"Geya? Naha di dieu?" tanya Ical. "Pulang sebentar, Mama sakit." jawab Geya dengan senyuman yang masih terlukis di wajahnya, walaupun gue bisa lihat tatapannya yang sendu. "Ya Allah... Nyeri naon?" "Ada penyumbatan di kepala." "Di rawat dimana, Ge?" tanya gue. Kenzo sontak natap gue. Lalu mengelengkan kepalanya, memberi isyarat agar gue ga perlu lagi mendekatkan diri gue dengan Geya atau keluarganya. Ya, gitulah Kenzo, di antara kita berempat Kenzo yang paling protektif. Kadang over malah. "Ga jauh dari sini." Gue diam. Kenzo udah melototin gue. "Edo..." lirih Geya. Gue kembali memalingkan kedua netra gue menatap Geya. "Bisa ngobrol berdua?" Ga mungkin kan gue bilang ga bisa? Gue menarik tuas pintu mobil di sisi gue, keluar dari mobil, beranjak mendekati Geya. Tepat ketika gue