37. Mimpi Indah dan Buruk

2127 Kata

Akhirnya, Mas Al jujur tentang semuanya. Dia mau bercerita setelah aku terus mencecar pertanyaan. Bahkan ketika dia hendak menghindar, aku terus mengejarnya. Dan ternyata, teror yang dia dapat tak sesederhana bayanganku. Boneka hanyalah salah satu bentuk teror yang belum seberapa. Masih ada teror jenis lain yang menurutku justru lebih parah. Siang ini kami makan siang bersama di lab. Ini agar tidak ada dosen lain yang mendengar pembicaraan kami. Toh mereka juga tidak terlalu menaruh curiga kalau kami sering bersama karena mereka tahunya kami jadi dekat setelah serangkaian acara workshop di Jakarta. “Ngomong-ngomong, sekarang bonekanya di mana, Mas?” tanyaku ketika kami kompak membuka box nasi ayam yang dipesan secara online. “Di tempat yang aman.” “Ya di mana? Waktu ambil pakai sa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN