"Maaf tadi ada telepon," kata Adam sambil kembali duduk di sofa ruang tamu. Duduk di hadapan Liani seperti semula. Ia sangat penasaran kenapa Liani datang ke apertemantnya malam-malam, bukan di jam kerja. Liani menatap Adam. Tatapannya berbeda seperti biasanya. "Semoga aku tidak menganggu anda, Tuan Adam." "Adam menggelengkan kepalanya cepat. Tidak. Aku sama sekali tidak terganggu. Ada apa memangnya?" tanya Adam lagi sambil mengambil minuman kaleng yang ada di meja. Keleng itu sudah terbuka penutupnya dan Adam tidak menyadari sesuatu yang aneh. Tadi saat Adam berbicara di telepon dengan Dewi di ruang tengah, Liani buru-buru memasukan sesuatu pada minuman kaleng milik Adam. Tanpa curiga sedikit pun dan menyadari jika minuman kalengnya tadi belum terbuka, Adam langsung menenggaknya.