“Kamu kenapa, sih, Mas? Pulang-pulang suntuk gitu?” Rose mengikuti Alexander sampai ke kamar hanya untuk menuntut penjelasan sikap dingin sang suami di depan sekretaris cantiknya tadi. Alexander belum menyahut. Disampirkannya jas, lalu melonggarkan ikatan dasinya. Setidaknya dia harus sedikit berberes untuk pesta kecil-kecilan atas keberhasilan Atmadja Corp memenangkan tender kosmetik tersebut. “Mas!” Rose menyentak lagi, lalu mendekati Alexander. “Apa, Mas? Aku bikin salah lagi? Kayaknya aku nggak pernah benar di mata kamu, ya!” Alexander hanya ditelan kecemburuannya saja. Menganjur napas panjang, lalu mengukir senyum tipis. “Aku mau mandi, siapkan bajuku.” Rose menanti dengan was-was sembari menunggu Alexander menyegarkan diri. Setengah jam berlalu, Alexander bersiap-siap di depan