Akhirnya mobil Hasan sampai juga di rumah mereka. Lampu teras sudah dinyalakan. Namun saat ini cahaya kurang terang untuk membantu menerangi bagian depan rumah. Hasan memijakkan kaki pelan pada pedal rem. Dan mobil sedan hitam itu terpakir rapi di halaman rumah. “Lupakan saja hal yang tadi kita bicarakan,” kata Hasan sambil melihat lurus ke arah depan. Ia sama sekali tidak menoleh untuk menatap ke arah Keysa. “Apa kamu marah?” tanya Keysa lirih. Hasan menggeleng. “Tidak. Aku justru senang kamu berbicara jujur padaku. Karena aku tahu, sulitnya berbicara jujur,” jawabnya dan kemudian memandang ke arah Keysa dengan tatapan penuh arti. Saat ini Keysa masih belum menyadari apa maksud dari tatapan Hasan padanya itu. Tersirat rahasia di manik mata suaminya itu. Juga tergurat kecewa dan ket