Bab 62. Pengakuan

1002 Kata

Usai santapan utama, menit diisi dengan cengkrama keluarga besar. Samantha berkesempatan menggendong si kecil Morgan dari gendongan Rose. Duduk sambil menimangnya, Akira tersenyum sambil ikut menjawil pipi gembul si bungsu tersebut. “Anteng, ya, si dedeknya,” kata Akira, gemas. “Dulu lahirnya juga nggak rewel, loh, Ra. Pasti gedenya nggak cerewet kayak mas-nya,” usil Samantha sambil memautkan bibir pada Ruby yang berada di samping duduknya. Ruby mesem-mesem saat om-nya menjahilinya. Dia lengket di samping duduk papanya. Sejak tadi Rose tak terlihat, lebih memilih berada di dapur untuk membantu si bibi setelah jamuan. “Lucu baby-nya, kan? Ayo, dong! Nyusul! Kapan lagi, sih?” Winda menimpali dengan cerewetnya. Sontak, senyum Akira memudar. Sebelumnya, dia telah mengeluhkan pada Samantha

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN