Karena merasa tidak tega membiarkan Nayyara pulang sendirian dengan keadaan pincang, akhirnya Liam mengalah. Meski sebenarnya sangat malas dan banyak pekerjaannya, Liam tetap tidak tega. Dia seorang pria, tak seharusnya membiarkan Nayyara dalam keadaan susah begini sendirian. Apalagi tadi gadis itu berbaik hati membawakannya makan siang yang begitu enak. Mood Liam lebih baik ketika memakan makanan itu. Belum sempat Nayyara keluar dari ruangan Liam, segera dia hentikan. "Tunggu sebentar, ya sudah ... biar saya yang antar." Liam mengambil jas yang tersampir di kepala kursi kebesarannya. Mengenakan cepat jas tersebut. "Ayo!" Senyum Nayyara merekah sempurna, gadis itu langsung mengangguk. Nayyara melangkah pelan di bantu oleh Liam. Ketika di depan ruangan Liam, Nayyara melihat Aulia dengan