EDO Sepanjang jalan sampai ke kosan gue, Hana diam aja. Ya konyol sih emang gue. Baru dua minggu yang lalu gue bilang suka sama dia, ga nembak dia juga, eh tau-tau sekarang gue bilang cinta. Macam orang mabok kan? Tapi mau gimana, berhubung omongan yang udah keucap ga mungkin bisa ditarik lagi, dan gue jujur kok, jadi mau ga mau gue harus nerima bagaimanapun sikap dia. Perasaan gue, itu hak gue. Apakah Hana menerima, ya itu hak Hana. Gitu kan? "Hana mau ashar dulu?" tanya gue, biar pecahlah kebekuan di antara kami berdua. "Iya." "Ada mukena?" "Ada, Hana bawa." "Oke. Yuk, Edo temanin ke toilet." Hana mengangguk, lalu beranjak ke toilet, mensucikan dirinya sementara gue nunggu di depan pintu toilet. Kosan gue ini khusus cowok. Ada dua kamar yang berada di tengah rumah, berbatasan lan