan mencarinya setelah sampai di sana.'' Gaspar menganggukkan kepalanya dan tiba-tiba raut wajahnya berubah menjadi tidak yakin.''Apa kita nanti akan di izinkan masuk ke sana?'' ''Sebenarnya aku tidak tahu. Apa Ratu peri Odessa akan mengizinkan kita masuk atau tidak. Semoga saja ratu peri akan mengizinkan kita masuk.'' ''Itu artinya kita akan pergi masuk ke The Quiet Wilds untuk mencapai Morvia ?''tanya Gaspar. ''Benar. Itu jalan terdekat menuju Morvia. Apa ada masalah kalau kita lewat sana?'' ''Tentu saja tidak. Hanya saja para Driud Antlers tinggal di sana.'' ''Iya mereka tinggal di sana. Apa Anda punya masalah dengan mereka, tuan Gaspar?'' ''Oh tentu saja tidak, tapi aku punya kejadian yang kurang mengenakan dengan salah satu dari mereka. Aku pernah berselisih paham dengan dengan salah satu druid. Aku pernah menuduhnya mencuri apel, ketika berjualan di pasar dan druid itu marah kepadaku . Ternyata aku telah salah menuduhnya. Apel itu di ambil oleh anak laki-lakiku yang paling kecil. Aku sudah minta maaf, tapi sepertinya druid itu masih marah kepadaku.'' ''Aku yakin druid itu pasti sudah memaafkanmu.'' Raut wajah Gaspar terlihat tidak begitu yakin , lalu kami melanjutkan perjalanan kami lagi, tapi tiba-tiba Gaspar kembali bertanya.''Kenapa kita tidak melakukan teleportasi saja?'' ''Anda kan tahu kalau teleportasi tidak bisa digunakan dalam jarak jauh.'' "Ya . Kamu benar.'' *** Saat kami tiba di The Quiet Wilds 3 hari kemudian, hari sudah menjelang sore. Sepertinya kami harus menginap di dalam hutan. Hutan itu ternyata adalah sebuah hutan yang cukup angker dan nampak begitu sepi seperti namanya. Jantungku berdebar semakin kencang saat memasuki hutan itu. Gaspar mencengkeram lenganku dengan kuat dan tubuhnya tegang sekali. ''Apa di sini banyak hewan buas atau makhluk sihir berbahaya?''tanya Gaspar. ''Aku tidak tahu. Mungkin iya mungkin juga tidak.'' ''Sebaiknya kita tidak masuk ke hutan ini. Hutan ini nampak seram.'' ''Aku juga sama seperti Anda takut dengan suasana seram di hutan ini, tapi kita harus melanjutkan perjalanan. Kita tidak punya waktu lagi dengan berjalan memutar hutan ini. Itu akan membutuhkan waktu satu hari.'' ''Ya...ya kau..kau me..memang benar.'' ''Mr. Merrywheater, tenanglah! Tidak akan terjadi apa-apa.'' Kami tetap terus berjalan di sepanjang jalan setapak hutan ini dengan hati-hati dan pelan-pelan. Aku menajamkan indra pendengaranku , jika ada suara yang mencurigakan. Semakin kami masuk ke kedalaman hutan, pohon-pohon di hutan ini menjadi sangat rapat sekali , sehingga tidak memberikan kesempatan kepada matahari untuk menembuskan cahaya hangatnya. Selama perjalanan, kami tidak menemukan hal-hal yang aneh dan berbahaya, tapi tetap saja hutan ini membuat kami takut. Apa lagi kabut di dalam hutan ini menjadi semakin tebal dan udara di sekeliling menjadi terasa dingin. Tiba-tiba suara-suara yang berasal dari semak belukar di depan kami, membuat kami melonjak terkejut. ''Apa itu di sana?''bisik Gaspar. ''Aku tidak tahu.'' Kami tetap diam di tempat kami berdiri, tidak bergerak sama sekali, memperhatikan apa yang berada di balik semak belukar itu, kemudian sesuatu keluar dari sana berupa siluet hitam dengan ukuran tubuh sekitar 170 cm. Gaspar semakin kuat mencengkeram lenganku. Pikiranku mulai dihinggapi oleh hal-hal yang buruk. Ada kemungkinan sosok yang keluar dari semak itu adalah makhluk sihir jahat dan aku harus bersiap-siap melawannya. Sosok itu terus berjalan ke arah kami, sedikit demi sedikit mulai terlihat wujudnya. Kami berdua sangat terkejut saat melihat sosok itu. Sosok itu ternyata adalah seorang druid laki-laki dengan napas terengah-engah dan wajahnya terlihat sangat cemas. Dia terkejut saat melihat kami. Druid itu berlari ke arah kami. ''Apa...apa kalian penyihir?'' ''Iya. Kami penyihir,''jawabku. Raut wajah Druid Antlers yang berbalut jubah hijau itu sedikit lega.''Syukurlah!'' Aku dan Gaspar saling memandang tak mengerti. ''Aku sedang dalam perjalan menuju Aerilon untuk mencari seorang dokter penyihir. Apakah kalian bisa membantuku?''tanyanya kemudian. ''Temanku ini kebetulan seorang dokter penyihir,''kata Gaspar sambil menunjuk ke arahku. Druid itu nampak terkejut sekaligus senang. Ia menatapku dengan mata berbinar-binar. ''Benarkah?''tanyanya kepadaku. Aku mengangguk. ''Ka-kalau begitu kalian harus ikut aku karena aku butuh bantuan kalian. Adik perempuanku sakit . Kami sudah mencoba mengobatinya, tapi tidak sembuh juga.'' ''Baiklah. Tunjukkan tempatnya!'' Tuan Gaspar menahan lenganku dan membawaku sedikit menjauh.'' Kita tidak punya waktu lagi. Kita harus segera pergi ke Morvia,''katanya dengan setengah berbisik. ''Itu benar, tapi aku harus memeriksa adiknya terlebih dahulu. Aku tidak bisa membiarkannya begitu saja. Aku janji ini tidak akan terlalu lama. Setelah selesai kita langsung pergi ke Morvia dan lagi pula ini sudah hampir malam. Kita butuh tempat bermalam mungkin saja para druid akan memberikan kita tempat untuk tidur dan sedikit makanan.'' ''Baiklah. Kamu ada benarnya juga.'' Kami berdua kembali menghampiri druid itu dan menyuruhnya untuk menujukkan di mana dia tinggal. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih setengah jam , kami tiba di sebuah perkampungan kecil tempat sebagian para druid tinggal. Beberapa gubuk-gubuk jerami di bangun dan beberapa api unggun telah menyala dengan sangat terang. Para wanita druid sedang sibuk memasak makan malam. Bau harum makanan langsung tercium olehku dan perutku langsung berbunyi .Aku yakin Gaspar pun merasakan hal yang sama. Beberapa dari mereka memperhatikan kami saat kami datang. ''Lewat sini!''kata Druid itu. Kami berdua mengikutinya dan akhirnya kami tiba di sebuah gubuk yang agak besar dan menyuruh kami masuk. ''Ayah, ibu aku sudah membawa seorang dokter penyihir,''kata druid itu. Orangtua druid itu berdiri dan mereka terlihat sangat senang. ''Terima kasih sudah datang. Aku Laurent Hilldred dan ini suamiku Abdhan Hilldred. Ini anakku Seraphin. Selamat datang di rumah kami.'' ''Aku Asael Larwood dan ini temanku Mr.Gaspar Merrywhetaer.'' Setelah saling memperkenalkan diri, druid yang bernama Seraphin itu, kemudian menceritakan kepada orangtuanya bagaimana cara menemukan kami di hutan. Ibu Seraphin menangis, karena anaknya telah menemukanku lebih cepat yang mereka duga, kemudian mereka membawaku ke sebuah kamar. Di sana seorang gadis remaja tengah berbaring lemah. ''Ini Seraphim putri kami,''kata Abdhan.''Kami tidak tahu apa yang terjadi dengannya. Tolong selamatkan putri kami!'' Tanpa banyak bicara lagi aku langsung memeriksanya, lalu membacakan sebuah mantra. Learxus me natiqua veroza et nuarluisis Gadis itu mulai melengkungkan tubuhnya dan dari mulutnya mengeluarkan cairan hitam pekat. ''Apa yang terjadi?''tanya Laurent panik. ''Putri Anda keracunan buah Marcone. Sekarang putri Anda baik-baik saja. Aku sudah mengeluarkan racun di tubuhnya,''kataku sambil mengelap mulutnya yang dipenuhi oleh muntahan cairan hitam. ''Keracunan buah Marcone?''Pekik Laurent terkejut. Aku mengangguk.''Benar. Sepertinya putri Anda telah memakan buah Marcone .'' ''Apa itu buah Marcone? Sepertinya aku baru pertama kali mendengarnya,''ujar Seraphin. ''Buah sihir paling beracun dan berbahaya di Endoria. Biasanya buah ini tumbuh di sekitar lembah Zenith dekat Crowfield. Buah ini berbentuk lonjong dengan warna pelangi. Buah ini akan berusaha menarik makhluk hidup di sekitarnya untuk memakannya dengan cara menghipnotis dengan baunya yang sangat harum yang akan membuat orang yang lewat di dekatnya akan tertarik untuk memakannya. Orang yang memakan buah ini tidak langsung merasakan efeknya. Efeknya akan terasa setelah satu jam memakannya , lalu tubuh akan terasa lemah dan mudah lelah disertai rasa pusing dan mual, kemudian akan mengalami beberapa halusinasi yang paling ditakuti oleh korban pemakan buah Marcone, karena buah ini dapat menyerap apa yang paling kita takuti. Setelah itu jatuh tak sadarkan diri selamanya sampai detak jantung berhenti. Tidak ada seorang pun penyihir yang berani memasuki lembah Zenith tanpa perlindungan diri, karena di sana banyak tanaman berbahaya yang sudah memakan banyak korban.'' ''Sebelum Seraphim jatuh pingsan , ia seperti mengalami halusinasi kalau dia dikerumuni oleh banyak lebah padahal tidak ada lebah satu pun di sekitarnya. Ia menjerit-jerit ketakutan sebelum akhirnya pingsan. Lebah adalah binatang yang paling ia takuti,''kata Abdhan. ''Apa putri Anda pernah pergi ke lembah Zenith?'' ''Tidak. Seraphim tidak pernah pergi ke sana ,''jawab Laurent. ''Ini aneh. Buah Marcone hanya bisa di dapat di sana dan tidak ada seorang pun yang dapat membawa buah itu dari sana,''kataku. "Sebenarnya Seraphim pernah pergi ke sana,''kata Seraphin nampak bersalah, karena telah menyembunyikan sebuah rahasia. ''Apa kamu bilang?''seru Abdhan marah. ''Maaf ayah aku tidak mengatakannya kepada kalian. Tadi pagi saat kami akan pergi ke pasar di desa Crowfield, aku berpisah dengan Seraphim di tengah jalan . Dia bilang akan pergi ke lembah Zenith untuk mengambil bunga Coryote merah untuk dijadikan ramuan cinta yang akan diberikannya kepada Samuel. Seraphim jatuh cinta kepadanya.'' ''Seharusnya kamu tidak membiarkan adikmu pergi ke sana,''seru Abdhan marah. ''Maafkan aku ayah. Aku yang salah.'' ''Sudahlah kalian jangan bertengkar lagi. Semua ini sudah terjadi,''kata Laurent yang berusaha menenangkan suaminya. ''Kalian sekarang tidak perlu cemas lagi. Nona Seraphim sudah tidak apa-apa sekarang. Racun buah Marcone sudah hilang dari tubuhnya. Terlambat sedikit saja mungkin nyawanya tak akan terselamatkan. Sekarang aku akan membuatkan ramuan untuknya.'' Aku bangkit dari kursi dan pergi ke belakang gubuk untuk membuat ramuan dibantu oleh Gaspar. Setelah selesai membuatnya, aku memberikan ramuan dengan cairan berwarna pink kepada mereka dan memberikan instruksi kepada mereka untuk meminumkan ramuan itu kepada Seraphim sebanyak tiga kali sehari. Ramuan itu hanya berupa ramuan untuk menguatkan tubuh gadis itu setelah tubuhnya digerogoti oleh racun buah Marcone. ''Terima kasih Mr. Larwood, Anda sudah menyelamatkan putri kami. Kalau Seraphin tidak bertemu dengan Anda di hutan mungkin Seraphim sudah tidak tertolong lagi.'' Laurent berkata sambil terisak menangis. ''Ini sudah tugasku Mrs. Hilldred.'' ''Kalian berdua sebenarnya akan pergi ke mana?''tanya Abdhan. ''Kami akan pergi ke Morvia.'' ''Perjalanan ke Morvia masih jauh. Kalian malam ini butuh istirahat yang cukup. Sebagai rasa terima kasih kami, kalian menginap saja di sini dan kami akan memberikan beberapa makanan untuk kalian dan untuk bekal besok. Bagaimana? Maaf hanya itu yang bisa kami lakukan untuk membalas kebaikan Anda, karena telah menyembuhkan putri kami,''kata Abdhan. ''Baiklah. Itu sudah cukup bagi kami.'' Saat kami keluar dari gubuk , hari telah benar-benar gelap. Seraphin mengantarkan kami ke sebuah gubuk kosong untuk kami tempati malam ini. Gubuk yang akan menjadi tempat kami bermalam hanya sebuah gubuk kecil yang di dalamnya terdapat dua tempat tidur dari ranting-ranting pohon yang di susun menjadi tempat tidur. ''Makanan akan segera di antar ke sini,''kata Seraphin. ''Terima kasih,''kataku dengan memasang wajah tersenyum. Seraphin yang hendak keluar gubuk tiba-tiba berbalik dan mata hijaunya menyala di keremangan cahaya lilin. ''Mr. Larwood, terima kasih sudah menyelamatkan adikku. Dalam hal ini aku sangat bersalah . Seharusnya aku tidak mengizinkannya pergi ke lembah zenith. Kalau sampai adikku meninggal, aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri.'' ''Ini bukan salahmu, jadi tidak perlu menyalahkan diri sendiri lagi.'' Seraphin menganggukan kepalanya dengan lemah. ''Bagaimana kalau aku mengantarkan Anda ke Morvia? Aku mengenal kota peri itu, karena aku sering pergi ke sana untuk beberapa urusan dan aku memiliki akses masuk ke kota itu. Kalau kalian pergi denganku mungkin kalian akan mudah memasuki Morvia.'' ''Ini sangat bagus. Jadi kamu tahu di mana bisa menemukan Leprechaun?''tanya Gaspar tiba-tiba dengan raut wajah senang. ''Ya. Aku tahu. Leprechaun tinggal di Silenluna, tapi untuk menangkap Leprechaun itu agak sulit. Makhluk itu pintar dan licik. Kalian harus berhati-hati jika sudah bertemu dengannya, tapi kalau kalian dapat mencuri gentong emasnya, Leprechaun akan mengabulkan tiga permintaan apa saja untuk kalian sebagai syarat pengembalian gentong emasnya.'' Aku menoleh ke samping di mana tuan Gaspar berdiri di sampingku. Ia terlihat sangat senang saat Seraphin memberitahunya tentang keberadaan Leprechaun. ''Bukankah itu tujuan kalian dan mengabulkan keinginan kalian?''tanya Seraphin.''Selama ini sudah banyak penyihir yang ingin mencuri gentong emasnya, tapi selalu tidak berhasil.'' ''Tujuan kami bukan itu,''kataku. Seraphin langsung menatapku.''Tujuan kami bukan untuk menangkapnya, tapi untuk urusan lain.'' ''Oh baiklah. Besok pagi jam tujuh, aku akan mengantar kalian ke sana. Selamat malam !'' Seraphin kemudian meninggalkan kami berdua dan kulihat Gaspar telah berbaring di tempat tidur. Pria itu sudah cukup kelelahan setelah melakukan perjalanan jauh, tapi perjalanan kami masih jauh dan semoga saja kami tidak terlambat menyelamatkan Rose dari kematian.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN